Serba-Serbi Sintaksis

Serba-Serbi Sintaksis

Pernahkah kalian mendengar atau membaca tentang sintaksis? Apakah kalian mengerti apa saja yang menjadi objek kajian sintaksis? Lantas bagaimana pula hubungan antara sintaksis dengan morfologi dan wacana? Jika kalian penasaran tentang beberapa hal tersebut kalian boleh banget loh mampir baca artikel ini. Yuk, baca artikel ini sampai akhir ya! Artikel ini akan membahas seputar hal-hal yang berkaitan dengan sintaksis alias serba-serbi sintaksis.

Sintaksis dalam bahasa Belanda disebut syntaxis, sedangkan dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan syntax. Dalam bahasa Arab, sintaksis disebut dengan nahu, yakni ilmu bahasa yang membicarakan hubungan antarunsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Sedangkan dalam bahasa Yunani, sintaksis biasa disebut dengan suntattein dengan makna sun yang berarti ‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etomologis istilah tersebut memiliki arti menempatkan kata-kata secara bersamaan menjadi kelompok kata (frasa) atau kalimat dan kelompok-kelompok kata (frasa) menjadi kalimat. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia, sintaksis disebut dengan ilmu tata kalimat (Tarmini & Sulistyowati, 2019).

Sintaksis termasuk sebagai salah satu bagian dari ilmu bahasa. Objek kajian dari sintaksis adalah kalimat, klausa, dan frasa. Oleh karena itu, pengertian dari sintaksis yakni ilmu yang mempelajari tentang hubungan antarkata dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam suatu susunan atau konstruksi yang disebut sebagai kalimat. Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian sintaksis. Salah satu di antaranya yakni Zaenal Arifin (2015: 60) yang mengemukakan bahwa sintaksis adalah cabang lingustik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Susunan kata itu harus tertib, linier, serta harus bermakna.

Sementara itu, Abdul Chaer (2015: 19) menyatakan bahwa sintaksis menguraikan atau menganalisis sebuah satuan bahasa yang dianggap “paling besar” yaitu kalimat, diuraikan atas klausa-klausa yang membentuk kalimat itu. Kemudian klausa diuraikan atas frasa-frasa yang membentuk klausa itu; dan frasa diuraikan kembali atas kata-kata yang membentuk frasa itu. Sedangkan Verhaar (1999: 161) menyatakan bahwa, sintaksis merupakan ilmu tata bahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan. Sintaksis berurusan dengan tata bahasa di antara kata-kata dalam tuturan. (Yunregiarsih, Tarmini, & Mustofa, 2014)

Sintaksis memiliki beberapa fungsi, salah satunya yakni fungsi sintaktis. Fungsi ini berupa peran sintaksis dalam menghubungkan kata atau frasa dalam kalimat itu, artinya fungsi itu memiliki hubungan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaktis utama dalam Bahasa adalah subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap (S-P-O-Ket-Pel). Selain itu, sintaksis juga memiliki beberapa fungsi lain seperti fungsi atributif (yang menerangkan), subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat), dan koordinatif (yang menggabungkan secara setara). Dalam bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak di depan predikat. Subjek ini dapat berwujud nomina atau kata benda, tetapi dapat pula berwujud kategori yang lain yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai objek.

Hubungan antara sintaksis dengan morfologi yakni sama-sama merupakan bagian dari tata bahasa atau gramatika. Perbedaannya yakni dalam bidang morfologi yang dibicarakan adalah tentang morfem, kata, dan pembentukan kata, sedangkan dalam sintaksis dibicarakan tentang frasa, klausa, dan kalimat sebagai kesatuan-kesatuan sistemisnya. Satuan frasa terdiri dari unsur-unsur yang berupa kata; satuan klausa terdiri dari unsur-unsur yang berupa frasa; dan satuan kalimat terdiri dari unsur-unsur yang berupa klausa. Sebagai bagian dari ilmu bahasa, sintaksis berusaha menjelaskan hubungan antara unsur-unsur satuan tersebut baik berdasarkan hubungan fungsional maupun hubungan makna (Tarmini & Sulistyowati, 2019).

Dalam sintaksis terdapat alat yang berperan sangat penting dalam menentukan berterimanya kalimat dalam Bahasa Indonesia. Alat sintaksis ini adalah urutan kata, bentuk kata, penggunaan kata tugas dan intonasi. Kata sebagai bentuk bermakna yang berdiri sendiri, bisa berada di bagian atau posisi awal, tengah, maupun akhir dalam kalimat sepanjang maknanya berterima secara gramatikal. Urutan kata dalam bahasa Indonesia sangatlah penting, hal ini dikarenakan makna dari suatu kalimat sangat bergantung pada penempatan atau urutan katanya. Urutan kata boleh saja dipindahkan asalkan maknanya tetap logis dan tepat sesuai aturan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itulah sintaksis sebagai ilmu tata kalimat sangat mementingkan susunan kata dan makna gramatikal dalam kalimat.

Apabila membahas seputar dunia bahasa, tentunya kita mengerti bahwa di atas kalimat masih terdapat unsur lainnya yakni wacana. Satuan wacana tersusun atas unsur-unsur yang berupa kalimat; satuan kalimat terdiri atas unsur-unsur yang berupa klausa; satuan frasa terdiri atas unsur-unsur yang berupa kata; dan satuan frasa terdiri atas unsur-unsur yang berupa kata. Hubungan antara satuan-satuan itu memperlihatkan adanya semacam tataran tertentu atau hierarki yang tertata dari urutan yang paling besar atau paling tinggi (wacana) ke dalam urutan yang paling kecil atau paling rendah (fonem). Hierarki tersebut seringdisebut sebagai hierarki gramatikal yang digambarkan sebagai berikut.

image

Bidang wacana sejatinya bukanlah objek kajian dari sintaksis. Namun tetap saja kedua hal ini memiliki sangkut paut karena bagian dari wacana adalah kalimat, sedangkan kalimat sendiri merupakan objek kajian dari sintaksis. Sintaksis hanya membahas atau mengulik seputar hal-hal yang berkaitan dengan masalah frasa, klausa, dan kalimat. Sedangkan alasan mengapa wacana bukan menjadi objek kajian dari sintaksis yakni karena wacana merupakan suatu susunan yang lebih kompleks, sehingga untuk memahami wacana secara keseluruhan tidak cukup hanya dengan sintaksis, melainkan juga memerlukan semantik dan pragmatik.

Sintaksis, morfologi, dan wacana sama-sama merupakan bagian dari satuan kebahasaan. Secara umum, dalam dunia kebahasaan terdapat beberapa satuan yang terangkum pada gambar atau bagan berikut.

Satuan Kebahasaan

Berdasarkan gambar atau bagan tersebut, semoga kalian bisa lebih mudah memahami satuan-satuan kebahasaan ya, Sobat! Semoga bermanfaat. :wink: - AIM

Sumber:

http://mediabahasaindonesia-com.blogspot.com/2011/07/satuan-kebahasaan.html?hcb=1&m=1

Tarmini, W., & Sulistyowati, R. (2019). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. Jakarta: UHAMKA.

Yunregiarsih, L. G., Tarmini, W., & Mustofa, A. (2014). POLA SINTAKSIS PADA POSTER DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) , 1-12.