Sadar akan kekurangan dan bersyukur akan kelebihan

Ada seorang anak yang bernama Stin, Stin ini adalah seorang anak yatim sejak duduk di bangku SMP, dia mempunyai satu saudara kandung yaitu adiknya, pada saat itu adiknya masih TK dan sekarang adiknya sudah duduk di bangku SD kelas 5. Kini ibunya harus bekerja sendiri untuk mencukupi semua kebutuhan beliau dan kedua anaknya. Dengan begitu Stin sadar akan kekurangan maupun kelebihan dan harus dibuat cukup biar bisa melanjutkan sekolah di SMA.
Stin sekolah di SMA pun harus mencari sekolah yang biayanya lebih murah dari sekolah yang lain, karena sistem zonasi stin tidak diterima di SMA negeri yang lebih dekat. Setelah itu, stin pun merasa kasihan kepada orang tuanya yang tunggal karena harus mencari nafkah sendiri.
Setelah Stin lulus dari SMA, Stin mempunyai keinginan untuk mencari pekerjaan di luar sana, namun pada saat itu Stin sudah mencoba untuk melamar pekerjaan di suatu tempat, tapi Stin tidak diterima oleh pemilik usaha tersebut. Disitulah Stin mulai sadar karena ibunya berharap kepada Stin, supaya mau berkuliah di kampus yang saat ini di tempatinya. Stin pun berusaha selalu bersyukur akan keadaan yang telah digariskan oleh Allah SWT untuk keluarganya.
Ibunya juga memberikan nasehat kepada Stin untuk bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi, meskipun ibunya harus bekerja semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan uang, agar bisa membayar biaya sekolah yang lebih banyak dari SMA.
Stin pun akhirnya mengikuti nasehat ibunya, meskipun stin juga harus mencukupkan uang saku yang pas-pasan. Stin berusaha tidak membeli jajanan terus menerus, stin berusaha membawa bekal makan dan minum dari rumah agar bisa menghemat uang sakunya, supaya di saat Stin sedang diajak oleh teman-temannya pergi ke suatu tempat tongkrongan, Stin bisa menyesuaikan yang lainnya, Stin bisa mengumpulkan sisa uang sakunya. Dan pada akhirnya Stin ada sisa sedikit untuk di tabung agar bisa menambah biaya kuliah.
Keluarga Stin tinggal ikut Atasan ibunya bekerja demi mendapatkan uang tambahan untuk mencukupkan kebutuhan yang semakin lama semakin bertambah. Stin dan ibu Stin bekerja sama, dengan keadaan yang pas – pasan biar Stin nanti bisa kuliah dengan baik dan berusaha berdo’a biar bisa sampai lulus tepat waktu. Dengan tujuan agar nanti kehidupan Stin lebih baik dan lebih cukup dari orang tuanya yang mengusahakan suatu keberhasilan atau cita-cita… Do’a Stin dan ibunya semoga Allah mengabulkan akan cita-cita. Stin yang direstui ibunya.
Dulu waktu Stin masih duduk di bangku SD juga pernah merasakan kehidupan yang sangat pahit, sebab banyak orang yang meremehkan keluarga Stin apalagi di lingkup sekolahnya. Karena ayah Stin waktu masih hidup, mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pedagang biasa dan Stin pun dapat ejekan dari teman-temannya.
Pada saat itu juga Stin merasa kesal terhadap teman-temannya padahal pekerjaan sampingan ayahnya itu yang membuat keluarganya berkecukupan. Dan mereka hanya bisa memandang sebelah mata mereka tidak tau pekerjaan ayah Stin yang sebenarnya. Tapi Stin tetap masih bisa menerima ejekan tersebut dengan kesabaran. Sebab tidak semua anak yang bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya. Stin tetap merasa bersyukur karena Stin bisa membahagiakan orang tuanya dengan cara yang sederhana yaitu dengan menuruti semua nasehat yang membuat Stin berada jalan yang benar, dia percaya bahwa dengan Stin selalu jadi anak yang penurut suatu saat pasti Stin juga akan mendapatkan hidayahnya.
Harapan Stin saat ini adalah bagaimana caranya membahagiakan orang tuanya dan bisa membawa nama baik keluarga. Walaupun Stin sering kali mengeluh akan cobaan-cobaan hari demi hari yang melintas dalam suatu kehidupan yang sebenarnya tidak ingin terjadi dalam suatu kehidupan, karena suatu cobaan itu pasti ada. maka Stin tetap akan selalu berusaha dan berjuang serta berdo’a demi masa depannya dan keluarga.
Stin mempunyai kepercayaan bahwa, menurut islam dengan niat bismillah, insyaallah ada jalan. Laa Haula Walaa Quwwata illa billah. Aamiin.