Rumpun bahasa Austronesia: melemahkan atau menguatkan bahasa Indonesia?

Austronesia merupakan rumpun bahasa yang pada masa prasejarah berasal dari Taiwan dan kemudian menyebar ke Nusantara. Berdasarkan data arkeologi dari situs- situs yang ada di Nusantara, justru membuktikan bahwa lokasi asal-usul itu berasal dari Kepulauan Nusantara, yaitu daerah paparan Sahul. Oleh karena itu banyak keragaman bahasa di Indonesia, terdapat sejumlah kosa kata bahasa Indonesia sama dengan kosa kata bahasa Melayu. Bahasa Austronesia menurut saya justru menguatkan bahasa Indonesia karena bahasa Austronesia dapat menguatkan bahasa Indonesia yang sangat beragam dan dapat menyebarkan bahasa tersebut.

Referensi:
Purwanti. (2019). BAHASA AUSTRONESIA DARI SUMATERA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL ARKEOLOGI, 219-230.

1 Like

Pada dasarnya rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi 2 sub rumpun yaitu, bahasa-bahasa Indonesia (Austronesia barat/bahasa-bahasa Melayu) dan bahasa-bahasa Oseania pendapat tersebut diungkapkan oleh Salzner (dalam Keraf, 1996). Selain itu, ada beberapa hukum bunyi atau korespondensi fonemis yang masih tergolong ke dalam bahasa Austronesia dan ada sebagian fonem bahasa sama dengan bahasa protonya (Keraf, 1996). Sehingga, keragaman kebahasaan yang ada di Indonesia mirip dengan keragaman yang ada dalam bahasa Austronesia maka dari itu pendapat tersebut menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa keragaman bahasa Indonesia termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia.

Referensi:

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia.

1 Like

Bahasa Austronesia menurut saya justru menguatkan bahasa Indonesia karena bahasa Austronesia dapat menguatkan bahasa Indonesia yang sangat beragam dan dapat menyebarkan bahasa tersebut. Hal tersebut disebabkan karena bahasa Indonesia dapat melakukan proses morfologis dengan bahasa yang satu rumpun dengan bahasa Austronesia. Dari proses tersebut, membuat bahasa Indonesia memperkaya kosakatanya tanpa menghilangkan identitas bahasanya sendiri.

Referensi:
Purwanti. (2019). BAHASA AUSTRONESIA DARI SUMATERA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL ARKEOLOGI, 219-230.

1 Like

Menurut jurnal yang berjudul Perbandingan Kajian Semantik Rumpun Bahasa Melayu yang pernah ditulis oleh Romi Firmansyah, dkk memaparkan bahwa bahasa Indonesia termasuk dalam empat bahasa yang tergabung dalam satu kelompok rumpun bahasa Austronesia. Tiga bahasa lainnya yaitu bahasa Melayu Brunei, bahasa Melayu Malaysia, dan bahasa Melayu Singapura. Oleh sebab itu, tidak heran apabila terdapat beberapa kosakata yang sama dalam penggunaan antar bahasa tersebut yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Pada perkembangannya bahasa Melayu Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Belanda dengan latar belakang sejarah penjajahan. Dengan demikian rumpun bahasa Austronesia menguatkan bahasa Indonesia karena dalam sejarahnya bahasa Indonesia juga merupakan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu yang mana tergabung dalam satu rumpun bahasa Austronesia.

Referensi
Firmansyah, R., dkk. (2018). Perbandingan Kajian Semantik Rumpun Bahasa Melayu. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1, No. 3, Mei 2018.

1 Like

Nilai tawar realitas kebahasaan Austronesia dengan bahasa Indonesia berdampak menguatkan. Hal tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor, seperti letak geografi Indonesia yang berada pada jalur perdagangan Internasional. Implikasi atas implikasi geografi ini yaitu menjadikan wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh masyarakat internasional. Masyarakat internasional yang paling memengaruhi dan mendominasi di wilayah Nusantara, yakni masyarakat kelompok Austronesia. Dampaknya yakni bahasa Austronesia memberi sumbangsih dan menjadi cikal bakal bahasa Indonesia.

