Perjuangan Saat Masuk di Perguruan Tinggi

Haiii semua nih ceritaku saat berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi idaman yang terolak. Hehehehe.
Saat berada di kelas 10 SMA, saya merasa tidak kesusahan sama sekali saat mengikuti kegiatan belajar. Semua berjalan dengan lancar.
Selama duduk di bangku SMA, bukanlah seorang siswa yang hanya duduk berpangku tangan saja. Selain itu saya tidak mengikuti berbagai organisasi di sekolah. Karena menurut saya organisasi di sekolah tidak menyenangkan karena factor teman yang tidak saya sukai. Jadi saya hanya belajar di kelas, dan juga mengikuti les privat dan dari bimbingan belajar yang lain. Sebenarnya saga tidak hobi belajar karena tuntutan yang terpaksa saya akhirnya mengikuti les. Saat di sekolah saya bukanlah tipe orang yang rajin dan ambisius. Dulu, saya terkenal dengan anak yang bandel, anak yang suka bolosan, suka ke kantin. Tetapi untuk tugas saya selalu tepat waktu karena banyaknya relasi dari teman saya.
Setelah itu saat di kelas 11 saya sudah berfikir bahwa saya harus mulai belajar giat untuk persiapan test SBMPTN. Dan awalnya pun telah berjalan untuk belajar SBMPTN. Tetapi, lama – lama tidak berjalan lagi karena males dan ingin menikmati masa SMA. Saya beranggap bahwa saya pasti bisa belajar SBMPTN di waktu bangku kelas 12. Saat di bangku kelas 11 saya tetap saja menjadi anak yang nakal dan suka bolos. Tetapi, untungnya juga tetap mendapkan ilmu yang tak beda jauh dengan anak – anak lain yang pintar.
Akhirnya, kelas 12 pun tiba. Waktu terasa begitu cepat terlalui. Dan para guru sering membrikan saran bahwa kita harus belajar untuk persiapan SBMPTN. Setelah itu saya sangat bersikeras untuk belajar dengan giat dan mengejar semua materi SBMPTN dengan mengikuti les sana kemari. Hingga rasa Lelah pun kadang tidak terasa karena telah tertutup untuk tekad saya untuk menjadi seorang dokter. Waktu di kelas bangku 12 saya gunakan dengan sebaik – baiknya. Dari hari senin sampai hari sabtu pun saya tetap belajar SBMPTN. Saya hanya healing di hari minggu saja. Tetapi, meski lelah tidak mematahkan semangat belajar saya. Meski saya anak yang nakal tetapi saya juga tahu porsi saya untuk bertekad mewujudkan cita – cita saya.
Selain itu, saya juga beryukur meski saya anak yang nakal saya tetap bisa mengikuti seleksi jalur SNMPTN yang diselenggarakan pada tanggal 15 – 24 Februari 2021. Saat itu saya memilih di Universitas Jember dengan jurusan Fakultas Kedokteran. Hingga akhirnya, pengumuman SNMPTN pun tiba. Hari terasa sangat tak berdaya tapi saya sangat tegar untuk menghadapi situasi apapun yang akan terjadi nanti. Dan detik – detik pengumuman pun tiba hingga saya membuka membuka pengumuman SNMPTN dan ternyata saya pun tidak lolos. Meski sakit karena tertolak, tapi hal itu tidak membuat saya patah semangat untuk mencapai tujuan saya. Sehingga saya harus belajar lebih giat lagi untuk megikuti test SBMPTN yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 18 April 2020. Dan saya pun masih dengan tekad yang sama untuk memperjuangkan di Fakultas Kedokteran. Dan waktu itu, test SBMPTN berlangsung di kota masing – masing. Hingga akhirnya saya memilih tempat untuk test SBMPTN di Universitas Brawijaya. Saya memilih tempat di malang karena di daerah Blitar tidak ada universitas yang menyelenggarakan test SBMPTN. Hari ujian pun tiba dan saya merasa snagat pasrah atas apa yang saya perjuangkan. Saat masuk ruang ujian pun saya hanya beroda terus – menerus. Pengumuman SBMPTN pada tanggal 16 Juni 2021, hari yang dinantikan pun tiba. Dan akhirnya, masih belum lolos. Rasa kecewa, frustasi, emosi ada di hari – hari itu. Karena saya dulunya sangat berharap semoga tidak mengikuti jalur Mandiri. Tetapi Yang Maha Kuasa berkata lain. Meski dari itu saya tetap tidak menyerah saya mencoba jalur mandiri sana kemari dengan pilihan tetap yaitu Fakultas Kedokteran. Dan temen saya juga ada yang mencoba untuk daftar di UNS, akhirnya saya ikut – ikutan untuk mendaftar di UNS ini. Hari – hari pengumuman dari berbagai universitas yang saya daftari melalui jalur Mandiri pun tiba. Tetapi universitas satu per satu pun runtuh dari harapan saya. Hingga akhirnya saya ketrima di pilihan ke -2 yaitu Pendidikan Matematika UNS. Saya tetap bersyukur apapun yang terjadi pada perjuangan saya. Hal itu, tidak membuat saya menyerah untuk masa depan saya.

Sekian, Terima Kasih……