Sebuah Ketidak Sengajaan Menjadi Fotografer Justru Menjadikan Keuntungan


Kegiatan sunmori merupakan kegiatan mengendarai sepeda motor pada minggu dini hari untuk merasakan sensasi udara pagi hari dengan melihat pemandangan alam. Dulunya sunmori jarang diminati oleh orang - orang, namun pada masa Covid-19 tahun 2021 sunmori banyak diminati oleh semua kalangan usia ditambah lagi adanya fotografer yang mengambil gambar ditepi jalan. Fotografer tersebut sengaja memotret pengendara sunmori secara acak agar pengendara sunmori dapat mengabadikan momen saat berkendara dengan estetik. Selain fotografer menjalani hobinya dalam berkendara, sang fotografer juga dapat belajar sekaligus mengasah ketrampilan untuk memfoto para pengendara. Fotografer sunmori biasanya menjepret pengendara ditepi jalan dan berada ditempat yang memiliki background yang bagus. Contoh tempat yang sering digunakan untuk sunmori oleh fotografer adalah Jln. Kopeng - Salatiga, Ketep Pass Magelang, Selo Boyolali, Kaliurang, bahkan sampai ditengah kota seperti Kota Magelang dan Salatiga.

Awalnya fotografer sunmori melakukan shoot foto dengan tanpa biaya alias gratis, akan tetapi mengingat fotografer membutuhkan modal untuk mengunggah file hasil foto dan kebutuhan lainya setiap fotografer memasang tarif untuk pengambilan setiap fotonya. Tarif dari setiap fotografer berbeda - beda, mulai dari Rp. 3000 - 10.000 namun ada juga fotografer tidak memasang tarif karena masih amatir. Salah satu fotografer street fotografi adalah Syamsul Maarif pemuda kelahiran Oktober 1999. pada mulanya Syamsul dulu hanya sunmori biasa dan sering membawa kamera untuk swafoto biasa. Seiring berjalannya waktu Syamsul ketika sunmori banyak orang meminta foto menggunakan kamera yang dibawanya. Hasil foto tersebut biasanya diunggah melalui link gdrive dan akan dikirimkan melalui sosial media. Ketika awal mula Syamsul menjadi fotografer tidak memasang tarif karena masih pemula dan membutuhkan promosi. Setelah dirasa hasil jepretan Syamsul cukup bagus Ia memasang taris Rp. 3000 untuk setiap fotonya dan sekarang kini tarif menjadi Rp. 5000 berkat hasil jepretannya yang meningkat.

“Awalnya Saya cuma iseng bawa kamera untuk foto biasa, tapi pas dilokasi sunmori banyak yang minta difotoin juga. Jadinya lama - lama Saya bisa dikatakan fotografer sunmori.” Selain itu Syamsul juga mengatakan “Dulu foto dibagikan secara gratis tapi setelah banyaknya orang yang ikut foto lalu dikenakan tarif untuk biaya upload dan keperluan lain.” Ujarnya pada 2 Desember 2023.

Adanya tarif untuk setiap pengambilan foto membuat para fotografer memaksimalkan hasil fotonya dengan cara pengeditan. Hal tersebut didasari agar pengendara merasa puas melihat hasil jepretan fotografer. Tidak terkecuali juga Syamsul, Ia melakukan pengeditan tipis guna hasil yang lebih maksimal. Selain itu Syamsul juga menggunakan settingan pada kameranya agar hasil fotonya terlihat natural sehingga pada hasil akhir fotonya dilakukan sedikit pengeditan. “Saya pakai kamera Nikon, jadi saya maksimalkan settingan kamera dan melakukan sedikit pengeditan tipis - tipis agar hasilnya natural. Soalnya banyak orang yang suka sama hasil foto yang natural.” Pernyataan diberikan oleh Syamsul. Tak jarang juga fotografer lain tidak melakukan pengeditan sama sekali karena hasilnya yang dirasa sudah cukup.

Fotografer sunmori biasanya memiliki sebuah team forum untuk mendiskusikan suatu hal maupun saling belajar mengenai fotografi. Seperti team fotografi yang diikuti oleh Syamsul yaitu KopengHagen. Anggota KopengHagen berisi para fotografer yang berlokasi di Jln. Kopeng - Salatiga. Dalam forum selain membahas fotografi sunmori juga membahas mengenai tata peraturan dalam menjadi fotografer sunmori. Tata peraturan tersebut dibuat agar tidak terjadi bersinanggungan antar fotografer ataupun dengan pengendara sunmori. Disisi lain dalam forum tersebut kadang juga terdapat job bagi fotografer seperti fotoshoot individu sampai job untuk prewedding.

Setelah jam terbang yang cukup para fotografer terkadang mendapat pekerjaan untuk memfoto berkat sering menjadi fotografer sunmori. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi para fotografer selain mendapatkan untung dari mereka saat menjadi fotografer sunmori. Syamsul dulunya cuma menjadai fotografer sunmori mendapatkan keuntungan sekitar kurang lebih Rp.100.000 dalam satu hari menjadi fotografer sunmori. Namun ketika Syamsul mendapatkan pekerjaan foto seperti prewedding bisa mendapatkan Rp. 500.000 bahkan lebih. Syamsul dalam mengambil pekerjaan tersebut terlebih dahulu memikirkan matang - matang karena awalnya cukup ragu, akan tetapi berkat adanya forum yang diikuti oleh Syamsul membuat dirinya percaya diri.

Berawal dari ketidak sengajaan Syamsul secara tidak langsung menjadikan sebuah hobinya menjadi seorangfotografer jalanan. Selain hobinya menambah relasi bagi Syamsul, dirinya juga mendapatkan pekerjaan yang menguntungkan. Walau memerlukan proses yang panjang bagi Syamsul, hal tersebut malah menjadi tantangan bagi dirinya agar konsisten.