Bauer (1988:12) berpendapat dalam buku yang berjudul “Introducing Linguistic Morphology”, bahwa proses morfemis dibagi atas morfemis derivasional dan morfemis infleksional. Derivasi menjadi bagian dari leksis karena menyediakan leksem-leksem baru dan infleksi merupakan bagian dalam sintaksis karena bersifat melengkapi bentuk-bentuk leksem. Suatu leksem dapat dibentuk menjadi sebuah kata melalui proses morfemis. Proses morfemis adalah proses pembentukan kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Salah satu bentuk dari proses morfemis ialah penggabungan morfem dasar dengan morfem afiks. Setiap bahasa mempunyai peranti pembentukan kata untuk mengembangkan sebuah konsep. Dalam proses pembentukan kata, leksem sebagai unsur leksikon diolah menjadi kata melalui proses morfemis.
Pengafiksasian
Afikasi atau pengakfiksasian merupakan proses atau hasil penambahan (perangkaian) afiks pada akar, dasar atau alas kata. Ingguoe memaparkan bahwa leksem mengalami perubahan bentuk menjadi kategori tertentu sehingga berstatus kata dan sedikit banyak berubah maknanya (2015:38). Berdasarkan letak distribusi afiks, proses afiksasi dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), gabungan awalan-akhiran (konfiks) dan imbuhan gabungan (simulfiks).
Pengklitikan
Menurut Baryadi (2011:44), klitika ialah imbuhan yang mengandung arti leksikal. Berdasarkan letak peletakannya pada bentuk dasar, klitik dibedakan menjadi proklitik dan enklitik. Verhaar (2010:119), berpendapat bahwa klitika biasanya adalah morfem yang pendek, paling-paling dua silabe, biasanya satu; tidak dapat diberi aksen atau tekanan apa-apa; melekat pada kata atau frasa yang lain, dan memuat arti yang tidak mudah dideskripsikan secara leksikal. Klitika juga tidak terikat pada kelas kata tertentu biasanya ada keterikatan itu dengan morfemmorfem tertentu.
Pemajemukan
Menurut Sutan Takdir Alisjabana (2012:186), kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru yang tidak merupakan gabungan makna unsur-unsurnya.
Reduplikasi (Pengulangan)
Pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruh, maupun sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan itu merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.
Menurut saya, proses morfemis yang paling mudah dipahami adalah pengafiksasian karena proses ini dapat disebut proses yang paling umum digunakan dalam bahasa. Selain itu, proses ini juga paling mudah untuk dilakukan daripada proses morfemis lainnya.
Referensi:
Rumilah, S., & Cahyani, I. (2020). STRUKTUR BAHASA; Pembentukan Kata dan Morfem sebagai Proses Morfemis dan Morfofonemik dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia , 8 (1), 70-87.
SULFIANA, S. NOMINA DALAM NOVEL TASBIH CINTA DI LANGIT MOSKOW KARYA INDAH EL HAFIDZ. BAHASA DAN SASTRA , 2 (1).
Gani, S. (2019). Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan Semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab , 7 (1), 1-20.