Sebab-Sebab Pergeseran & Perubahan Makna yang Mungkin Belum Kamu Ketahui!

Halo teman-teman semua! :star_struck:
Semoga selalu sehat dan senantiasa semangat ya!

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas secara singkat mengenai sebab-sebab pergeseran dan perubahan makna. Tetapi sebelum itu, ada baiknya kita mengulas kembali definisi dari makna itu sendiri.

Apakah yang dimaksud makna?

Betul sekali! Makna ialah sebuah kata yang memiliki arti yang mana pada sebuah tuturan terdapat hubungan dengan makna leksem lain (Subroto, 2011). Sama halnya dengan benda atau barang, makna dapat mengalami pergeseran dan perubahan dikarenakan beberapa sebab. Mari kita bahas satu-persatu!

Sebab-sebab pergeseran dan perubahan makna (Parera, 2004):
1. Sebab Linguistik
Sebab linguistik dalam perubahan makna berhubungan dengan beberapa ilmu lain, seperti morfologi, fonologi, dan sintaksis (Suwandi, 2022). Beliau mengambil contoh pada kata sahaya. Pada awalnya, kata tersebut dihubungkan dengan budak. Kemudian kata sahaya menjadi saya dikarenakan perubahan leksem, yang mana saya selalu dihubungkan dengan kata ganti orang pertama. Sedangkan (Parera, 2004) mengungkapkan bahwa pergeseran dan perubahan makna terjadi karena pengalihan makna suatu kata begitu saja ke dalam makna kata yang kerap muncul bersamaan. Contohnya frasa tidak semena-mena. Frasa tersebut kerap digunakan dan dijumpai dalam sebuah percakapan dengan orang lain. Lama-kelamaan, pengguna bahasa mempraktikkan semena-mena dengan menghilangkan kata tidak yang mana masih mengandung makna tidak semena-mena.

2. Beberapa Sebab Historis atau Kesejarahan
1) Penciptaan serta Penemuan Benda Baru
Pembaharuan pada setiap benda pasti diikuti dengan penamaan yang baru pula (Parera, 2004). Beberapa faktor dalam pemerolehan nama baru, antara lain:

  • Inovasi dari pemilik (penciptaan sendiri)
  • Penghidupan kata kuno yang sudah tidak terpakai
  • Penciptaan makna baru dari penggabungan beberapa makna yang sudah ada
  • Penerjemahan dari bahasa lain
  • Penyerapan bahasa lain baik bahasa serumpun maupun tidak serumpun

Contoh:

  • Traktor sebagai pengganti cangkul
  • Komputer sebagai pengganti mesin ketik
  • Masyarakat yang disaingkan dengan komunitas

2) Penamaan Institusi
Pemberian nama setiap lembaga dalam perkembangan masyarakat menyebabkan makna mengalami pergeseran serta perubahan (Parera, 2004).
Contoh:
- komisi
- panitia
- institut
- konferensi

3) Penemuan Ide-ide Baru
Contoh:
- dwifungsi
- sensual
- paradigma

4) Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan
Kemajuan teknologi menyebabkan perkembangan di berbagai aspek, salah satunya ilmu pengetahuan. Mayoritas makna mengalami pergeseran dan perubahan makna, baik dari penciptaan baru ataupun kata yang sudah hadir di tengah masyarakat karena banyaknya penambahan kosakata dari ilmu pengetahuan yang berkembang tersebut (Parera, 2004). ‘istilah’ merupakan sebutan dari beberapa konsep ilmu pengetahuan.
Contoh:
Masalahgejala atau fakta

3. Sebab Sosial
Pengguna bahasa Indonesia ketika menggambarkan pengalaman pasti mempengaruhi makna kata. Pengaruh sosial terhadap pergeseran serta perubahan makna menimbulkan dua gejala dalam hubungannya, yakni spesifikasi dan generalisasi. Dalam proses identifikasi yang dilakukan oleh masyarakat, menghasilkan sebuah pengalaman yang menimbulkan generalisasi (Parera, 2004). Contohnya kata virus yang sekarang kerap muncul dalam pekerjaan, seperti virus komputer dan virus penyakit.
Beralih ke spesifikasi makna, yang mana diterapkan masyarakat berdasarkan pengalaman awal sebagai pemakai bahasa. Contoh pada kata aman menjadi tidak aman, tidak tentram karena telah mengalami perubahan secara khusus. Contoh lain, grombolan yang makna awal berarti sekumpulan/sekelompok, sekarang dikaitkan dengan hal buruk seperti pemberontak dan perampok (Suwandi, 2022).

4. Sebab Psikologis
Mendengar kata psikologis, kita dapat membayangkan banyak hal seperti jiwa, perasaan, emosi, batin, dan masih banyak lagi (Suwandi, 2022). Beberapa hal tersebut memicu adanya perubahan dan pergeseran makna. Contohnya dipecat sebagai pengganti diberhentikan, tunawisma sebagai pengganti orang yang tidak memiliki tempat tinggal (tempat menetap).

Berdasarkan paparan materi di atas, kita menjadi tahu ya sobat kalau perkataan yang dituturkan orang lain bahkan diri kita sendiri, dapat menimbulkan pergeseran bahkan perubahan makna. Ditambah lagi dengan perkembangan zaman yang semakin mendorong kemajuan dalam penuturan bahasa. Bagaimanapun penggunaan dan apapun sebabnya, perlu adanya perhatian khusus agar makna penutur dapat tersampaikan dengan baik kepada yang ditutur.

Referensi:
Parera, J.D. (2004). TEORI SEMANTIK Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Subroto, E. (2011). Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik (Pengantar Studi Semantik). Surakarta: Cakrawala Media.
Suwandi, S. (2022). SEMANTIK (Pengantar Kajian Makna). Yogyakarta: Media Perkasa.

2 Likes