Sosmed Penyebab Mental Gen Z Lemah, Benarkah?

Gen Z atau generasi Z mengacu pada generasi yang lahir antara tahun 1996 sampai 2010, setelah generasi milenium. Generasi Z merupakan generasi yang dibesarkan oleh internet dan media sosial. Munculnya stigma lemahnya mental gen Z dikarenakan generasi ini lebih terbuka dalam membicarakan mengenai kesehatan mental baik itu dengan teman atau di media sosial.

Kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Jadi, kesehatan mental merujuk pada bagaimana individu beradaptasi serta berinteraksi dengan baik di lingkungan sekitarnya.

Dr. Bahrul Fuad, M.A. yang merupakan aktivis HAM dan penggiat inklusi mengatakan bahwa lemahnya mental generasi Z hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, pada generasi sebelumnya kesadaran soal kesehatan mental belum seperti sekarang.

Menurut Presiden Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) Dr. Sandersan Onie, mengungkapkan bahwa generasi muda memang lebih rentan terkena depresi. Ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mereka jauh lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, 70% remaja dari berbagai ras, tingkat pendapatan keluarga, dan jenis kelamin, mengatakan bahwa kecemasan dan depresi adalah masalah yang paling banyak dialami oleh rekan-rekan mereka saat ini. Faktanya tantangan terbesar generasi Z adalah era digital muculnya media sosial ini yang mana akses mendapatkan informasi atau isu-isu dunia sangat mudah, sehingga terlalu banyak menangkap informasi serta isu-isu yang terjadi di sekitar maupun di dunia.

Dampak negatif dari media sosial yang mempengaruhi kesehatan mental generasi Z antara lain, yaitu selalu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain sehingga menurunkan rasa percaya diri dan menimbulkan iri hati, merasa dituntut harus selalu sempurna, dan menyebabkan FOMO (Fear Of Missing Out) akibatnya akan merasakan kecemasan dan yang paling buruk depresi, dsb.

Menggunakan media sosial dengan bijak adalah cara untuk menghindarkan diri dari “sisi gelap” media sosial yang dapat berujung pada gangguan kesehatan mental. Jadi, media sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental gen Z. Namun, bukan berarti mental gen Z lebih lemah dari pada generasi sebelumya hanya karena menjadi generasi yang berani untuk membicarakan kesehatan mental di media sosial. Generasi ini menyadari bahwa menjaga kesehatan mental itu merupakan hal yang penting.