Sederhana adalah Jalan Ninja Metode Inspection dalam Pengelompokan Bahasa

Oleh : Umi Zulaiah

Pembahasan mengenai bahasa selelu berakhir unik dan rumit. Teori yang terus berkembang sieiring dinamisnya zaman dan era, hingga pandangan beragam yang makin merumitkan suatu bahasa berasal. Lantas, dalam studi mengenai bahasa yang menjadi objek atau dikenal dengan nama studi linguistik, adakah cara yang cukup sederhana untuk ditelaah dan dipikirkan?

Jawabannya ada. Pada dasarnya, studi bahasa adalah studi tentang kompleksitas teori yang ada bersamanya. Teori inilah yang ternyata merupakan jawaban mengenai pertanyaan sebelumnya. Sebuah teori sendiri adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. (John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach, 1993 : 120).
Dapat dikatakan teori merupakan apa yang membentuk suatu studi ada, pun studi linguistik. Jika bahasa tumbuh dan berkembang dengan fleksibilitas zaman, ini berarti teoripun makin menumpuk dan berakhir saling sanggah ataupun saling melengkapi. Para pakar sejak dahulu senantiasa berlomba untuk menjelaskan bagaimana bahasa terbentuk hingga bagaimana bahasa dapat begini banyak dan beragamnya lewat suatu komparasi.
Kemajemukan bahasa yang ada, selanjutnya dipelajari lebih lanjut lewat linguitik historis komparatif. Salah satu tujuan linguistik historis adalah pengelompokan bahasa-bahasa. Pengelompokan atau sub-grouping pada bahasa-bahasa ini dimaksudkan bukan hanya mengetahui adanya tali kekerabatan antar bahasa tapi juga untuk menelusuri lebih lanjut seberapa jauh tingkat kekerabatan bahasa-bahasa tersebut.
Dengan demikian, dapat diketahui kelompok besar maupun kecil yang dapat terbentuk dalam suatu kesatuan bahasa proto. Landasan pada pembahasan pengelompokan bahasa ini adalah teori Batang Pohon yang kemudian disempurnakan menjadi teori Gelombang. Di dalam kedua teori itu, ada satu metode sederhana yang terbentuk. Metode itulah yang dinamakan metode pemerikaan sekilas (inspection). Metode ini digunakan si pengamat untuk mengadakan peninjauan seponta lalu mengenai persamaan dan perbedaan antara Bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Misalnya dengan mengamati data-data berikut, dapat ditentukan bahwa bahasa Melayu lebih dekat dengan Bahasa Sunda, sedangkan Bahasa Jawa lebih jauh hubungannya.
Melayu : dua, tadi, anjiⴄ
Sunda : dua, tadi, anjiⴄ
Jawa : lⴢrⴢ, mau, asu
Metode ini kadang berhasil, kadang juga gagal, tergantung dari materi yang digunakan. Semakin banyak data yang dimasukkan dalam pemerikaan ini, tentu semakin dapat diandalkan hasilnya. Sederhana bukan?