Perjalanan Menuju Kampus Impian

Hai, kenalin aku way mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Gimana sih perjalanan untuk bisa keterima di pendidikan matematika? Kenapa di pendidikan matematika?

Yuk ikuti kisahku.

Aku mau mulai pada Desember 2020, aku lupa tanggalnya yang jelas pertengahan bulan. Waktu itu aku agak kaget, di situasi pandemi tanpa ada kabar apa-apa teman temamnku ngajak untuk belajar bareng buat SBMPTN. Dan yah saat itu aku masih dalam zona nyamanku. Sekolah cuma buat cari nilai, tugas yang ada dikerjain dan masih tanpa belajar buat SBMPTN sama sekali. Waktu itu diantara temanku yan lainnya aku yang paling ketinggalan. Dan apakah itu ngerubah mindsetku? Jawbannya nggak sama sekali. Ya aku cuma belajar kalau diajak, selebihnya tetap rebahan santuy di kamar.

Dan nggak kerasa 1 bulan berlalu kalau nggak salah tanggal 11 Januari 2021, pengumuman siswa yang eligible daftar SNMPTN. Yes aku masuk salah satunya. Sungguh keberuntungan yang luar biasa, dan yang paling luar biasanya lagi aku nggak tahu mau masuk jurusan apa. Dan beberapa hari sebelum penutupan pendaftaran aku kepikiran satu hal Matematika. Flashback waktu SD sama SMP aku bisa dapat nilai 100 di UN matematika dan nilai matematika SMA juga bisa dibilang lumayan. Kenapa nggak milih matematika murni? Kenapa malah ke pendidikan? Jawabanya dari SD, SMP dulu banyak teman teman yang minta diajarin. Padahal nilai per semesterku waktu itu nggak bisa dibilang bagus juga, cuma rata rata kelas. Tapi entah kenapa nilai UN ku bisa 100 di 2 jenjang itu yang nggak masuk menurutku. Oke cukup flashbacknya kita kembali di topik SNMPTN. Akhirnya setelah berbagai pertimbangan aku memilih pendidikan matematika dan pendidikan kimia. Ya pendidikan kimia lewat pertimbangan nilai rapotku. Dan setelah 1 bulan menunggu akhirnya saat pengumuman tiba. Hasilnya nol besar, aku nggak lolos. Momen momen itu bener bener menusuk, dan SBMPTN tinggal kurang dari 1 bulan.

Selama 1 minggu aku baru bisa move on. Langsung aku ajak temam temanku belajar bareng lagi setelah lama nggak belajar. Yah aku hanya menggantungkan nasibku di SNMPTN. Dan setelah seharian belajar, penyakit rasa malasku melanda. Dari sekian banyak tryout, yang pernah aku bahas soalnya cuma ada hitungan jari, nggak pernah sama sekali aku pelajari. Aku coba untuk tryout untuk yang terakhir kalinya, hasilnya lumayan dibanding yang sebelumnya-sebelumnya. Sampai mulai utbk hari pertama aku mengandalkan doa, buku buku SBM nggak ada, catatan nggak lengkap dan yang lebih parah aku berani coba coba pilihan pertama di kedokteran. Gila, satu kata yang tepat untuk menggambarkan diriku waktu itu. Aku hanya belajar dari rangkuman rangkuman yang dishare teman temanku. Matematika, fisika aku belajar konsep, biologi yang menuruttku penting aja sama sedikit kimia. H-1 aku bebaskan pikiranku, lakukan apa yang aku suka seperti ninton film, baca buku dll pokoknya tenangkan pikiran. Hari SBMPTN aku berikan semuanya, fokusku hanya di soal. Dan akhirnya SBMPTN selesai.

Setelah lama menunggu, tanggal 14 juni 2021 aku buka pengumumannya dan akhirnya diterima di pendidikan matematika. Wow, aku dah siap mental buat gap year. Aku merasa seperti keajaiban datang. Aku sempat ulang beberapa kali dan ternyata asli. Bahagia sampai tetangga –tetangga kedengeran. It’s magic

Pesanku buat para pembaca selalu pikirkan kemungkinan terburuk. Jangan mudah menyerah sesulit apapun kondisimu, lakukan meski hanya hanya menambah keberhasilan 0,0001%. We only need one more step.