RARA DAN PERI KECIL (Cerita Anak)

Tema : PERSAHABATAN

Judul : RARA DAN PERI KECIL

Rara : Anak kecil, berambut pendek, menyukai hal-hal tentang sapi.

Peri kecil : Menggunakan baju berwarna kuning, mempunyai sayap, dan memiliki ukuran tubuh yang kecil.

BAB I

PERI KECIL

Dikisahkan seorang anak bernama Rara, ia tinggal bersama kedua orang tua nya, dan memiliki kebun bunga berisi macam- macam jenis bunga yang sangat cantik. Suatu hari, Rara sedang bermain-bermain di sekitaran bunga. Waktu itu ia melihat ada kelopak bunga yang siap untuk mekar. Ketika kelopak itu membuka, terlihat seperti ada cahaya kecil berwarna kuning.

“Akhirnya aku bisa menghirup udara lagi”. Kata si peri sambil merentangkan tangan.

Rara yang sedang memperhatikan kelopak bunga daritadi, ia terkejut ketika ada makhluk kecil yang berada di kelopak bunga.

Rara perlahan-lahan menjauh dari bunga itu, tetapi ia juga ingin tahu makhluk apa yang tadi ia lihat. Lalu ia memberanikan dirinya untuk mendekati kelopak bunga itu.

Peri yang menyadari keberadaan manusia itu pun, lalu bersembunyi dibalik kelopak bunga yang mekar. Karena ia takut bahwa manusia itu akan menyerangnya. Rara terheran-heran dan tidak percaya tentang keberadaan makhluk kecil itu. Kemudian rara pun menyapa peri.

“Hai”. Ucap rara.

“Apakah kau peri?”. Sambungnya.

Peri yang mengintip dari balik kelopak, mencoba untuk memastikan, kemudian ia perlahan-lahan keluar dari tempat persembunyiannya. Karena ia merasa bahwa manusia ini tidak berbahaya baginya.

“Hai, namaku rara, apakah kita bisa berteman?”. Ucap rara.

Peri memahami apa yang manusia itu ucapkan, lalu ia memberikan anggukan, sebagai simbol bahwa ia juga mau berteman dengan manusia itu.

Rara tersenyum, lalu mencoba mengajak peri itu untuk pergi ke tepi danau yang berada di samping rumah nya. Rara bercerita tentang dirinya yang menyukai boneka sapi, dan keinginannya yang berharap memiliki beberapa ekor sapi yang lucu. Kemudian ia juga bercerita tentang kedua orang tuanya yang memiliki kebun bunga sebagai mata pencaharian mereka dengan menjual bunga-bunga yang mereka hasilkan dari kebun.

“Apakah kamu memiliki nama, peri?”. Tanya rara.

“Belum, aku belum memiliki nama, karena peri yang terlahir dari bunga yang baru saja mekar, ia belum memiliki nama”. Jawab peri.

“Baiklah, aku beri kamu nama ‘peri kecil”. Ucap rara.

“Semoga kita akan menjadi sahabat selamanya”. Sambung rara dengan senyuman yang bahagia.

Peri juga membalas dengan senyuman.

Keesokan harinya, peri mengikuti rara yang hendak pergi ke kebun bunga, disana terlihat kedua orang tua rara yang sedang bersedih karena beberapa tanaman bunga miliknya layu, sehingga dapat mengurangi hasil panen mereka. Rara yang melihatnya pun juga ikut bersedih. Kedua orang tua rara akhirnya kembali masuk kedalam rumah untuk menenangkan diri.

Rara mendekatkan diri pada bunga yang layu tersebut. Lalu mengangkat salah satu pot bunga nya yang layu. Peri yang iba atas kejadian menimpa rara dan kedua orang tuanya. Kemudian ia mengambil inisiatif dengan cara bernyanyi, sehingga angin bertiup dengan lembut dan daun-daun bunga yang layu bergerak mengikuti alunan nyanyian peri.

♫♫Mentari menyinari semua yang ada di bumi, langit pun tampilkan birunya yang indah. Duhai bunga, engkau cantik apabila engkau mekar. Engkau indah apabila cerah. Tersenyumlah, hapus air mata. Sinar kan menghampirimu… ♫♫

Alunan nyanyian peri, berhasil membuat bunga yang layu kini kembali segar,dan kembali sehat. Rara merasa sangat bahagia, karena bunga-bunganya tidak menjadi layu.

“Terimakasih peri kecil, karena mu, bunga-bunga kami dapat segar kembali”. Ucap rara.

