Untuk : Diriku Di Masa Depan
Dari : Aku yang tengah berjuang
Terima kasih sudah bertahan sampai saat ini, aku tau kamu lelah menghadapi semua cobaan selama ini. Kamu hebat mampu bertahan. Kamu sudah berusaha kuat. Meski rasa takutmu ngga jauh lebih kuatnya, meski kenyataan kadang ngga cukup kuat untuk kamu terima. Tapi terima kasih sudah bertahan dan tetap kuat sampai saat ini. Jangan menyerah yaaa…
Masih segar dalam ingatanku, gadis berseragam putih abu-abu yang tengah tersenyum malu. Raut bahagia terlukis indah dalam jernih bola matanya. Menatap teman-teman baru dan juga indah sekolah impiannya. Betapa jernih dan murninya mata gadis berlesung pipi kala itu. Namun, cahaya indah itu mulai perlahan memudar. Jiwa yang semangat dan membara itu mulai padam. Gadis itu kehilangan cahayanya, kehilangan semangatnya untuk belajar.
Kuingat jelas bagaimana gadis itu mulai bergerak, berjalan menjauh, dan akhirnya melahirkan diri dari cahaya. Gadis itu terperangkap dalam kegelapan, ia berteriak meminta tolong dengan cucuran air mata, namun tak pernah terdengar suara keluar dari bibirnya yang terus terkatup rapat dan tak pernah ada air yang keluar dari matanya yang perlahan mendingin. Seperti hp yang di silent, gadis itu perlahan tenggelam tanpa suara.
September mulai bersedih, “gadis yang sungguh manis, kenapa kau memilih untuk masuk dalam kegelapan? Ku mohon buka matamu.” Mulai saat itu, September dengan rajin mengirim angin untuk membangunkan gadis manisnya. Melalui angin, ia mengecup pipi cekungnya. Melalui angin, ia berbisik memintanya bangun. Namun, gadis itu tak kunjung bangun. September mulai menangis, untuk waktu yang lama dan tanpa dirinya sadari, ia mulai menghilang.
Gadis itu mulai terusik, seperti sesuatu yang berharga hilang darinya. Ia menjalani kehidupan seperti biasa. Hingga ia tersadar, tak ada lagi angin yang menyapanya, tak ada lagi angin yang memainkan ujung jilbabnya. Angin itu telah pergi bersamaan dengan hilangnya September. Gadis itu untuk pertama kali, mata yang dingin itu mulai membawa kehangatan. Ia menangis, menangis dengan semua tenaga yang ia miliki. September telah pergi, dan ia tidak akan datang lagi.
Sampai saat ini, aku masih memaki gadis bodoh itu. Saat ia berhasil keluar dari kegelapan, tapi sang teman telah menghilang. Sungguh gadis yang sangat bodoh. Namun, sayangnya gadis bodoh itu adalah aku. Aku adalah gadis yang terjebak dalam kegelapan kala itu dan akhirnya kehilangan September.
Hari-hari mulai ku lalui dengan berat, terbayang oleh adanya September disampingku. Terasa seolah dunia telah berakhir. Aku telah keluar dari kegelapan, tapi nyatanya aku kehilangan dia. Semangat untuk bangkit telah perlahan terkuras dan terkikis. Hingga saat aku hampir memilih untuk pasrah dan menyerah, kau datang mengulurkan harapan padaku. Memelukku yang tengah rapuh. Terima Kasih telah datang padaku, Maret.
Kehadiran Maret seperti angin musim semi yang menenangkan jiwa. Membantuku melewati setiap masa yang teras sulit. Membantu menemukan kembali apa jati diriku ini. Maret telah mengisi dan menyembuhkan setiap luka yang ditinggalkan oleh kegelapan. Maret membantuku untuk memulai kembali mimpi. Mimpi yang telah hilang bersama September.
Mimpi dan harapanku yang sekarang ini adalah Maret. Meski mimpi dan harapan ini berbeda dengan September. Tapi aku yakin, ini adalah yang terbaik untukku. Mungkin September bukanlah takdirku. Takdirku adalah Maret. Karena itu, September, terima kasih telah menemaniku selama ini, tetap disisiku meski aku tak bisa menjagamu. Kau tenang saja, kini aku memiliki Maret, aku akan menjaga Maret, tak akan aku biarkan dia pergi sama seperti saat aku tak bisa menjagamu. September, kuharap suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali meski mungkin sulit, tapi bukankan bulan dan matahari tetap bisa bertemu walau harus menunggu waktu yang amat lama…
Hai semuaa… gimana apa kalian paham tentang curhat akademikku yang diatas :v
Sebelumnya aku bingung gimana mau menulis curhat akademikku. Aku cukup melalui banyak hal yang diluar ekspetasiku. Kalau kalian baca diatas, aku mulai melarikan diri dari cahaya dan terjerumus dalam kegelapan… hahaha, apa kalian tahu apa artinya?? Arti dari kegelapan itu sendiri, aku tidak bisa bersinar dan aku memilih untukk diam dan perlahan tenggelam. Sebenarnya itu pilihan yang bodoh, sampai saat ini bahkan aku masih cukup menyesal karna aku lari dari cahaya dan memutuskan untuk menjadi bayangan. Kuharap di kuliah ini, aku bisa untuk bersinar dan keluar drai mode bayangan, hahaha… kemudian untuk September, apa kalian tahu apa artinya September? Dibeberapa negara, September itu musim dingin, dan di Indonesia sendiri September itu musim hujan… ya yang kalian tau, kedua musim itu begitu dingin dan membekukan… Disini makna September untukku adalah jurusan kuliah yang ku inginkan tapi tak bisa kudapatkan… karena itu sungguh membekukan jiwa, hahaha… setelah aku kehilangan jurusan yang ku inginkan, aku merasa seolah dunia berhenti… Ahahaha, alay banget sihh… tapi itu nyatanyaa… mulai bingung untuk kedepannya, dan ingin keras kepala, hingga akhirnya datang lah Maret… Maret adalah harapanku yang baru, membuatku menyadari bahwa September bukanlah takdirku. Seperti dibeberapa negara, Bulan Maret adalah musim semi, dan itu berhasil menghangatkan hati dan pikiranku yang tadinya membeku…