Sintaksis Menyapa: Klausa Adverbial vs Klausa Adjectival

Pada sesi Sintaksis Menyapa kali ini, kita akan membahas mengenai salah satu objek kajian sintaksis, yaitu klausa. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa klausa terdiri atas beberapa jenis yang tentunya tidak mungkin kita bahas dalam satu sesi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan membahas 2 jenis, yaitu klausa adverbial dan klausa adjectival.

Selayang pandang pada materi sebelumnya, apakah teman-teman masih ingat apa itu. Sintaksis?

Sintaksis adalah salah satu subdisiplin linguistik yang berada dalam wilayah tata bahasa. Sebagai subdisiplin dalam tata bahasa, sintaksis membahas hal-hal yang meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Langsung saja kita menuju topik pembahasan utama sesi ini, yaitu klausa adverbia dan klausa adjektiva.

Jadi, apa itu klausa?

Chaer (2008) memberikan definisi klausa sebagai satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan sebagai keterangan. Sedangkan menurut Rahmatika dan Yuni (2020), klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas subjek dan predikat. Sejalan dengan pendapat tersebut, Alwi (2017) mengemukakan bahwa klausa merupakan konstruksi sintaktis yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.

Definisi klausa yang dikemukakan oleh para pakar pada dasarnya memiliki kesamaan bahwa sebuah klausa biasanya terdiri atas subjek dan predikat. Namun, unsur yang wajib ada dalam sebuah klausa adalah predikat.

Contoh:

  1. Anak itu handal
  2. Kayla rajin sembahyang
  3. Indah berpetualang
  4. Berjalan itu menyehatkan

Lantas, bagaimana dengan klausa adverbial dan klausa adjectival?

Menurut Alwi (2017), klausa adverbial adalah klausa yang berfungsi sebagai keterangan. Berbeda dengan objek dan pelengkap yang selalu terletak di belakang predikat, dalam suatu klausa keterangan pada umumnya letaknya bebas. Artinya, keterangan dapat terletak di depan subjek dan predikat, dapat terletak di antara subjek dan predikat, dan dapat terletak di belakang sekali. Hanya saja, keterangan tidak terletak di antara predikat dan objek, predikat dan pelengkap, karena objek dan pelengkap boleh dikatakan selalu menduduki tempat langsung di belakang predikat.

Perhatikan contoh berikut.

  1. Tina duduk lama di sini kemarin malam
  2. kemarin malam Tina duduk lama di sini
  3. Tina kemarin malam duduk lama di sini
    Perhatikan frasa 'kemarin malam’ dalam tiga kalimat di atas yang dapat menduduki posisi akhir, awal, dan posisi tengah dalam struktur di atas.

Menurut Firman (2016), klausa adjectival adalah klausa yang predikatnya berkategori adjektiva, baik berupa kata maupun frasa. Unsur wajib dalam klausa adjektival adalah subjek dan predikat. Dalam jenis klausa ini, predikat berkedudukan sebagai kata keadaan. Penyusunan klausa adjektiva secara umum terdiri dari subjek yang berkategorikan nomina dan predikat yang berkategorikan adjektif.

Contoh:

  1. Harga baju itu sangat mahal
  2. Anak itu cerdas sekali
  3. Hawa pagi ini dingin sekali

Referensi
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia; Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Firman, A. (2016). Klasifikasi dan Analisis Klausa Bahasa Culambatu. Jurnal Kandai, 187-204.
Hasan Alwi, dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Rahmatika, Yurni. (2020). Struktur Klausa Dasar Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar Republika. Jurnal islamic Manuscript of Linguistics and Humanity, 12-21.
Sumber gambar: google.com