Sinonggi: hidangan khas sulawesi tenggara yang sarat makna budaya


Sumber: Gowisataria.blogspot.com

Indonesia terkenal memiliki banyak keanekaragaman hayati yang tumbuh di berbagai tempat di seluruh pelosok nusantara, termasuk di Sulawesi Tenggara. Sulawesi tenggara merupakan sebuah provinsi yang menyimpan beragam sumber daya hayati yang dapat dijadikan sebagai makanan khas, seperti tepung sagu yang berasal dari pohon rumbia (pohon sagu). Pohon rumbia adalah tanaman jenis palma yang tumbuh dan berkembang hampir di seluruh wilayah daratan Sulawesi Tenggara. Pohon rumbia banyak dijumpai di daerah yang basah seperti di rawa-rawa air tawar, aliran sungai, dan tanah lembab lainnya, serta berada di sekitar hutan-hutan dataran rendah.

Tepung sagu jika diolah dan diproduksi dapat menghasilkan berbagai makanan tradisional, salah satunya Sinonggi. Sinonggi atau Songgi adalah salah satu makanan khas bagi suku Tolaki, yang dibuat dengan air panas untuk menggelatinisasi pati sagu. Setelah tepung sagu disiram dengan air panas hingga terbentuk gel, kemudian dibentuk menjadi bulatan kecil seperti bakso. Bisa disajikan dengan kuah sayur, ikan, dan berbagai bumbu (Suismono dan Hidayah, 2011). Sinonggi, yang merupakan tepung sagu yang telah dimasak, tidak dicampur dengan sayur, kuah ikan, sambal, atau bumbu lainnya. Namun, ini tergantung pada selera penikmat.

Sinonggi sekarang menjadi makanan sekunder untuk menggantikan beras.
Rasa sinonggi sangat bergantung pada jenis kuah yang digunakan.
Sinonggi memiliki fungsi yang sama seperti nasi, telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat daratan Sulawesi Tenggara yang memiliki kandungan karbohidrat, pas saat dihidangkan bersama lauk seperti sayur dan ikan. Namun, seiring perkembangan zaman, lauk-pauk pada Sinonggi telah banyak berkembang, mengikuti keinginan bagi penikmatnya. Kadang, dihidangkan hanya dengan cumi saja, ayam ataupun dengan daging sapi. Bahkan, dulu Sinonggi hanya dicampur dengan ikan air laut yang dimasak bening, tidak menggunakan bawang merah dan bawang putih. Untuk membuatnya lebih menarik, bumbu ditambahkan ke kuah sinonggi. Masak ikan atau ikan dengan daun Tawaloho adalah kuah yang sering digunakan untuk penyajian sinonggi (Rustam, 2016).

Indonesia terkenal memiliki banyak keanekaragaman hayati yang tumbuh di berbagai tempat di seluruh pelosok nusantara, termasuk di Sulawesi Tenggara. Sulawesi tenggara merupakan sebuah provinsi yang menyimpan beragam sumber daya hayati yang dapat dijadikan sebagai makanan khas, seperti tepung sagu yang berasal dari pohon rumbia (pohon sagu). Pohon rumbia adalah tanaman jenis palma yang tumbuh dan berkembang hampir di seluruh wilayah daratan Sulawesi Tenggara. Pohon rumbia banyak dijumpai di daerah yang basah seperti di rawa-rawa air tawar, aliran sungai, dan tanah lembab lainnya, serta berada di sekitar hutan-hutan dataran rendah.

Tepung sagu jika diolah dan diproduksi dapat menghasilkan berbagai makanan tradisional, salah satunya Sinonggi. Sinonggi atau Songgi adalah salah satu makanan khas bagi suku Tolaki, yang dibuat dengan air panas untuk menggelatinisasi pati sagu. Setelah tepung sagu disiram dengan air panas hingga terbentuk gel, kemudian dibentuk menjadi bulatan kecil seperti bakso. Bisa disajikan dengan kuah sayur, ikan, dan berbagai bumbu (Suismono dan Hidayah, 2011). Sinonggi, yang merupakan tepung sagu yang telah dimasak, tidak dicampur dengan sayur, kuah ikan, sambal, atau bumbu lainnya. Namun, ini tergantung pada selera penikmat.

Sinonggi sekarang menjadi makanan sekunder untuk menggantikan beras.
Rasa sinonggi sangat bergantung pada jenis kuah yang digunakan.
Sinonggi memiliki fungsi yang sama seperti nasi, telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat daratan Sulawesi Tenggara yang memiliki kandungan karbohidrat, pas saat dihidangkan bersama lauk seperti sayur dan ikan.

Namun, seiring perkembangan zaman, lauk-pauk pada Sinonggi telah banyak berkembang, mengikuti keinginan bagi penikmatnya. Kadang, dihidangkan hanya dengan cumi saja, ayam ataupun dengan daging sapi. Bahkan, dulu Sinonggi hanya dicampur dengan ikan air laut yang dimasak bening, tidak menggunakan bawang merah dan bawang putih. Untuk membuatnya lebih menarik, bumbu ditambahkan ke kuah sinonggi. Masak ikan atau ikan dengan daun Tawaloho adalah kuah yang sering digunakan untuk penyajian sinonggi (Rustam, 2016). Makanan khas Sinonggi meliputi:
• Songgi
Songgi memiliki bentuk yang unik, makanan yang berbentuk hampir seperti lem, kenyal dan lengket. Oleh sebab itu, saat dihidangkan selalu disertai dengan lauk yang berkuah. Sementara untuk membuatnya terbilang cukup mudah. Mula-mula sagu dicuci dengan cara menambahkan air kedalam sagu ke dalam wadah kemudian disaring.
Setelah itu, sagu diendapkan beberapa menit, hingga airnya terpisah dengan sagu. Lantas, air endapan tersebut dipisahkan dari sagu kemudian disiramkan dengan air mendidih, dan diaduk hingga berubah warna dan memiliki kekentalan sesuai penikmatnya. Rasa sinonggi ini terbilang cukup tawar, sehingga perlu dicampurkan dengan lauk lainnya agar mendapatkan rasa yang nikmat dan luar biasa.

• Sayur Bening
Lauk yang satu ini paling sering dijumpai pada saat Sinonggi dihidangkan. Sayur bening dengan dedaunan bayam dan juga kacang panjang. Namun, tidak menutup kemungkinan jenis sayur akan berbeda. Bisa jadi menggunakan jagung, wortel ataupun sayur lainnya sesuai selera. Selain itu, sayur yang dihidangkan tidak harus sayur bening, melainkan sayur santan yang juga sesuai selera penikmatnya.

• Ikan Berkuah
Seperti yang dijelaskan diatas, dulunya ikan yang digunakan hanya dengan ikan air laut dan cara menjajikannya pun hanya dengan memasak bening, tanpa bumbu-bumbu yang lain seperti bawang merah, bawang putih, kunyit dan masih banyak lagi. Sebenarnya ada beberapa makanan khas yang mirip dengan Sinonggi. Contohnya seperti di Palopo, sebutan makanan khasnya adalah Kapurung. Sama seperti Sinonggi yang berbahan dasar sagu, hanya saja, semua lauk tercampur sekaligus didalam satu wadah. Beda dengan Sinonggi yang terpisah satu persatu mulai dari Songgi, sayur, serta ikan. Setelah tercampur, rasa dan aromanya sangat nikmat. Selain nikmat, kandungan yang ada dalam Sinonggi sangat bermanfaat bagi tubuh. Sinonggi memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, seperti sayur bayam memilili vitamin A, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin K dan vitamin E, sementara ikan dengan kandungan protein, vitamin dan mineral.