Anime Your Name atau lebih dikenal dengan Kimi No Nawa yang disutradai oleh Makoto Shinkai merupakan salah satu anime populer yang berada di tiga besar anime terlaris, terbaik, terbaper, ter-apalah di semua unsur. Saya setuju. Film ini menyajikan visual grafis yang memanjakan mata, khususnya bagi saya pribadi adalah visual alam dan langit yang benar-benar ciri khas Makoto Shinkai banget. Anime ini nggak cuma menjual visual, tapi juga jalan cerita yang unik dan kompleks. Pada awalnya kita akan diajak melihat konflik pertukaran tubuh antara Taki dan mitsuha kemudian malah berpindah lagi ke konflik meteor jatuh, konflik mencari tempat Mitsuha, hingga konflik perasaan diantara keduanya. Memang dah Makoto Sensei jago kalau urusan beginian.
Menurut saya yang paling disorot dalam anime ini selain karakternya adalah latar tempat, khususnya latar tempat tinggal Mitsuha. Saya lupa nama desanya apa, tapi desa Mitsuha ini adalah desa yang jauh dari lingkungan perkotaan. Desa ini masih banyak daerah perbukitan dan sebuah kawah gunung yang lumayan besar sekaligus luas. Adat istiadat pun masih dipegang erat di desanya Mitsuha. Namun walaupun jauh dari perkotaan, sarana dan fasilitas di desa Mitsuha sudah sangat layak sekali. Yah bisa kita sebut desanya Mitsuha ini adalah desa yang kriterianya adalah desa swakarya.
Selain desanya, yang membuat saya lebih tertarik lagi adalah pegunungan di desa Mitsuha. Gile, bener-bener mulus banget gunungnya. Ada sih beberapa tumbuhan memenuhi, tapi sedikit banget. Sisanya bener-bener mulus dan bersih sekali. Apalagi saat Taki berusaha naik ke puncak untuk meneriakkan nama Mitsuha. Aduh gusti, gampang sekali prosesnya! Taki hanya berlari sat set sat set dan dia sampai di puncak. Ada sih beberapa kali Taki terjatuh atau mengalami kesulitas saat mendaki, tapi itu hanya masalah kecil saja. Itupun dia hanya mengenakan jaket hoddie dan sepatu biasa. Memang OP sekali Taki ini. Saat itu otak saya berkata ‘’Sebegitu bagusnya ya gunung-gunung di Jepang sana?’’
Tapi ya kalau kita logika jelas saja pegunungan yang ‘mulus’ itu hanyalah settingan belaka saja. Tujuannya ya agar mempermudah alur cerita. Mana ada gunung yang mudah untuk didaki seperti di anime buatan Makoto Shinkai itu. Kemudian pikiran saya berpindah ke pegunungan yang ada di Indonesia. Saya langsung teringat dengan jalannya rawan kecelakaan, hutan belantara dimana-mana, semak-semak disana-sini, dan tentu saja hal-hal mistis di dalamnya.
Lalu saya membayangkan, bagaimana ya seandainya anime Your Name itu berlatar atau menggunakan latar pegunungan di Indonesia? Jujur, saya belum pernah naik gunung. Tapi saya suka sekali membaca cerita-cerita atau mendengar pengalaman orang naik gunung. Kira-kira, hal inilah yang akan terjadi seandainya Your Name berlatar di pegunungan Indonesia.
Pertama, Taki harus mengeluarkan tarif untuk mendaki. Oh sudah jelas! Di Indonesia semua hal itu bisa dijadikan ladang bisnis, termasuk pegunungan. Biasanya di garis start pendakian ada sekelompok orang yang meminta bayaran dengan menggunakan alibi tiket masuk. Sebenarnya tidak di semua gunung sih, tapi pasti ada oknum-oknumnya. Bayangkan, saat Taki hendak naik tiba-tiba ia dimintai tarif pembiayaan. Mau nggak mau Taki harus balik ke Tokyo dan ngambil uang.
Kedua, membawa jimat. Biasanya di beberapa pegunungan yang berada di pedesaan, orang luar ada yang disarankan untuk memakai jimat pemberian warga setempat. Fungsinya ya agar nggak diganggu. Karena Taki adalah orang Tokyo, besar kemungkinan dia harus memakai atau membawa jimat yang ia dapat dari warga desa Mitsuha. Itu pun kalau para warga mau memberikannya.
Ketiga, menjaga omongan. Anda pasti sudah tahu, di wilayah pegunungan kita nggak bisa asal ucap dan asal bicara. Terkadang ucapan yang asal-asalan atau berlebihan akan mendapat gangguan dari warga ghaib gunung. Di animenya kita bisa lihat Taki menjerit-jerit meneriakkan nama Mitsuha dan sesekali berteriak kesal. Kalau menggunakan pegunungan Indonesia, saya yakin jangankan asal ngomong memanggil nama Mitsuha pun pasti Taki akan berpikir dua kali.
Keempat, ketemu pasar. Bisa saja loh. Banyak para pendaki yang menceritakan kisah mereka bertemu dengan lingkungan pasar alias dunia ghaib. Misalnya saat mendaki Taki tidak sengaja menemukan pasar di puncak. Kemudian ia belanja sepuas-puasnya. Lalu mencoba pergi dari pasar. Eh nggak bisa. Ternyata Taki terjebak di alam ghaib pegunungan. Terus Mitsuha kecewa karena Taki nggak datang-datang. Dan animenya pun tamat dengan ending Taki yang terjebak di pasar ghaib.
Keren juga apabila konsep pegunungan Indonesia ini dibawa Makoto Shinkai ke anime Your Name saat itu. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, sebaiknya tidak usah. Nanti ceritanya malah bertele-tele dan berubah menjadi genre mistis atau superhero. Mitsuha yang mengetahui Taki terjebak akhirnya mencari dukun terdekat dan menjadi pahlawan yang menyelamatkan Taki. Durasi nambah, alur cerita juga tak jelas. Maka pegunungan fiktif sudah menjadi pilihan yang sangat tepat sekali.