Satu Hari Tak Terlupakan di Bulan Ramadhan

Pada saat bulan puasa tahun ini tepatnya pada bulan April 2024 minggu pertama, kakakku mengirimkan pesan agar aku menginap di kost yang ia tempati. Sorenya aku memesan ojek online dan berangkat ke sana. Sesampainya di sana aku disambut oleh kakakku untuk diarahkan masuk. Selanjutnya aku mengeluarkan makanan yang sudah diberikan ibuku dari rumah untuk berbuka puasa. Kita tidak melakukan banyak hal pada saat malam hari, ditemani oleh berisiknya suara kipas angin semalaman, tentu saja semalaman cuaca panas di Jogja tidak pernah terkalahkan.

Esok hari telah tiba, aku dan kakakku bangun untuk sahur dan berencana untuk langsung pulang saat matahari telah nampak nanti. Kami terlebih dulu mengabari ibu di rumah apakah kita bisa langsung pulang atau tidak, dan ibu mengatakan “Pulangnya malam hari tidak apa-apa kalian main saja dulu di sekitar Jogja, bulan puasa mungkin akan lebih menyenangkan”. Alasan lain kami menyetujui pendapat ibu adalah cuaca yang sangat panas sehingga kami merasa tidak akan tahan keluar dari kost di siang hari.

Sore harinya kita memutuskan mencari makanan untuk berbuka puasa nanti dan langsung pulang ke rumah. Pada saat perjalanan “Bagaimana kalau kita berbuka puasa sambil melihat sunset?”, tanya ku dengan sangat antusias. “Boleh, langsung saja kita ke sana” jawab kakakku yang langsung menyetujuinya. Berangkatlah kita ke Pantai Parangtritis yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Sesampainnya di pantai, kami memarkirkan motor dan berjalan ke arah tepi pantai yang ternyata sesuai dugaan, di sana hanya terdapat beberapa orang saja. Sore itu sangat menyenangkan, suasananya begitu nyaman ditemani sunset yang sangat menenangkan dan suara ombak yang menyapu tenang. Saat perjalanan ke sana kita tidak sempat membeli makanan apapun hanya membawa bekal air mineral yang ada di dalam tas. Akhirnya kita berbuka puasa hanya dengan meminum air mineral.

Magrib sudah akan usai, kita memutuskan untuk langsung pulang karena hari semakin gelap. Selama di perjalanan kami berpikir untuk mencari tempat makan, namun saat itu sudah banyak sekali tempat makan yang menu makanannya sudah habis. Karena sudah merasa lapar, akhirnya kakakku memutuskan untuk ke Lapangan Denggung, yang sudah pasti masih banyak makanan di sana.

Setibanya di Lapangan Denggung, kami membeli dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es teh. Kita menunggu makanan di masak sambil melihat-lihat sekitar Lapangan Denggung. Terdapat beberapa wahana yang biasa aku temukan di pasar malam, seperti bianglala, kora-kora, komedi putar, dan lain-lain. Kita memutuskan untuk berkeliling di sekitar lapangan sebelum pulang. Saat berkelilling kita membeli martabak manis dan beberapa makanan ringan lainnnya. Aku menemukan penjual mie ayam yang letaknya di deretan kios bersampingan dengan martabak, terdapat makanan seperti bakso, soto, dan masih banyak lagi. Ternyata harga mie ayam di warung itu lebih murah dari mie ayam yang kita beli di sekitar lapangan tadi. Ada sedikit rasa kesal karena harga yang lumayan dan rasa yang terbilang tidak begitu enak. Dengan keadaan yang sangat lapar tadi kita hanya datang dan langsung memesan makanan yang ada di depan mata.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, aku dan kakakku melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah, di perjalanan ibu berpesan untuk dibelikan ubi cilembu atau ubi bakar. Kita akhirnya mencari ubi bakar yang masih buka menggunakan google maps, namun sampai jam setengah 9 kami belum juga mendapatkan ubi tersebut. Ada hal tidak terduga yang muncul, handphone milik kakakku mati dikarenakan baterainya sudah habis dan handphone milikku ternyata tidak memiliki paket internet, di situlah keadaan mulai sedikit panik karena kita sama-sama tidak tahu dimana kita sekarang. Akhirnya kita menemukan toko yang menjual paket internet, tidak disangkanya sekitar jarak 5-8 rumah terdapat toko yang menjual ubi bakar yang masih buka dan tentunya belum habis. Setelah kejadian entah berapa kali kita tertipu oleh google maps yang mengatakan masih buka namun ternyata sudah tutup, bahkan ada yang sudah tidak berjualan lagi.

Kita melakukan perjalanan pulang di jam 9 malam kondisi jalanan sudah mulai sepi, jadi kakakku sedikit lebih cepat dalam megendarai motor. Di perjalanan kita juga sempat mampir di SPBU untuk mengisi bahan bakar dan mengabari ibu bahwa kita sudah dalam perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, aku dan kakakku di sambut oleh kedua orang tua kemudian kita menceritakan perjalanan kita dari kesenangan yang kita dapat dan kendala pada saat perjalanan. Tentu saja orang tua ku sedikit marah karena kita bermain terlalu jauh dan pulang dengan keadaan masih lapar. Aku kemudian makan lagi dengan menu nasi, soto, dan tempe goreng.

1 Like