Produk Indomie dan dampak bagi kesehatan

INDOMIE
Menurut Wikipedia, Mie instan adalah mi yang sudah dikukus, digoreng, dan dikeringkan terlebih dahulu agar kemudian dapat langsung disajikan dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam bungkusnya. Adonan mie instan umumnya terdiri dari campuran tepung terigu, air, minyak goreng, dan garam. Salah satu contoh produk mi instan yang cukup diminati di Indonesia adalah Indomie.
Menurut Kompas.com , Indomei adalah merek mie instan yang diproduksi oleh Indofood CBP, anak perusahaan Indofood Indonesia. Produk indomei tidak hanya merajai pasar domestic, namun juga merambah pasar global. Indomie pun diekspor ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Pasar utama ekspor indomie antara lain Australia, Hong Kong, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, Afrika dan negara-negara di Eropa.
Indomie pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia pada tahun 1969, banyak yang meragukan tentang mie instan dapat dijadikan salah satu bahan pangan pokok. Namun, dengan harga mie instan termasuk indomie memiliki harga yang terjangkau, mudah untuk disajikan, dan awet atau tahan lama. Hal ini yang membuat indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia. Produk indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah indomie Kuah rasa kaldu ayam yang saat itu sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian indomie kuah rasa kari ayam. Puncaknya pada tahun 1983, Produk indomie Kembali semakin digemari oleh masyarakat dengan diluncurkannya varian indomie goreng.
Saat ini, indomie memiliki banyak varian rasa yang tersedia di seluruh Indonesia. Selain itu, juga terdapat beberapa varian rasa indomie yang tersedia di wilayah tertentu. Indomie memiliki Varian yaitu indomie goreng dan kuah. Indomie goreng tersedia dalam varian rasa: mie goreng special, mi goreng pedas, mi goreng rasa sambel ijo, mi goreng rasa iga penyet, mi goreng rasa sambel matah, mi goreng sambal rica-rica dan mi goreng kriuuk pedas. Indomie kuah tersedia dalam varian rasa: rasa ayam bawang, rasa ayam special, rasa kaldu ayam, rasa kari ayam, rasa soto, dan rasa soto special.
Indomie Merupakan salah satu makanan yang cukup popular di Indonesia. Tak mengherankan lagi, kalua melihat dimana indomie dikonsumsi semua kalangan mau muda sampai tua. Bahkan indomie jadi makanan akhir bulan anak kostan. Indo mie menjadi salah satu makanan yang banyak ditemui dimana saja dengan banyak varian rasa. Selain itu, proses pembuatannya cukup mudah membuat banyak orang merasa lebih praktis dalam mengkonsumsi mi instan ini.
Namun, sebaiknya tidak mengonsumsi mi instan terlalu sering. Ada berbagai dampak pada Kesehatan yang beresiko dapat di alami jika berlebihan mengonsumsi mi instan. Menurut Halodoc, penyakit yang beresikao dialami saat terlalu banyak mengonsumsi mi instan:

  1. Tekanan darah tinggi
    Mi instan terdapat kandungan garam yang tinggi. Terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat beresiko mengalami berbagai gangguan Kesehatan tubuh salah satunya tekanan darah tinggi. Jika tidak diatasi dengan baik, tekanan darah tinggi dapat memicu sejumlah gangguan Kesehatan, seperti serangan jantung, gangguan ginjal, gangguan mata, hingga demensia.
  2. Diabetes
    Bukan hanya kandungan garam, ternyata mi instan memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Hal ini beresiko dapat menyebabkan penyakit diabetes.
  3. Keguguran
    Jika dalam keadaan hamil, sebaiknya perhatikan porsi saat mengkonsumsi mi instan. Kandungan garam dan bahan pengawet dalam mi instan bisa memicu berbagai gangguan kehamilan. Bahkan lebih parahnya, kebiasaan makan mi instan berlebih saat hamil meningkatkan resiko keguguran.
  4. Sakit kepala kronis
    Mengonsumsi mi instan dalam porsi banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kandungan garam serta MSG yang terkandung dalam mi instan. Mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala dari yang ringan hingga yang cukup parah.
  5. Gangguan hati
    Kandungan pengawet di dalam mi instan dinilai dapat memicu gangguan pada hati. Selain itu, tingginya kandungan garam juga beresiko menyebabkan kerusakan hati.
  6. Obesitas
    Dampak yang bisa dialami bila terlalu sering mengonsumsi mi instan adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini bila tidak diatasi dengan baik maka dapat memicu penyakit kronis.
  7. Malnutrisi
    Terlalu banyak mengonsumsi mi instan dapat meningkatkan malnutrisi, khususnya pada anak-anak. Menyiapkan mi instan dinilai praktis dan pasti disukai oleh anak. Namun, jangan lupakan kebutuhan nutrisi yang perlu dipenuhi agar tumbuh kembang anak berjalan secara maksimal.
    Jika mempertimbangkan kandungan nutrisi di dalam mi instan ditambah dengan bahan pelengkap yang beresiko bagi Kesehatan, sebaiknya mulai batasi konsumsi mi instan. Sebagai upaya meningkatkan asupan nutrisi dari sajian mi instan, dapat ditambahkan beberapa bahan tambahan seperti telur,ayam, jamur, wortel, kacang-kacangan, kubis, dan bahan alami lainnya. Jika memungkinkan, jangan menggunakan bumbu yang tersedia. Gunakan setengah takaran saja guna mengurangi jumlah garam dan MSG yang dikonsumsi.