Serunya 'Boyo-boyoan'

image

Oleh: Glarr G, KP20

Cerita ini diambil dari pengalaman waktu kecilku. Aku tinggal di Magetan. Kotaku sangatlah asri, banyak pepohonan rindang dan hamparan sawah di sepanjang jalan. Warga di sini sangat ramah, sopan, baik hati, dan murah seyum. Destinasi yang paling menarik dan wajib dikunjungi ialah Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu. Di kedua destinasi ini, akan terlihat Gunung Lawu, hamparan pepohonan, dan bangunan di sekitar telaga. Di kota inilah aku dan kakakku menimba ilmu, mengembangkan kemampuan, dan mengukir kenangan yang takkan terlupakan. Akan kuceritakan kenangan masa kecilku tentang salah satu permainan tradisional, boyo-boyoan.

Sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar, aku bersama teman sekelasku sering bermain boyo-boyoan. Boyo-boyoan merupakan permainan tradisional dari Jawa Barat. Permainan ini memiliki nilai-nilai pendidikan karakter seperti, kerja sama, ketelitian, kercerdikan, menghargai pemain lain, menerima kemenangan dan kekalahan secara terbuka, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kemampuan fisik, mengelola emosi, melatih tanggung jawab, melatih kerja keras, dan belajar konsep berbagi.

Untuk memainkan permainan ini, dibutuhkan dua kelompok dengan jumlah anggota maksimal lima orang. Kami melakukan hompimpa untuk membagi kelompok. Setelah anggota kelompok ditentukan, masing-masing ketua kelompok melakukan suit batu gunting kertas untuk menentukan kelompok yang menang dan kalah. Kelompok yang menang bertugas melempar bola kasti ke arah pecahan genting yang telah ditumpuk sebanyak sepuluh tumpukan dan menyusun kembali pecahan genting yang berserakan terkena lemparan bola. Kelompok yang kalah bertugas menjaga agar kelompok yang menang tidak menumpuk pecahan genting dan melempar bola sampai semua anggota kelompok yang menang terkena.

Setelah pemain yang menang dan kalah ditentukan, langkah selanjutnya yaitu membuat lingkaran dan menumpuk pecahan genting sejumlah sepuluh di dalam lingkaran tersebut. Garis lurus berjarak lima meter dari lingkaran dibuat untuk menjadi tempat melempar bola. Permainan dianggap mendapat 1 poin apabila pemain yang menang batu kertas gunting dapat menumpuk kembali pecahan genting yang berserakan. Jika pemain yang kalah berhasil melempar bola mengenai semua lawannya, maka permainan dianggap selesai.

Seperti inilah cara bermain boyo-boyoan ketika aku masih SD. Selain permainan ini, kami juga memainkan permainan lain, seperti gobak sodor, engklek, dakon, bekelan, dan umpet-umpetan. Waktu kecilku sangat berharga, banyak cerita sedih dan senang yang mewarnainya. Semuanya merupakan kenangan indah di dalam hidupku yang akan terus kukenang sampai penghujung waktu. Anissanur (ed.)