Siluet dan Sore
Oleh: Arzaki Wahyu Aulia
Sandykala terukir olehmu dalam benakku
Hari itu aku menatapmu
Kutemukan indahnya pelangi dimatamu
Menghadirkan jingga dalam langitku
Memutar senada cinta dalam kisahku
Angin berjalan meliuk-liuk
Sepoi menimpa rambut hitammu
Burung-burung berkicau meriahkan soreku
Menari sana-sini, anggun dalam bayanganku
Merpati pun menerima kehadiranmu
Cahaya menimpa wajahku
Terbangun, oh ini hanya ilusiku
Terlalu lama siluet itu dalam atmaku
Rasa yang belum pernah luntur menggangguku
Sejak itu…
Sore tanpa siluet indahmu
Aku tahu bentala dan bumantara adalah fatamorgana,
Tapi bisakah kita menjadi insan dengan harsa tanpa kesedihan?