Putus Asa dan Bangkit

Hai sobat mijil. Perkenalkan aku adalah salah satu mahasiswa UNS prodi pendidikan matematika. Disini aku akan menceritakan sepenggal kisahku saat berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi.
Semua berawal dari kelas 10 , saat kelas 1l aku sangat berusaha untuk mendapat nilai rapot yang baik dan berprogres naik. Dengan begitu aku dapat mengikuti jalur SNMPTN. Dan ya aku berhasil mendapat rangking angkatan yang cukup memuaskan saat perankingan SNMPTN. Kesalahan terbesarku berada saat aku menginjak kelas 12. Dimana seharusnya orang orang berjuang mendapatkan PTN impiannya, tapi aku malah tenang dan hanya bergantung pada SNMPTN, terlalu percaya diri bukan?. Saat SNMPTN aku memilih prodi kedokteran atas saran dari orang tuaku. Saat pengumuman tiba ternyata aku gagal, kecewa benar benar kecewa, sedih kalau di ingat ingat lagi. Kegagalan itu sangat berdampak padaku. Aku mengalami stres berat, tidak bisa tidur, dan selalu overthinking bahkan aku jarang makan. Makan hanya 1 kali sehari atau bahkan tidak sama sekali. Tetapi orang disekitarku, keluargaku, sahabat, teman terus memberikanku semangat hingga aku mencoba bangkit lagi. Siang malam aku belajar mengejar ketertinggalanku. Aku juga mencoba mendaftar beberapa sekolah kedinasan, tapi sangat disayangkan semua gagal, patah benar benar patah saat itu. Kemudian aku mencoba mendaftar di prodi pendidikan matematika UNS atas dasar aku sejak duduk dibangku Sekolah Dasar sangat menyukai matematika. Kalau ditanya lagi sebenernya gaada sih dipikiranku untuk jadi seorang guru. Tetapi aku tetap bersyukur mungkin ini jalanku yang di ridhoi Allah SWT. Banyak orang diluar sana yang menginginkan berada ditempatku saat ini. Maka aku tak akan menyia-nyiakannya lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan mengulangi kesalahan kesalahanku lagi.
Dari ceritaku tadi aku ingin memberikan suatu kalimat yang mungkin bisa dijadikan pelajaran untuk kalian semua “jangan terlalu cepat puas akan suatu hal karena kita tidak tau kenyataan kedepannya seperti apa. Tetap berjuang dan jangan putus asa akan suatu kegagalan. Jangan sampai satu kegagalan memunculkan kegagalan kegagalan yang lain.”