Kata Inggris car ‘mobil’ berasal dari bahasa Latin carrus Adalah sebuah benda dari bahasa keltic yang berarti kereta beroda empat. pada zaman modern sekarang ini kata yang mengacu kepada mobil sedikit sekali berhubungan dengan keretanya bangsa keltik pada abad ke-1 sebelum masehi, Karena perkembangan teknologi yang mengubah segala bentuk perabot kereta ketik yang kuno tadi. Perubahan makna diperlukan sebagai bentuk adaptasi sebuah bahasa dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan perubahan ini tidak akan membuat rusak suatu bahasa, melainkan memperkaya bahasa tersebut. Perubahan makna tentu memiliki sebab dan bahkan dampaknya. Ullmann (2014) menyampaikan sebab perubahan makna meliputi : (1) sebab-sebab yang bersifat kebahasaan; (2) sebab-sebab historis; (3) sebab-sebab sosial;(4) faktor psikologis; (5) pengaruh asing sebagai penyebab perubahan makna; (6) kebutuhan akan makna baru.
Selain beberapa penyebab, perubahan makna juga memiliki dampak atau konsekuensi meliputi: (1) perubahan wilayah makna: perluasan dan pembatasan makna yang akan membuat munculnya penggolongan berdasar ukuran perluasan, pembatasan, dan penyempitan betul-betul formal dan tidak memberikan kejelasan, baik kepada sebab-sebab perubahan ataupun latar belakang psikologisnya. kekurangan lain ialah bahwa ketiga kategori itu sangat beragam: dalam pengertian perluasan dan penyempitan Itu tampak berbagai macam perubahan yang tidak berarti apapun kecuali kenyataan bahwa makna baru lebih luas atau lebih sempit daripada makna lama, dan semua yang tidak bisa masuk ke dalam 2 golongan itu dimasukkan begitu saja ke dalam golongan ketiga yaitu penggolongan logika. (2) Perubahan-perubahan dalam Evaluasi yang akan meghadirkan perkembangan pejorasi dan perkembangan ameliorasi. Indrawati (2013) menemukan bahwa keberagaman makna merupakan ragam atau dinamika makna yang terdapat dalam sebuah bahasa. Jenis makna ini menunjukkan adanya perbedaan makna. Makna kata dalam bahasa Indonesia bisa beraneka ragam karena berhubungan dengan pengalaman, sejarah, tujuan, dan perasaan pemakai bahasa. Meskipun makna kata itu beraneka ragam, namun tetap memiliki makna dasar (pusat). Selain itu, Arini (2013) juga menemukan bahwa perbedaan antara jenis makna juga muncul pada wanan tulis pada kelompok media sosial. Berbagai fitur media sosial akan memberikan kesan, pesan dan makna yang berbeda saat dipublikasikan meskipun dari bentuk wacana yang sama.
Menurut Ullmann (2014:285) perkembangan pejorasi atau melemahkan sangat biasa dalam bahasa sehingga beberapa ahli semantik memandangnya sebagai suatu kecenderungan yang fundamental suatu gejala pada jiwa manusia. Kecenderungan pejorasi merupakan akibat dari suatu sikap manusia yang amat manusiawi dan membawa kita kepada kecanggungan yang tertutup dan tersamar. Pejoratif tidak lebih dari suatu usaha untuk menjadi bijaksana dan lebih halus. Namun demikian justru mengakibatkan suatu penurunan makna secara tetap. Contohnya kata-kata perempuan harusnya mempunyai nilai tinggi namun sekarang nilai itu Justru lebih rendah derajatnya setidaknya dibandingkan dengan kata wanita. Sedangkan perkembangan amelioratif juga dipengaruhi faktor-faktor sosial. Sesuatu yang kasar atau rendah dapat diserap perlahan-lahan meningkat menjadi berprestise dan bahkan bisa sampai pada puncak. Sedangkan menurut KBBI ameliorasi merupakan peningkatan nilai makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi makna yang lebih baik.
Membicarakan makna tidak akan pernah habisnya selama seisi bumi masih manusia. Setelah berbagai sebab dan konsekuensinya perubahan makna dapat pula dikelompokkan sebagai Chaer (2013:140) dalam bukunya pengantar semantik bahasa Indonesia menyatakan jenis-jenis perubahan makna sebagai berikut: (1) Meluas merupakan gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna tetapi kemudian mereka berbagai faktor memiliki makna-makna lain; (2) Menyempit yang terjadi dari gejala pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yaitu Bahwa kemudian berubah menjadi terbatas cakupan maknanya; (3) Perubahan total yang merupakan perubahan makna kata dan makna asalnya secara menyeluruh. Walaupun masih memiliki sangkut pautnya dengan mana asalnya, namun sangat jauh berbeda dari makna sebelumnya; (4) penghalusan berupa gejala yang ditampilkan berupa kata atau bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus atau lebih sopan daripada makna yang akan digantikan (5) Pengasaran yang terjadi dari usaha atau gejala pengasaran ini biasanya dilakukan orang yang dalam situasi tidak ramah atau untuk menunjukkan kejengkelan.
Pada hakikatnya perubahan makna bukanlah sesuatu yang aneh. Dengan perubahan makna akan diperoleh makna-makna baru yang akan mengisi khazanah bahasa yang akan semakin kaya. Selain itu, penting juga untuk mengetahui bahwa makna merupakan kekayaan bahasa yang menambah unik dan menarik. Seperti halnya makna yang mucul dari media sosial yang merupakan bagian dari perubahan sosial yang menambah keunikan khazanah bahasa.
Daftar Pustaka
Arini, A. D. (2013). Bentuk, makna, dan fungsi bahasa tulis media sosial sebagai alat komunikasi dan interaksi pada internet. Journal Unair, ISSN 2302-8858. Retrieved from Journal Unair
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Indrawati, S. R. (2013). Analisis Makna. Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang.
Retrieved from https://jurnal.univpgri palembang.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1642
Ullmann, Stephen. 2014. Pengantar Semantik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar