Pertama Kali Menjadi Tukang Ojek Dadakan

Cerita ini dimulai ketika aku dan teman-teman melakukan latihan gamelan Jawa. Pada waktu itu kami melakukan latihan pada jam 10.00 malam. Malam itu kita tiba-tiba didatangi oleh satpam dari Chandaka Borobudur. Satpam itu menjelaskan jika dirinya membutuhkan beberapa orang untuk melakukan kegiatan parkir dan antar jemput atau ngojek kepada tamu-tamu yang akan datang di pesta pernikahan yang akan dilaksanakan di Chandaka Borobudur. Satpam itu mengatakan jika butuh 5 orang ojek. Kemudian saya dan teman-teman saya berminat untuk menjadi ojek pada waktu itu. Walaupun kami belum pernah melakukan kegiatan mengojek kami tetap melakukannya karena kelihatannya sangat mudah dan santai. Kegiatan tersebut rencananya akan dilangsungkan seminggu kemudian yaitu pada hari sabtu dari pukul 08.00 sampai pukul 13.00.

Sebelum hari-h aku menyiapkan motorku dengan memperbaikinya ke bengkel dan tidak lupa untuk membersihkannya. Pada hari Sabtu pagi, aku bersiap-siap dan memanaskan motorku di depan rumah. Setelah memanaskan motor aku pergi ke rumah temanku. Kami langsung melaju ke Chandaka Borobudur untuk melakukan briefing. Aku dan temanku diarahkan untuk menjaga di pos 2 dan di sana kami telah dipersiapkan makanan untuk sarapan beserta minumannya. Setelah sarapan, aku dan temanku langsung menempatkan ke posisi masing-masing. Karena waktu masih pagi, pengunjung belum banyak yang datang. Yang baru datang adalah panitia dari acara pernikahan tersebut. Jadi, pada pagi harinya kami hanya bersantai dan melakukan persiapan pada pos-pos yang ada dan melakukan antar jemput panitia. Setelah agak siangan tamu-tamu yang berdatangan mulai ramai kami pun berpencar untuk mengantar jemput tamu-tamu. Aku pindah dari pos 2 hingga pos 3 sampai ke pos 4 dan bolak-balik mengantarkan beberapa orang. Setelah itu banyak sekali tamu-tamu yang berdatangan sehingga para ojek tidak mencukupi untuk melakukan antar jemput tersebut tetapi panitia sudah menyiapkan kereta untuk dinaiki para tamu-tamu tersebut. Akan tetapi, walaupun sudah memakai kereta dan banyak ojek juga masih belum cukup untuk mengantarkan tamu-tamu tersebut. Kemudian panitia dari acara pernikahan tersebut menyuruh satpam dari Chandaka untuk mencari orang lagi agar mau menjadi ojek pada waktu Itu karena kekurangan orang. Alhasil ojek pun ditambah beberapa orang hingga mencapai 25 orang beserta tukang parkirnya.

Setelah diselidiki melonjaknya tamu-tamu disebabkan adanya kemacetan yang disebabkan oleh wisatawan yang datang ke Omah Mbudur yang lokasinya berdekatan dengan Chandaka Borobudur. Ada beberapa bus yang membuat kemacetan di sekitar area Jalan menuju Chandaka Borobudur. Mobil-mobil tidak dapat melewati jalan tersebut dikarenakan bus sudah menghalangi sehingga parkiran menjadi sangat jauh dari titik acara pernikahan tersebut. Sehingga kami para ojek waktu itu disuruh melakukan penjemputan di lokasi yang jauh dari tempat tersebut dan harus melakukan bolak-balik sampai para tamunya habis. Aku pikir mau ngojek itu sangat santai tapi ternyata panas dan juga melelahkan. Mesin motorku sampai panas sekali dan waktu itu hampir tidak bisa menyala kemudian saya coba ulangi sampai beberapa kali dan akhirnya bisa menyala. Kami sebagai ojek yang Jadwalnya dari jam 08.00 sampai jam 13.00 ternyata molor sampai jam 14.30 dan itu melebihi dari waktu yang telah disepakati. Kami tidak hanya melakukan jemput tetapi juga mengantarkan tamu-tamu tersebut kembali ke mobilnya masing-masing sehingga memerlukan waktu yang sangat lama dan juga karena mengalami kemacetan dari gangguan bus-bus yang berhenti di pinggir jalan. Beberapa dari kami diberikan uang oleh para tamu tersebut. Aku mengantar berbagai macam orang yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda yang paling aku ingat adalah ketika aku mengantarkan anak laki-laki yang baru sunat. Saat aku bertanya di mana tempat parkirnya anak laki-laki tersebut tidak menjawab dikarenakan masih menahan rasa sakit kemudian aku lurus terus hingga sampai melebihi parkiran dan aku harus balik lagi untuk mencari orang tua dari anak laki-laki tersebut. Setelah balik beberapa ratus meter aku menemukan ayah dari anak laki-laki tersebut dan aku kemudian mendekatinya.

Pada akhir kegiatan ngojek ini kami belum langsung pulang kami masih menunggu Instruksi dari panitia dan menunggu di Chandaka Borobudur. Instruksi tersebut diberikan kepada kami untuk langsung pulang saja dan nanti bayarannya akan diberikan di rumah masing-masing. Kami 25 orang yang terdiri dari tukang ojek dan tukang parkir melakukan kumpul untuk mengumpulkan uang-uang yang didapat oleh kami dari parkir dan juga ngojek untuk dibagikan kepada 25 orang ini secara adil. Saat berkumpul kami membahas masalah yang terjadi saat melakukan kegiatan ini dan menceritakan solusi yang dilakukan. Ternyata saat parkir melebihi batas yang telah ditentukan ada beberapa masyarakat yang komplain akan hal tersebut dan dari pihak kami telah meminta izin kepada kepala dusun atau orang yang kami jadikan lahannya sebagai lahan parkir tersebut. Setelah selesai berbincang-bincang kami pun melanjutkan makan-makan sebelum membagikan uang tersebut karena makanan masih tersisa sangat banyak. Aku waktu itu sampai kekenyangan dan sulit untuk berjalan. Setelah makan-makan uang langsung dibagikan dan kami setiap orang mendapatkan Rp 10.000 walaupun hasilnya sedikit tapi kami sangat menyukai kegiatan ini karena seru dan juga melatih kekompakan. Ini adalah pengalaman pertama kali mengecek saya ternyata ngojek bukan hal-hal yang santai dan menyenangkan tetapi merupakan hal yang melelahkan dan juga memanaskan.

1 Like