Perjalanan menuju impian

Halo sobat mijil!!
Tahun kemarin saya belum berhasil masuk universitas impian. Universitas yang dari masuk SMA sudah saya dambakan. Inilah cerita saya. Kelas 12 saya sudah mempersiapkan beberapa hal, seperti searching jurusan, kampus, dan akreditasi, beli buku-buku yang sekiranya materi belum paham, les online, mengikuti tryout online atau offline (sebelum pandemi) dan lain sebagainya. Saya mendaftar les online di salah satu platform belajar terbesar di Indonesia. Belajar online cukup sulit ada banyak kendala, seperti terkadang sinyal yang buruk dan tertidur ketika video sedang berjalan. Akan tetapi, jika les offline juga ada banyak hal yang masih saya pertimbangkan. Hal itu masih kurang efektif. Saya mendaftar berbagai tryout dari berbayar hingga gratis. Mungkin ada puluhan tryout yang telah saya ikuti. Skor yang saya dapatkan masih tinggi rendah. Setelah tryout biasanya saya mereview ulang soal serta melihat pembahasan. Tahun lalu ada banyak perubahan, seperti TKA UTBK yang dihapuskan, UTBK yang dimundurkan, dan pemilihan jurusan saat mendaftar UTBK. Dua hari sebelum UTBK, saya juga ada ujian di Jogja. Hari-H UTBK cukup lega tapi overthingking juga. Sampai pada saat pengumuman dan ternyata saya tidak lolos. Sedih, pasti. Mencoba mendaftar mandiri dan hasilnya sama. Saya memutuskan gap year tahun ini. Orang tua menyarankan untuk daftar mandiri lagi atau swasta. Saya menolak karena beberapa pertimbangan. Selama gap year saya mencari pekerjaan mengisi waktu luang saya. Mencoba dan akhirnya diterima. Saya bekerja selama 3-4 bulan. Saya keluar dan persiapan ikut UTBK lagi. Merubah gaya belajar saya. Ternyata dengan mengikuti tryout yang banyak bahkan puluhan tidak efektif bagi saya. Materi dan konsep yang harusnya dipelajari. Belajar dari buku-buku yang saya beli tahu kemarin. Saya hanya mengikuti tryout 2 kali. Pemilihan jurusan Pendidikan adalah saran dari orang tua saya. Awalnya antara pendidikan atau kesehatan dan saya pilih untuk ke pendidikan. Hingga saat pengumuman tiba saya diterima di Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret pilihan pertama saya. Tidak menyangka sebenarnya. Saya mengatakan kepada orang tua bahwa saya keterima. Sungguh senang sekali rasanya hingga hampir menangis. Terlebih teman-teman gap year saya juga banyak yang keterima.
Ada kalimat yang ingin saya sampaikan “Ingatlah bahwa hal-hal yang memang menjadi rejeki dan takdirmu tidak akan akan keliru dan salah”.

-Nindia-