Penelitian Fitriani & Nabila (2020), yang dipublikasikan dalam prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, menunjukkan perubahan sosial budaya di masyarakat membawa perubahan pada perkembangan bahasa Indonesia sebagai bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Salah satu penandanya yakni adanya interferensi bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa Austronesia yang terjadi pada penutur bilingual atau multilingual dalam masyarakat heterogen.

Interferensi dipengaruhi oleh tiga usur yaitu, bahasa sumber, bahasa resipien, dan importasi. Hasil penelitian Fitriani & Nabila (2020) menunjukkan bahwa interferensi dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bentukan kata seperti penghilangan fonem dan penambahan fonem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa Austronesia sangat berpengaruh dan menguatkan eksistensi dan hasanah bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka
Siti Fitriani, R., & Nabila, R. (2020). INTERFERENSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA. Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, 3(1), 197-204. https://doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.22

1 Like

Menurut saya nilai tawar realitas tersebut menguatkan karena Interferensi bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk dari perkembangan bahasa Austronesia yang terjadi pada penutur bilingual atau multilingual dalam masyarakat heterogen.

Siti Fitriani, R., & Nabila, R. (2020). INTERFERENSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA. Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, 3(1), 197-204. https://doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.22

1 Like

Menurut saya, nilai tawar tersebut dapat menguatkan bahasa Indonesia. Hal ini karena rumpun bahasa Austronesia yang memiliki keberagaman bahasa menjadikan bahasa Indonesia memiliki berbagai bahasa, yaitu bahasa daerah. Sejalan dengan itu, keberadaan bahasa Indonesia lebih diakui dan dapat diterima. Di dalam faktor geografis yang strategis, memungkinkan terjadinya penyebaran bahasa yang dapat mempererat hubungan dengan bangsa lain

Referensi
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia.

1 Like

Menurut pendapat saya, banyak terjadinya interferensi antar bahasa. Pada rumpun Austronesia tentunya melatarbelakangibanyak munculnya keragaman bahasa. Misalnya Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu memiliki kaitan. Terdapat beberapa kesamaan kosakata antara bahasa Indonesia adan bahasa Melayu Malaysia (Firmansyah: 2018).
Nilai diri dan jati diri sebagai bangsa bersumberkan juga pada nilai-nilai kebahasaan yang secara historis diwariskan oleh para leluhur dan para pendiri bangsa (Mbete: 2016). Bahasa adalah wadah (dan sarang) kebudayaan dalam pelbagai kategorinya (Everett, 2012:239-242). Jadi, bahasa
lokal, kecil atau besar, kuat atau lemah daya hidupnya selama masih hidup adalah sarang kebudayaan lokal/daerah. Maka nilai tawar realitas kebahasaan dapat menguatkan bahasa Indonesia.

Everett, Daniel 2012. Language: The Cultural Tool. www.profilebooks.com.Lomdon: Profile Books Ltd.
Mbete, Aron. 2016. Pentingnya Pendidikan Multibahasa danmultibudaya
DI Kawasan Perbatasan. Seminar Nasional Sehari dengan Tema ā€œFenomena Bahasa, Budaya, Pendidikan, dan Kebangsaan di Kawasan Perbatasanā€
Romi Firmansyah, R. S. (2018). Perbandingan Kajian Semantik Rumpun Bahasa Melayu. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 1(3), 435-440.

1 Like

Realitas kebahasaan tersebut menguatkan terhadap bahasa Indonesia maka dari itu banyak bahasa Indonesia yang memiliki kemiripan dengan bahasa rumpun Austronesia seperti adanya kemiripan bahasa Indonesia dengan Malaysia, bahkan bahasa Indonesia dengan Brunei dan negara rumpun Austronesia yang lainnya. Dikarenakan adanya kesamaan senasib sepenanggungan di zaman penjajahan membuat adanya kemiripan tersebut. Menurut Afria Rengki (2017) Bahasa Kerinci merupakan bahasa melayu yang berkerabat dengan bahasa daerah yang ada di dekatnya yaitu bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu Tengah. Bahasa Kerinci merupakan salah satu bahasa yang termasuk ke dalam rumpun Bahasa Austronesia.
Marsono (2011) menyatakan di Indonesia tidak kurang dari 418 bahasa Daerah. Semua bahasa itu serumpun dan termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia.

