Teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah banyak ditemui karena semakin lama teknologi ini semakin berkembang dan dapat menarik perhatian karena member banyak manfaat namun ada juga dampaknya bagi kehidupan manusia.
Contoh yang paling sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu asisten google. Dengan asisten google kita dapat memerintahkannya untuk mencari sesuatu di google, memutar musik, membuka aplikasi, dan lain sebagainya.
Selain asisten google ada juga Siri yang menggunakan teknologi sama. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memiliki arti yaitu simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia.
Arti Kecerdasan Buatan
Sedangkan menurut Mc Leod dan Schell, kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
AI sendiri merupakan teknologi yang memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan untuk diproses didalam mesin. Sama seperti manusia, AI juga membutuhkan pengalaman supaya kecerdasannya bisa lebih baik lagi.
Poin Penting AI
Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction. AI perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya. Proses belajar AI pun tidak selalu disuruh oleh manusia, melainkan AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat digunakan oleh manusia.
Hal yang cukup menarik dari AI adalah ia mampu melakukan self correction atau mengoreksi diri sendiri. AI memang diprogram untuk itu terus belajar dan membenahi diri sendiri dari kesalahan yang pernah dibuatnya seperti dalam ungkapan AI yaitu “Jika aku tidak pernah menang, maka setidaknya aku tidak boleh kalah”.
Kemampuan Kecerdasan Buatan
Secara garis besar sebuah kecerdasan buatan dapat melakukan salah satu dari keempat faktor berikut.
- Acting humanly , sistem yang dapat bertindak layaknya manusia.
- Thinking humanly , sistem yang bisa berpikir seperti halnya manusia.
- Think rationally , sistem yang mampu berpikir secara rasional.
- Act rationally , sistem yang mampu bertindak secara rasional.
Awal Munculnya Konsep Kecerdasan Buatan Pertama Kali
Kemunculan konsep kecerdasan buatan pertama kali ditemukan setelah Perang Dunia II oleh seorang matematikawan dan filsuf muda bernama Alan Turing pada 1947. Alan turing beraggapan bahwa jika manusia bisa mengolah informasi dan memecahkan masalah juga membuat keputusan dari informasi tersebut, maka mesin juga bisa melakukannya.
Dilansir dari Science in the News, dari kerangka logis tersebut Alan Turing membuat suatu makalah pada 1950 tentang bagaimana membangun mesin cerdas dan cara menguji kecerdasan mereka. Sejak saat itulah artificial intelligent berkembang pesat hingga sekarang. AI telah menjadi kian populer saat ini berkat peningkatan volume data, algoritme canggih, dan peningkatan daya serta penyimpanan komputasi.
Pada tahun 1960-an, Departemen Pertahanan AS menaruh minat terhadap jenis pekerjaan ini dan mulai melatih komputer-komputer untuk menirukan penalaran manusia yang mendasar. Misalnya, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang menyelesaikan proyek pemetaan jalan pada tahun 1970-an. DARPA menghasilkan asisten pribadi cerdas pada tahun 2003, jauh sebelum Siri, Alexa atau Cortana diberi nama.
Pekerjaan awal ini membuka jalan bagi otomatisasi dan penalaran formal yang kita lihat di komputer saat ini, termasuk sistem pendukung keputusan dan sistem pencarian pintar yang dapat dirancang untuk melengkapi serta meningkatkan kemampuan manusia.
Sementara film-film Hollywood dan novel fiksi ilmiah menggambarkan AI sebagai robot mirip manusia yang mengambil alih dunia, evolusi teknologi AI saat ini tidak begitu menakutkan – atau cukup pintar. Sebaliknya, AI telah berevolusi untuk memberikan banyak manfaat spesifik di setiap industry
Artificial intelligent bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang diberikan dalam proses pembuatannya. Algoritma pemrograman kerangka berpikir dari artificial intelligent dalam memproses berbagai jenis data.
Dilansir dari Brookings, algoritma pemrograman artificial intelligent memerlukan data yang banyak dan kuat agar komputer dapat membedakan pola yang berguna. Dengan banyaknya data juga algoritma yang kompleks mesin seakan-akan dapat berpikir sendiri, membuat keputusan, belajar, juga beradaptasi.
Contoh Cara Kerja AI atau Kecerdasan Buatan
Cara kerja AI kita ambil salah satu contoh saja yaitu AlphaGo. Saat awal dikembangkan ia diberi 100 ribu data pertandingan Go untuk dipelajari. Kemudian, AlphaGo akan bermain Go bersama dengan dirinya sendiri dan setiap dia kalah dia akan memperbaiki cara ia bermain dan proses bermain ini akan diulang sampai jutaan kali. Salah satu kelebihan AI dibanding manusia adalah AI yang dimiliki oleh AlphaGo tadi adalah manusia hanya dapat bermain satu kali dalam satu waktu.
Sedangkan AI bisa mensimulasikan beberapa pertandingan pada satu waktu secara bersamaan. Sehingga proses belajar dan pengalamannya juga bisa lebih banyak dibanding manusia. Hal ini terbukti ketika AlphaGo bermain dengan juara dunia Go pada tahun 2016 ia bisa menjadi pemenangnya.
Dampak Kecerdasan Buatan
Artificial intelligent memiliki banyak dampak baik seperti meningkatkan efektivitas kerja. Sistem dengan kecerdasan buatan cenderung bekerja lebih cepat, akurat, dan minim kesalahan yang diakibatkan oleh kelelahan juga kecerobohan. Dengan adanya kecerdasan buatan, dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengobatan medis.
Misalnya sistem bedah da Vinci yang menggunakan teknologi robot untuk melakukan operasi yang lebih presisi, akurat, dan minim trauma pada pasien. Adapun dampak negatif dari artificial intelligent adalah perubahan besar yang ia timbulkan pada sistem kerja umat manusia.
Di mana banyak pekerjaan akan dilakukan oleh mesin dengan kecerdasan buatan, dikhawatirkan menggeser tenaga kerja manusia dan menyebabkan pengangguran. Keberadaan mesin dengan kecerdasan buatan dapat memperbesar kesenjangan sosial. Karena para investor juga perusahaan artificial intelligent akan meraup banyak keuntungan, sedangkan masyarakat yang digantikan kerjanya oleh mesin akan mengalami kemiskinan.
Artificial intelligent yang dapat beradaptasi, dinilai menakutkan karna bisa saja sampai pada tahap mereka tidak memerlukan manusia lagi sebagai master mereka. Dengan kata lain, mesin dengan kecerdasan bisa saja mengabaikan perintah maupun kontrol yang diberikan manusia dan berjalan sesuai kehendaknya sendiri.
Facebook bahkan telah menghentikan eksperimen artificial intelegence ketika kedua robot bernama Alice dan Bob mulai saling berbicara dengan bahasa sendiri yang tidak bisa dipahami oleh para ilmuan.