Sejumput catatan mencari arah

Siang itu tanggal 30 Juli 2020 pengumuman seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta jalur diploma. Harapan terakhir untuk aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Apapun hasilnya sudah berusaha menerima karena sebelumnya pernah gagal empat kali tes masuk PTN. Keberuntungan kali ini berpihak padaku, rasa haru dan bahagia menjadi satu. Akhirnya seorang Sekar menjadi seorang mahasiswa. Namun di hari itu juga menyesakkan dada ketika saudara dan keluarga besar mencemooh seakan tidak ada masa depan dari hasil kuliahku di program studi ini. Aku tidak pernah menyesal memilih program studi yang hanya ada satu di Indonesia dan wajar tidak banyak orang yang tahu.
Waktu cepat berlalu, dari PKKMB Universitas hingga program studi sudah dilewati bersama. Baru awal sudah banyak memori terkenang dan akan selalu dikenang dengan sebutan ‘Maba Jalur Corona’. Senang bisa belajar dari orang-orang hebat di sini, menambah teman dari berbagai latar belakang yang berbeda, serta menempa diri agar bisa lebih baik. Sangat disayangkan perkuliahan harus dilaksanakan secara daring. Interaksi yang terjadi sangat minim dan sering terkendala sinyal. Nangis karena tugas juga sudah pernah, bersyukur punya kakak tingkat yang baik dan teman-teman yang supportif dalam membantu menyelesaikan tugas. Hanya dosen yang kadang tidak mau mengerti, memberi tugas banyak akan tetapi batas pengumpulan bersamaan dengan tugas lain.
Aku juga sama seperti mahasiswa lain, sering hanya absen kemudian tidur lagi tidak mengikuti perkuliahan. Sebetulnya tidak memiliki niat untuk bolos, namun mohon maaf Pak/Bu rasa kantuk tidak tertahankan. Terlebih jika perkuliahan dimulai terlalu pagi merasa setengah masih di alam mimpi. Tidak ditunjuk dosen saat diberi pertanyaan adalah suatu anugerah di hari itu. Terlepas dari itu semua, sebagai seorang mahasiswa sendiri harus tanggung jawab dengan tugas dan tes yang harus baik demi menunjang IPK.
Hal yang ku nantikan adalah kuliah praktik di semester empat untuk belajar menjadi pelayan masyarakat yang baik. Tidak hanya menjadi pemuda yang penuntut dan perundung saja. Akan sia-sia jika seorang mahasiswa tidak memanfaatkan kesempatan yang dimiliki untuk menggali banyak hal. Selama berkuliah di suatu PTN Kota Surakarta, aku ingin berkontribusi dalam berbagai kegiatan. Seperti menjadi pengurus himpunan, mengikuti lomba LKTI, menjadi seorang relawan, serta bekerja paruh waktu. Bisa lulus tepat waktu target selanjutnya, ingin rasanya melihat orang tua merasa bangga bisa menyekolahkan anaknya hingga mendapatkan gelar.
Walaupun sebenarnya program studi yang aku ambil tidak ada korelasinya dengan cita-cita. Saat ini aku masih punya keinginan kuat jadi CEO bimbingan belajar. Terdengar lucu seorang mahasiswa yang tidak terlalu pintar mempunyai cita-cita tersebut. Doakan ya agar 10 tahun ke depan bisa mewujudkannya. Semangat untuk teman-teman mahasiswa maupun calon mahasiswa, kalian semua hebat!. Jangan terus menyalahkan keadaaan, tapi ubahlah keadaan agar bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Bonus foto yang buat tetap tersenyum dan bangkit sewaktu berjuang.

1 Like