Semburat jingga menyapa
sang fajar terbit kembali
bias cahaya menembus kaca kamarku
saat aku masih menunggu
menunggu sang tuan kembali
Tidakkah dia lupa?
lupa jalan pulang
bukankah sebelumnya kau berjanji
atau janjimu hanya sebuah delusi
Mengurai rasa yang selalu saja kembali setiap pagi
terasa kalut namun sebuah keharusan
mengubur setiap teriakan hati atas namamu
berharap rasa kian menepi
lalu pergi