Productive Procrastination: Sok Sibuk Padahal Menunda Pekerjaan

“Jika kamu sibuk berarti kamu produktif”.

Apakah Anda setuju dengan kalimat di atas? Di usia berapa Anda tahu bahwa sibuk dan produktif itu berbeda? Sebagian besar orang mengartikan bahwa produktif dan sibuk adalah hal yang sama, padahal menjadi sibuk belum tentu produktif. Memang, jika dilihat dari luar baik orang sibuk maupun orang produktif hampir terlihat sama karena keduanya berkutat pada aktivitas untuk menjalankan tugas. Namun, ada perbedaan yang jelas antara dua istilah tersebut. Orang sibuk cenderung menghabiskan banyak tenaga, pikiran, dan waktu dengan melakukan berbagai kegiatan namun hasilnya tidak memuaskan. Sedangkan orang produktif hanya fokus pada sedikit kegiatan yang dinilai penting, bermanfaat, dan prioritas namun hasilnya memuaskan yang tidak jarang melibatkan kesibukan. Dengan demikian, orang dapat dikatakan produktif apabila manfaat/hasil dari kegiatan yang dilakukan sebanding dengan tenaga dan waktu yang dihabiskan.

Jadi yang manakah Anda selama ini, produktif atau sibuk? Apakah produktif Anda sudah maksimal atau tanpa sadar Anda sering terjebak dalam produktif prokrastinasi?

Istilah prokrastinasi mungkin masih asing bagi sebagian orang. Dari sudut pandang psikologi yang disampaikan oleh Klingsieck (2013) prokrastinasi diartikan sebagai sebuah perilaku menunda pekerjaan atau aktivitas yang penting, tanpa memperhatikan dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dampak positifnya. Singkatnya, prokrastinasi adalah istilah dalam psikologi untuk menyebut perilaku menunda pekerjaan. Kata “menunda” membuat prokrastinasi selalu dikaitkan dengan bermalas-malasan nyatanya tidak begitu. Misal, sebagai mahasiswa kamu mendapatkan tugas menyusun sebuah laporan praktikum. Menyelesaikan tugas ini adalah prioritas utamamu. Namun dalam prosesnya, kamu lebih memilih mengerjakan tugas lain yang sifatnya sampingan seperti merangkum materi, merapikan catatan dan dokumen di laptop, mengulang materi minggu lalu, dan lain sebagainya. Dari contoh tadi, individu menunda menyelesaikan tugas utama dengan melakukan tugas lain yang juga harus diselesaikan namun sifatnya sampingan/sekunder. Aktivitas menunda pekerjaan dengan hal bermanfaat alih-alih rebahan atau scrolling tiktok dan instagram seharian disebut productive procrastination.

Produktif prokrastinasi seringkali dilakukan oleh individu yang perfeksionis karena berpikir hasil pekerjaan tidak akan memuaskan. Sebenarnya perilaku seperti ini adalah cara individu menghindari tugas yang berat dengan memilih mengerjakan tugas lain yang lebih ringan agar tidak bertambah stres. Namun apa yang terjadi jika Anda melakukan penundaan produktif? Tentu saja, tugas yang seharusnya menjadi prioritas akan terbengkalai. Terlalu banyak melakukan tugas sampingan bisa membuat Anda kehabisan waktu dan kelelahan sehingga tidak maksimal dalam mengerjakan tugas utama.

Meskipun produktif prokrastinasi terlihat lebih baik karena menyelesaikan berbagai tugas dibandingkan tidak menghasilkan apa-apa sehingga individu tidak terlalu merasa bersalah karena sudah menunda pekerjaan utama. Namun, jika diteruskan individu akan merasa nyaman dengan melakukan penundaan atau mendapat alasan menunda pekerjaan lebih dari yang seharusnya. Hal ini berdampak pada tingkat produktivitas individu sebab yang ditunda sebenarnya adalah tugas utama dan bersifat krusial. Lalu bagaimana cara mengatasi produktif prokrastinasi?

Langkah-langkah mengatasi produktif prokrastinasi

  1. Menyederhanakan target
    Jika kamu merasa terlalu sulit untuk menyelesaikan target maka mulailah dengan menyederhanakannya dalam beberapa tahapan pekerjaan. Agar lebih efektif, berilah jangka waktu penyelesaiannya. Hal ini akan membuat target terasa lebih ringan dilakukan.
  2. Menyusun to do list atau daftar kegiatan
    Setelah membaginya dalam tahapan, susunlah pekerjaan-pekerjaan itu dalam sebuah daftar dan tentukan urutan yang menurutmu paling masuk akal. Manakah tugas-tugas yang menurutmu mudah, sedang, hingga sulit.
  3. Tentukan skala prioritas
    Menentukan skala prioritas sangat penting karena produktif prokrastinasi berkaitan dengan hal yang utama. Fokuskan dirimu pada pekerjaan-pekerjaan yang masuk dalam daftar prioritas, dahulukan itu. Jika ada tugas yang tidak mendesak maka lebih baik dicoret dari daftar kegiatan.
  4. Manajemen emosi
    Produktif prokrastinasi seringkali melibatkan emosi atau mood, maka perlu yang namanya manajemen emosi. Mulailah dari pekerjaan yang mudah dan ringan agar tidak merasa itu adalah beban yang berakhir menjadi tekanan bagi diri. Berikan jeda waktu untuk istirahat dari pekerjaan jika mulai kehilangan fokus atau bosan. Ini cara terbaik untuk mengembalikan fokus dan motivasi.
  5. Berhenti merasa cemas dan berlarut dalam kesempurnaan
    Dalam melakukan pekerjaan jangan terpaku pada kecemasan dan keharusan kesempurnaan hasil. Hal itu akan membuatmu kehilangan keberanian untuk melakukan pekerjaan dan berakhir dengan penundaan. “Tidak masalah jika salah, tidak apa jika hasilnya tidak sempurna yang harus aku ingat adalah aku sudah melakukan yang terbaik sebisaku dan itu sudah cukup luar biasa”. Penghargaan diri seperti itu sangat penting untuk membuat diri yakin bahwa dia mampu dan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Itulah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi perilaku produktif prokrastinasi. Sebenarnya inti dari kelima hal di atas adalah niat. Peran niat sangat penting karena menjadi dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Niat juga berfungsi sebagai pengingat diri apabila muncul keinginan untuk menunda kegiatan. Jadi tetapkan niat sebelum melakukan kegiatan agar Anda lebih serius saat melakukannya.