Petak Umpet, mampukah bertahan?

image

Oleh: Arien A. KP20

Lima belas tahun yang lalu, ketika belum ada teknologi seperti yang dirasakan saat ini,
anak-anak menghabiskan waktunya dengan bermain sepanjang hari, baik di sekolah, rumah, atau taman bermain. Mereka lebih sering bermain di lingkungan rumah, sambil menikmati semilir angin siang ke sore dan menebar gelak tawa bersama teman-teman sebaya. Teriakan
kebahagiaan, derap langkah berlari, senyum yang mengembang, dan tawa yang terlampiaskan
mewarnai cerita dalam bermain permainan tradisional.

Sayang, saat ini masa kecil anak Indonesia banyak terenggut oleh teknologi modern. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih bermain gawai daripada bermain bersama teman. Padahal, ada banyak jenis permainan tradisional yang menyenangkan dan seru untuk dimainkan, salah satunya petak umpet atau yang di daerah Jawa Tengah disebut delikan.

Permainan petak umpet merupakan permainan tradisional khas Indonesia yang sudah ada
sejak lama dan turun-temurun. Cara memainkan petak umpet pun tidak sulit sehingga permainan satu ini menjadi permainan yang sering dipilih untuk dimainkan. Petak umpet membutuhkan tempat persembunyian bagi para pemain. Jumlah pemain minimal dua orang. Dalam permainan, satu orang akan bertindak untuk berjaga pos dan memiliki tugas mencari temannya yang bersembunyi. Ia akan menghitung sesuai perjanjian yang ditentukan di awal permainan, misalnya sampai hitungan sepuluh, dua puluh, dan seterusnya. Setelah hitungan mencapai angka yang ditetapkan, ia akan mencari teman-temannya yang bersembunyi. Orang pertama yang ditemukan, itulah yang nantinya akan berjaga menggantikan posisinya. Permainan ini bisa dimainkan di dalam rumah hingga tak jarang lemari, kolong meja, dan kolong tempat tidur menjadi tempat persembunyian. Namun, mereka lebih suka bermain di kebun atau halaman samping rumah.

Manfaat permainan ini di antaranya, melatih keaktifan dalam berlari dan bersembunyi,
mengajarkan untuk bersosialisasi dengan teman, dan melatih kreativitas karena dituntut untuk
mencari tempat persembunyian yang aman.

Namun seiring perkembangan zaman, petak umpet sudah jarang dimainkan. Permainan
tradisional tergantikan oleh game online yang dinilai lebih modern dan mengasyikkan. Lalu,
bagaimana cara mempertahankan eksistensi permainan tradisional? Sebagai generasi muda, kita harus bisa mengenalkan permainan tradisional kepada generasi yang akan datang, karena
sejatinya permainan tradisional merupakan budaya yang harus dilestarikan keberadaannya. Anissanur (ed.).