“iya, sama-sama rara”. Balas peri.

BAB II

TERTANGKAPNYA PERI KECIL

Peri kecil saat ini sudah memiliki rumahnya sendiri, yang terbuat dari semacam kaleng bekas, dan diatur sedemikian rupa seperti isi pada dalam rumah. Rara menghiasinya dengan sangat cantik, sehingga peri sangat menyukai rumah barunya. Rumah peri kecil tepat berada di sekitaran danau di bawah pohon.

Peri mencoba masuk kedalam, melihat sekeliling rumahnya yang tertata rapi. Menurutnya ini adalah tempat ternyaman bagi dirinya. Sebelumnya ia tinggal bersama di dalam kamar milik rara. Sekarang ia sudah memiliki kamar nya sendiri.

Malam ini rara menikmati malamnya di rumah baru. Ia duduk dimeja makan yang mengarah ke danau. Tiba-tiba terdengar suara seperti ada yang ingin masuk ke dalam rumahnya. Ternyata masuklah beberapa peri lain, yang berusaha menangkap peri kecil. Kepala peri kecil ditutup menggunakan kain sehingga ia tidak bisa melihat sekelilingnya.

“Duduk, diam kau disini”. Bentak peri lain.

Terdengar seperti ramai suara-suara peri lain. Seperti sedang mengadakan pesta atau sedang berkumpul. Akhirnya rara kembali di ajak untuk mengikuti peri lain pergi dan mengarahkannya seperti suatu ruangan. Penutup kepala rara dibuka, dan betapa terkejutnya ternyata benar, ada sekelompok kumpulan peri di sekitaran kebun bunga ini.

Di depan rara terdapat peri keamanan, dapat dilihat dari tulisan dimeja nya. Ia menginterogasi rara dengan banyak pertanyaan.

““Apakah kamu memiliki keluarga?”. Tanya peri keamanan.

“Tidak, aku tidak mempunyai keluarga, karena aku merupakan peri yang terlahir dari bunga teratai atau bunga lili yang sedang mekar”. Jawab peri kecil.

Peri lain sangat kaget, sebab peri yang terlahir dari bunga teratai atau bunga lili merupakan keturunan yang sangat di hormati dan disegani. Karena bunga itu merupakan ratu dari semua bunga air dan bunga tercantik di dunia.

"Apa buktinya kalau kamu merupakan peri yang terlahir dari bunga teratai dan bunga lili. Tanya peri keamanan.

“Coba kalian lihat motif dari sayapku, yang berbentuk bunga lili”. Jawab peri kecil

Akhirnya peri keamanan mempercayai bahwa peri kecil merupakan peri yang dihormati. Ia pun membawa peri kecil untuk ikut bersamanya naik keatas panggung.

“Perhatian-perhatian, dihadapan kita sekarang adalah seorang peri yang terlahir dari bunga teratai atau bunga lili”. Ucap peri keamanan.

“Wow dia sangat cantik ya”. Ucap peri lain.

“Cantiknya sayapnya”.

“Malam ini mari kita rayakan kehadiran peri teratai”. Ucap peri keamanan

“Yeeyy, yeeey”. Seru para peri.

BAB III

HADIAH UNTUK RARA

Sudah 3 hari, rara tidak menemui peri kecil, ia sudah mencarinya ke rumah peri kecil, hingga ke kebun bunga namun tidak menjumpai peri kecil.

“Rara”. Panggil peri kecil dari arah danau.

“Peri kecil…”. Teriak rara sambil berlari menuju arah peri kecil.

“Kamu darimana?, aku sangat mengkhawatirkanmu peri kecil”. Sambung rara.

“Jangan khawatir, aku akan selalu ada di sampingmu”.

“Janji peri kecil?”. Ucap rara

“Janji!”.

“Ohh iya aku ada hadiah untukmu, ayo ikut aku”. Ucap peri kecil

Peri membawa rara ke arah samping kanan tepian danau. Disana terdapat dua ekor sapi dan kandangnya.

“Woww, apakah ini hadiah untukku?”. Tanya rara.

“Iya, ini untukmu”. Jawab peri kecil.

“Asikk, terimakasih peri”. Ucap rara.

“iya sama-sama rara".

Akhirnyapun rara dan peri kecil saling hidup bahagia, rara merawat dan menjaga kebun bunga serta sapi dengan gembira dan semangat. Sedangkan peri sekarang memiliki sahabat dan keluarga baru yang saling menyayangi.