Seperti Hubungan, Klausa pun Ada yang Bebas dan Ada yang Terikat

Eitss, jangan baper ya ngelihat judulnya. Hahaha. Baik, kali ini saya selaku penulis akan membawa kalian berjalan-jalan ke hubungan si klausa nih. Untuk apa kok mengulik hubungan si klausa? Ya agar kalian mengerti, bahwa klausa itu ada yang bebas dan ada yang terikat. Pembahasan kali ini tentu saja tidak jauh-jauh dari klausa itu sendiri. Sudah siap menyimak materinya? Mari langsung saja kita mengulik hubungan si klausa!

Kalian tahu tidak apa yang dimaksud dengan klausa? Belum tahu ya? Kalau belum tahu, penulis berbaik hati nih untuk memberi tahu kalian. Jadi, menurut Ramlan (1987 : 89) klausa adalah satuan gramatik yang di dalamnya terdapat subjek (S), predikat (P), yang kemudian disertai objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.) ataupun tidak. Pada umumnya unsur inti klausa yakni subjek dan predikat, sayangnya nih subjek sering kali dihilangkan. Pada akhirnya unsur yang tetap bertahan dalam hubungan si klausa ini adalah predikat (P).

Nah, sampai sini sudah paham kan apa arti dari klausa itu sendiri? Intinya klausa hanya terdiri dari satu predikat (P). Lanjut yuk, kita bahas mengenai klausa bebas dan klausa terikat. Mulai dari klausa bebas dulu, ya. Menurut Kridalaksana (1985 : 156) klausa bebas adalah klausa yang bisa dan berpotensi menjadi sebuah kalimat. Pada klausa bebas terdapat subjek (S) dan predikat (P). Oleh karena itu, klausa bebas mampu menjadi kalimat yang utuh. Klausa bebas juga sering disebut dengan klausa utama atau induk kalimat. Sudah paham kan sampai sini? Agar lebih paham, penulis akan memberi contoh mengenai klausa bebas. Contohnya yaitu kucing bermain, kakak belajar, Siti menabung, dan lain sebagainya. Oiya, dalam klausa bebas juga terdapat konjungsi seperti dan, atau, sesudah, seharusnya, dan tetapi.

Di atas kita sudah membahas mengenai klausa bebas. Selanjutnya nih, kita bahas mengenai klausa terikat, yuk! Apa itu klausa terikat? Menurut Kridalaksana (1985 : 156) klausa terikat adalah klausa yang tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat dan hanya akan menjadi kalimat minor. Lalu klausa tersebut terikat pada apa? Nah, pertanyaan itu akan terjawab dengan mengidentifikasikan klausa terikat dan melihat kehadirannya berdasarkan ciri-ciri. Ciri-ciri klausa terikat ditinjau dari ciri struktur atau ciri sintaksis, ciri morfologis atau ciri yang berhubungan dengan pembentukan kata yang menduduki predikat, dan ciri semantis atau ciri makna yang ada pada klausa. Contoh kalimat klausa terikat: Hutan yang ditanami pohon karet itu terbakar.

Tak terasa kita sudah selesai membahas mengenai klausa bebas dan klausa terikat. Bagaimana teman-teman? Sudah paham kan sekarang perbedaan antara klausa bebas dengan klausa terikat? Semoga apa yang penulis sampaikan dapat kalian pahami dan pelajari. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Apabila terdapat banyak kesalahan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Baiklah sampai sini dulu ya, teman-teman. Sampai berjumpa lagi!

Kridalaksana, H. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.

Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Suratidjo, S. 1991. Klausa Terikat dan Klausa Relatif. HUMANIORA, (3), 192-205.

1 Like