Perkenalan Singkat dengan Teori Medan Makna

Semantik struktural dan struktur kosakata Linguistik modern didominasi oleh sruktur dan aliran strukturalisme. Ferdinand De Saussure mengembangkan konsepsi bahasa sebagai suatu Gestalt (keseluruhan); yaitu suatu sistem yang terorganisasi dengan baik dari unsur yang saling bergantung (Saussure dalam Ullman, 2014: 290). Linguistik modern berupaya untuk menentukan struktur unik setiap idiom, pola mendasar yang berbeda dari satu bahasa ke bahasa lain, dan bahkan berbeda dari satu periode ke periode lain dalam sejarah penggunaan bahasa (Ullman, 2014: 291).

Pendekatan struktural telah membuahkan hasil yang spektakuler dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis. Persoalan penting yang kini muncul ialah apakah pendekatan struktural dapat diterapkan pada kosakata atau pada kajian semantik. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa semantik berurusan dengan sejumlah satuan yang lebih besar yang tak terbatas dan agak longgar organisasinya (Ullman, 2014: 291).

Semantik struktural dianggap mencapai puncak kejayaannya saat memasuki era konseptual dalam penelaahan struktur kosakata. Salah satu penanda puncak keberhasilan dari kajian ini adalah teori medan makna yang pertama kali dimunculkan oleh Prof. Jost Trier (Ullman 2014: 299). Buah pikir De Saussure, Bally, Humboldt, Weisgerber, dan R.M. Meyer Menjadi inspirasi utama J.Trier dalam pengembangan Teori Medan Makna. Trier berpendapat bahwa kosakata sebuah bahasa tersusun rapi dalam medan-medan, dan dalam medan itu setiap unsur berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas sehingga tidak ada tumpang tindih antar sesama makna (Parera, 2004: 139). Berikut adalah contoh dari organisasi makna menurut medan makna J. Trier.

Pandai
Cerdik-Bijak
Terpelajar-Berpengalaman
Terdidik-Cendekiawan

Teori medan telah diperikan sebagai aliran Neo-Humboldt, dan beberapa dari gagasannya memang dapat dilacak kembali pada doktrin linguistiknya Wilhelm von Humboldt. Teori baru tersebut juga mempunyai pendahulu-pendahulu yang dekat dengan filsafat fenomenologi dan dengan ajaran Cassirer tentang pengaruh bahasa terhadap pikiran. Gagasan ini diramu dalam teori medan dengan prinsip-prinsip strukturalisnya Saussure, terutama dengan gambaran bahasa sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi yang unsur-unsurya saling membatasi (menentukan) dan memperoleh nilai dari kerangka umum tempat unsur itu berada (Ullman, 2014: 300).

Daftar Referensi:
Parera, J. D. (2004). Teori semantik. Erlangga.
Ullman, S. (2009). Pengantar Semantik terj. Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2 Likes

Hadirnya medan makna apakah berhubungan dengan kodrat kata yang terlahir dengan menunjuk tak hanya satu melainkan suatu kelompok hal atau peristiwa yang terikat menjadi satu atau oleh sesuatu unsur yang umum ya?

Menurut saya berhubungan Pak. Teori medan makna dirumuskan dengan mengacu pada teori-teori makna yang telah dicetuskan oleh ahli-ahli sebelumnya. Maka dari itu teori medan makna mengandung unsur asosiasi dan generalisasi.

Mohon maaf karena saya baru menjawab Pak :pray: