Hari sudah mulai petang hujan tak hentinya mengguyur, duduk di depan sekolah menunggu Ayah menjemput seperti biasa. Dalam lamunan, sesekali melihat kendaraan yang berlalu-lalang. Hari itu terasa sangat berat tidak tahu mengapa. Mungkin karena sudah lelah belajar, atau juga lelah karena bekerja, saat itu memang aku membantu Ibu kantin. Tetapi bukankah setiap orang mempunyai cerita tersendiri dengan hujan? Yap, hujan menurutku adalah suatu hal yang paling memberikan rasa ketenangan. Tak terasa air hujan juga mengguyur pipi bersamaan dengan suatu kenangan yang ikut terputar.
Hari selanjutnya, hari pertama aku menjalani hidup sebagai siswa akhir di jenjang SMA. Rasanya campur aduk, kalian tahu masa SMA adalah masa paling seru kan? Kenapa rasanya begitu cepat berlalu. Pada saat itu aku sudah tidak boleh mengikuti kegiatan organisasi karena harus fokus belajar. Kelas diacak lagi, orang-orangnya berbeda lagi. Tapi tidak mengapa, karena semua teman sama saja kan? Tetapi yang membuatku sedih karena tidak sekelas lagi dengan sahabat dekatku dan itu membuat kita menjadi jauh dan sampai sekarang juga begitu (?) Aku masih belum tahu kesalahan apa yang aku lakukan sampai dia meng-cut-off aku sampai sekarang.
Hari demi hari terus berlalu, tetapi nyatanya saat kelas 12 rasa pertemanan semakin hangat dan semakin mendukung satu sama lain untuk belajar. Menurutku lingkungan yang saling mendukung dapat mengubah pola pikir menjadi lebih maju. Saat itu kami saling membantu dan bertanya jika tidak paham, sehingga kelas kami disebut sebagai kelas teraktif walaupun bukan kelas unggulan.
Walau rasa semangat untuk belajar terus membara, ada kalanya akan merasa penat dengan kegiatan yang terus sama hari ke hari. Aku berinisiatif mengikuti ekstrakurikuler untuk menghilangkan rasa penat dan tentunya untuk menambah skill. Bidang yang aku ikuti adalah seni karawitan, ini kali pertama aku mengikuti karawitan dan kali pertama melihat setiap sudut ruangan diisi dengan gamelan-gamelan. Ekstrakurikuler itu diikuti oleh semua jenjang dari kelas 10-12.
Kita berlatih setiap hari kamis sepulang sekolah, dikarenakan kita akan tampil maka, kita harus berlatih setiap hari. Kita bertemu setiap hari, itu membuat kita semakin akrab satu sama lain dan tak terasa sudah seperti keluarga. Kita berbagi cerita dan mengeluh bersama tanpa me-judge satu sama lain. Menguatkan saat terjatuh dan hingga sekarang kita masih berkomunikasi, walau sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Mengikuti ekstrakurikuler ini ditambah orang-orangnya yang lucu membuat hari-hari semakin seru dan berwarna. Menampilkan karawitan di depan banyak orang juga merupakan pengalaman berkesan dalam hidupku. Memang jika berkumpul dengan anak karawitan dijamin ketawa sampai perut sakit. Soalnya kita semua memiliki skill badut dan menghibur. Aku mulai bertanya-tanya mengapa aku tidak mengikuti ini dari dulu, padahal kan bisa lebih lama bersama orang-orang itu. Banyak pelajaran yang aku ambil dari mengikuti ekstrakurikuler itu. Mulai dari berlatih, membayar pelatih, mencari kostum sendiri, dan mengikuti lomba pada tingkat nasional yang kurang lebih diikuti 20 tim seluruh Pulau Jawa. Walau proses tersebut terasa berat karena tidak didukung oleh sekolah sendiri tetapi jika kita bersama-sama rasa berat itu lama-lama berkurang dan kita jalani saja.
Pertanyaan-pertanyaan sekarang mulai terlintas lagi dipikiranku. Tentang mengapa kita tidak bisa bersama dengan orang-orang yang kita sayang lebih lama. Kenapa semua yang bertemu harus menemui kata perpisahan. Mulanya aku merasa menolak adanya sebuah perpisahan, tapi sekarang aku tahu itu adalah siklus yang tak bisa dihindari. Bertemu, singgah sebentar, lalu pergi itu semua adalah sebab akibat dari sebuah kejadian. Karena itu tidak bisa terelakkan maka, kita harus menikmati masa-masa dengan yang orang kita sayangi dengan sebaik-baiknya. Ungkapkan rasa cinta dan terima kasih sebelum terlambat, karena semua itu hanya sementara dan tidak ada yang abadi. Sebagaimana yang kita tahu bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa pasti ada orangnya. Semua cerita ini aku taruh pada lagu “Kita Ke Sana” by Hindia. Dalam liriknya berbunyi, “ada masanya kita mencuri ruang dan waktu walau pasti berlalu biarkan saja kita ke sana selagi masih bisa bersama.”