Sragen: Dari Manusia Purba Hingga Tempe Busuk

maxresdefault
Foto : youtube/sragen.today

Bagi sebagian orang, Sragen merupakan nama daerah yang masih asing untuk didengar. Padahal kalau kita mengulik lebih dalam, ada banyak sekali hal-hal unik yang bisa kita temukan di Kabupaten yang sering disebut Bumi Sukowati ini. Sragen terletak di Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Jawa Timur. Dulunya, Sragen menjadi bagian dari Karesidenan Surakarta, maka dari itu banyak orang yang salah mengartikan Sragen merupakan Kota Solo. Walaupun wilayahnya tidak terlalu luas, ternyata ada banyak sekali hal-hal yang bisa kita explore di Kabupaten Sragen.

Salah satu destinasi wisata yang paling terkenal di Sragen yaitu Museum Sangiran. Museum ini merupakan museum manusia purba yang terletak di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Museum Sangiran menyimpan puluhan ribu fosil dari zaman Pleistocen, lebih dari dua juta tahun yang lalu. Hingga saat ini terdapat lebih dari 13.000 fosil yang ada di Sangiran dengan beberapa fosil masih disimpan dengan baik di gudang penyimpanan. Sangiran menjadi situs penting penyambung pengetahuan asal-usul pra sejarah manusia yang bahkan sudah mejadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Beralih dari Sangiran, di Sragen terdapat destinasi wisata pemandian air panas yang biasa dikenal dengan Pemandian Air Panas Bayanan. Seperti namanya, air yang terdapat di pemandian ini merupakan air belerang panas yang dipercaya bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit seperti gatal, serta penyakit lain seperti rematik dan nyeri otot. Fasilitas yang tersedia di Pemandian Bayanan juga cukup komplet seperti kamar mandi, tempat makan, mushola,hingga taman bermain anak. Tempatnya yang teduh dan jauh dari keramaian kota menjadikan Pemandian Bayanan cocok sebagai tempat healing yang menenangkan.

Sragen juga merupakan Kabupaten yang menjunjung tinggi kebudayaan lokal. Sragen memiliki daerah penghasil batik yang sudah menyentuh skala ekspor. Daerah ini terletak di Desa Masaran, Kabupaten Sragen. Mayoritas warga di Desa ini merupakan pengrajin batik handal yang sudah menjadikan batik sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Motif batik Sragen yang paling terkenal yaitu Batik Kliwonan. Motif yang terkesan bebas dengan unsur flora fauna yang disisipi motif-motif baku seperti motif parang, kawung, sidoluhur, dan sebagainya menjadikan Batik Kliwonan memiliki nilai jual yang tinggi. Uniknya, motif batik ini berkembang dari motif batik Surakarta dan Yogyakarta yang dipengaruhi oleh karakter dari masyarakat Sragen yang tegas, sehingga guratan motif batik Sragen cenderung menyiratkan makna yang lebih tegas.

Tak hanya tempat wisata dan kebudayaan lokal, Sragen memiliki satu makanan khas yang masih eksis sampai sekarang, yaitu Nasi Tumpang. Hidangan ini terbuat dari nasi dengan lauk sayuran rebus dan diberi sambal tumpang. Salah satu bahan yang menjadikannya unik yaitu sambal tumpang yang digunakan dibuat dari tempe yang sudah busuk atau hampir busuk yang biasa disebut tempe semangit. Mungkin terdengar aneh dan mengherankan kenapa tempe busuk bisa digunakan sebagai bahan makanan. Tetapi jangan salah, tempe busuk di Sragen berbeda dengan tempe di daerah lain sehingga cocok untuk jadi bahan masakan. Tenang saja, tempe busuk ini sama sekali tidak membahayakan. Sebaliknya malah, nasi tumpang memiliki banyak gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Tak heran, makanan ini banyak diburu sebagai menu sarapan. Harganya juga relatif terjangkau, cukup Rp3000-Rp7000 saja, nasi tumpang siap menjadi makanan pengisi perut agar semangat untuk bekerja.