Afria, R. (2017). Warisan Migrasi Bahasa Austronesia dalam Bahasa Kerinci.

Marsono. (2011). Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara (Morfologi tujuh anggota rumpun Austronesia dalam perbandingan). Yogjakarta. Gadjah Mada University Press.

1 Like

Menurut saya, nilai tawar realitas kebahasaan dapat menguatkan bahasa Indonesia. Karena dari awal kemunculan bahasa Indonesia, bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu, Austronesia merupakan rumpun bahasa yang pada masa prasejarah berasal dari Taiwan dan kemudian menyebar ke Nusantara. Berdasarkan data arkeologi dari situs- situs yang ada di Nusantara, justru membuktikan bahwa lokasi asal-usul itu berasal dari Kepulauan Nusantara, yaitu daerah paparan Sahul. Bukti-bukti arkeologi pada masa proto sejarah tetap membuktikan adanya kesinambungan penutur bahasa Austronesia di Nusantara. Bukti tertulis yang ditemukan sejak abad ke-7 Masehi memperkuat teori daerah paparan Sahul, yaitu Sumatera sebagai asal bahasa Austronesia.

Jadi, rumpun bahasa Austronesia menguatkan realitas kebahasaan bahasa Indonesia. Karena dengan adanya rumpun bahasa Austronesia yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, maka bahasa Indonesia menjadi semakin kaya dengan kata serapan serta penyebaran bahasa Indonesia menjadi semakin luas.

Referensi: Purwanti, Retno. 2019. Bahasa Austronesia dari Sumatera. Prosiding: Seminar Nasional Arkeologi, 219-230.

1 Like

Menurut saya nilai tawar realitas kebahasaan terhadap bahasa Indonesia saling memperkuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bahasa indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, bersama dengan bahasa Melayu yang dalam unsur kebahasaannya mirip.
Rumpun bahasa Austronesia memperkuat realitas kebahasaan bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan akan menjadi perpaduan dua unsur budaya bahasa atau lebih yang dapat memperkaya bahasa Indonesia itu sendiri.

Referensi: Realitas Penggunaan Bahasa Indonesia
Sebagai Alat Pemersatu Bangsa. Oleh
Dian Ramadan Lazuardi

1 Like

Pada dasarnya bahasa akan menuntut adanya pengaruh dari bahasa lain dalam terciptanya keragaman suatu bahasa. Dalam hal ini, bahasa Austronesia memiliki kontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diyakini berasal dari bahasa Melayu, sedangkan bahasa Melayu dipercaya berasal dari bahasa Austronesia.

Menurut pendapat saya, nilai tawar realitas kebahasaan Austronesia terhadap bahasa Indonesia bisa menguatkan karena rumpun bahasa Austronesia memunculkan serapan bahasa baru yang dapat memperkaya bahasa di Indonesia karena beragam. Selain itu, bahasa Indonesia memiliki kekerabatan dengan bahasa-bahasa serumpunnya. Dengan adanya rumpun Austronesia tersebut juga memperkuat bahasa Indonesia karena adany proses morfologis dengan bahasa yang satu rumpun dengan bahasa Austronesia. Dari proses tersebut, membuat identitas bahasa Indonesia tidak hilang dan justru memperkaya kosakatanya.

Referensi :
Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan, 75-85.

Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia.

1 Like

Menurut saya, nilai tawar realitas kebahasaan dapat berpengaruh yaitu menguatkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, dan bahasa Melayu dipercaya berasal dari bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia berasal dari Yunan yang menyebar ke sebagian besar Asia. Salah satu bentuk perkembangan bahasa Austronesia yaitu adanya interferensi bahasa Indonesia.

Referensi
Keraf, G. (1996). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia.
Pusposari, D. (2017). Kajian Linguistik Historis Komparatif dalam Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan , 75-85.