Sejarah candi cetho

Nama Candi Cetho diambil dari penyebutan masyarakat sekitar terhadap candi ini dimana nama ini sebenarnya juga merupakan nama dusun tempat candi ini dibangun yakni Dusun Cetho. Dalam bahasa Jawan, cetho memiliki arti jelas. Dinamakan cetho karena bila Anda berada di Dusun Cetho, Anda bisa dengan jelas melihat pemandangan pegunungan di sekitar dusun ini. Pegunungan tersebut antara lain Gunung Merbabu, Gunung Lawu dan Gunung Merapi ditambah puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Selain pemandangan pegunungan, dari dusun ini Anda juga bisa melihat dengan jelas pemandanga kota Surakarta dan Kota Karanganyar di bawahnya. Menurut ahli sejarah, Candi Cetho telah dibangun di abad ke 15, sama halnya dengan Candi Sukuh.

Candi ini dibangun di masa Kerajaan Majapahit Hindu. Keunikan dari candi ini adalah Candi Cetho memiki arsitektur yang berbeda dengan candi candi Hindu lain di Jawa. Candi Cetho memiliki arsitektur seperti punden berundak, berbeda dengan arsitektur candi pada umumnya. Perbedaan arsitektur ini lantaran candi ini dibangun di akhir masa kejayaan Kerajaan Majapahit, dimana saat ini kerajaan ini sudah akan runtuh. Dengan keruntuhuhan Kerajaan Majapahit, maka kebudayaan asli masyarakat sekitar kembali muncul. Oleh karena itu arsitektur Candi Cetho ini merepresentasikan kebudayaan asli masyarakat sekitar Dusun Cetho.