Hermeneutik adalah ilmu atau keahlian menginterpretasi karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya. Sedangkan proses penafsirannya bisa dipecahkan secara bertahap.
Interpretasi keseluruhannya tidak dapat dimulai tanpa pemahaman bagian-bagiannya, tetapi interpretasi bagian mengandaikan lebih dahulu pemahaman keseluruhan karya itu. Dalam praktek interpretasi sastra lingkaran itu dipecahkan secara dialektik bertangga, dan lingkarannya sebenarnya bersifat spiral: mulai dari interpretasi menyeluruh yang bersifat sementara kita berusaha untuk menafsirkan anasir-anasir sebaik mungkin; penafsiran bagian-bagian pada gilirannya menyanggupkan kita untuk memperbaiki pemahaman keseluruhan karya, kemudian interpretasi itulah pula yang memungkinkan kita untuk memahami secara lebih tepat dan sempurna bagian-bagiannya dan seterusnya; sampai pada akhirnya kita mencapai taraf penafsiran di mana diperoleh integrasi makna total dan makna bagian yang optimal.
Proses interpretasi yang bertangga berdasarkan asumsi atau konvensi ataupun aksioma bahwa teks yang dibaca mempunyai kesatuan, keseluruhan, kebulatan makna dan koherensi intrinsik. Dalam masyarakat sastra yang menganut konvensi dasar bahwa sebuah karya tidak harus mempunyai makna yang homogen, menyeluruh dan terintegrasi. proses interpretasi tidak mungkin dikuasai oleh lingkaran hermeneutik yang hanya dapat dipecahkan secara ber- tangga. Tetapi tentang tradisi sastra di dunia Barat yang dominan dapat dikatakan bahwa secara eksplisit atau implisit prinsip struktur koheren tadi dipertahankan; pembaca Barat yang baik atau dianggap baik dari awal mulanya berlatih dan dilatih (di sekolah!) untuk me- mecahkan lingkaran hermeneutik dan mencari makna total sebuah karya sastra; setiap bagian dan anasir karya itu diberikan tempat yang selayaknya dalam penafsiran karya yang menyeluruh, dan sekaligus menyumbang aspek hakiki pada keseluruhan makna karya tersebut. Kalau seorang pembaca tidak berhasil mencapai interpretasi integral dan total, tinggal hanya dua kemungkinan: karya itu gagal, atau pembaca bukan pembaca yang baik: kemungkinan ketiga tidak ada.
Pendekatan hermeneutik memungkinkan analisis teks yang lebih mendalam dengan mempertimbangkan konteks budaya dan sosial. Ini penting dalam memahami makna yang terkandung dalam teks sastra, yang sering kali kompleks dan multidimensi. Hermeneutik juga membantu dalam mengungkapkan makna tersembunyi dan implisit dalam teks, yang mungkin tidak terlihat melalui pendekatan analisis yang lebih konvensional.
Hermeneutika memainkan peran krusial dalam mengungkap makna mendalam teks sastra, tidak hanya melalui kata-kata yang tersurat tetapi juga melalui konteks budaya dan historis di mana teks tersebut dihasilkan (Sokar, 2019). Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat menghargai kompleksitas teks sastra dan mengaitkannya dengan realitas sosial yang lebih luas, memberikan pemahaman yang lebih dalam dan nuansa baru terhadap karya sastra yang dipelajari.
Referensi:
Afif, M., Pratama, A. R., Putra, F. A. A., & Ridwan, M. H. (2024). Kajian Hermeneutik terhadap Teks Sastra Indonesia Modern dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Morfologi: Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya , 2 (5), 100-108.
Teeuw, A. (1984). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. (No Title) .