Problema Pembelajaran online Bagi Mahasiswa Teknik Sipil

Pada tanggal 2 Maret 2020 menjadi awal mula munculnya wabah Covid-19 di Indonesia, segala aktivitas yang berhubungan langsung dengan kontak fisik langsung diberhentikan, tidak terkecuali dengan aktivitas pembelajaran, sehingga kebijakan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) harus diambil oleh pemerintah. “Salah satu yang menerapkan aturan ini adalah wilayah DKI Jakarta. Begitu juga di Kota Bandung, Jawa Barat yang memberlakukan kebijakan tersebut di waktu bersamaan (Novina Putri Bestari,2020).” Pembelajaran jarak jauh dinilai menjadi satu-satunya cara yang paling efektif dilakukan, namun hal itu menimbulkan pro dan kontra bagi mahasiswa yang ilmunya berdasarkan ilmu praktis, contohnya bagi mahasiswa Teknik Sipil, dengan diberlakukannya pembelajaran daring mereka tidak mendapat ilmu dari praktek yang seharusnya mereka dapatkan.

Pembelajaran daring memang memiliki kelebihannya tersendiri yaitu Mahasiswa dapat mengakses materi pembelajaran secara lebih mudah, mereka tidak perlu bersusah payah pergi ke kampus untuk mendapatkannya, cukup dengan menyediakan perangkat yang memadai dan jaringan yang stabil sudah dapat mengakses materi dengan mudah. Selain itu, pembelajaran daring dinilai lebih fleksibel dibandingkan dengan pembelajaran luring, dikarenakan mereka dapat belajar dimanapun dan kapanpun, selain itu mereka juga tidak perlu khawatir dengan ketinggalan materi apabila tidak hadir,. Pembelajaran online / daring juga mampu mengasah keterampilan mahasiswa dalam bidang karena mereka dapat mengulang materi pembelajaran melalui platform yang sudah disediakan kampus selain itu mereka juga mampu mencari materi dari artikel artikel yang ada di internet teknologi dimana mereka menggunakan aplikasi seperti zoom, google meet, dsb. Di sisi lain pembelajaran daring menyebabkan kurangnya interaksi antar mahasiswa di kelas dan juga dengan tenaga pengajar itu sendiri, selain itu pembelajaran daring juga menyebabkan rasa malas karena hanya terjadi komunikasi satu arah, sehingga banyak mahasiswa yang kurang bersemangat Ketika kelas.

Berbeda dengan pembelajaran luring, bagi mahasiswa Teknik Sipil, pembelajaran luring dirasa lebih menguntungkan karena mereka mampu berinteraksi langsung antar mahasiswa maupun dengan tenaga pengajar, selain itu mereka juga merasa dengan pembelajaran luring materi yang diajarkan lebih mudah dipahami, mereka juga mampu mengimplementasikan teori yang sudah diajarkan ke dalam praktek yang mereka lakukan. Pembelajaran luring juga mengajarkan mereka bagaimana menjadi “Mahasiswa” yang sesungguhnya, dibandingkan dengan pembelajaran daring, Selain itu, pembelajaran secara luring juga lebih mudah, Dosen mampu mengontrol mahasiswanya agar lebih memperhatikan materi dibandingkan Ketika pembelajaran secara daring dimana mahasiswanya sambil melakukan kegiatan lain. Pembelajaran luring juga mampu melatih koordinasi antar mahasiswa sehingga mereka memiliki kemampuan untuk berkoordinasi satu sama lain. Namun, pembelajaran luring membutuhkan biaya sedikit lebih banyak. Semua mahasiswa harus berangkat ke kampus untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tak hanya itu bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota maupun yang jarak rumahnya cukup jauh dari kampus mereka harus mengeluarkan biaya untuk kos agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran di kampus. Kebutuhan makan sehari-hari juga menjadi pertimbangan untuk mahasiswa rantau, mereka harus bisa mengatur keuangan agar cukup untuk 1 bulan ke depan.

Pembelajaran daring maupun luring memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kelebihan dan kekurangan semua itu tergantung pada mahasiswa itu sendiri bagaimana sikap mereka menangkap informasi yang telah diberikan oleh Dosen, mereka sebisa mungkin harus mengikuti pembelajaran secara maksimal baik luring maupun daring.

Daftar referensi yang digunakan

Bestari, Novina Putri. (2020). CNBC Indonesia.