Perjalanan Kecil menjadi Perjalanan Buruk

Tidak jarang seseorang yang akan mendapatkan hari sial akan merasakan beberapa kejadian yang aneh atau tidak biasanya terjadi. Hal itu bisa menjadi sebuah petanda yang harus kita wapadai untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Tetapi tidak jarang juga seseorang tidak merasakan petanda tersebut atau bahkan tidak sadar bahwa sebenarnya petanda tersebut sedang terjadi pada dirinya. Untuk seseorang yang merasakan petanda tersebut biasanya akan berhati hati dalam melakukan aktivitas selanjutnya dan berdoa untuk keselamatan dalam menjalankan kegiatan selanjutnya. Namun, untuk seseorang yang tidak merasakan petanda tersebut biasanya hanya cuek atau biasa saja dengan pertanda atau suatu kejadian yang biasanya tidak pernah terjadi pada dirinya.
Liburan merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan, hal yang bisa membuat kita dapat beristirahat dan melepas penat dari aktivitas sehari-hari dan beratnya kehidupan.Begitupun juga liburan merupakan hal yang sangat diharapkan para mahasiswa mahasiswi ditengah panjangnya proses kuliah dan tugas yang terus berdatangan. Sebenarnya banyak destinasi yang banyak diidam – idamkan oleh berbagai orang. Namun, biasanya tempat wisata seperti objek wisata alam yaitu gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau objek wisata seperti pasar, supermarket, mall, museum, benteng, situs peninggalan sejarah yang banyak didatangi oleh berbagai kalangan. Banyak kalangan yang berminat untuk datang ke berbagai objek wisata.
Karena lelah menghadapi banyaknya tugas dan proses perkuliahan yang terus berdatangan, saya dan salah satu teman saya memutuskan untuk sedikit melepas penat dengan melakukan perjalanan kecil yaitu dengan melakukan perjalanan menuju daerah istimewa yang tidak jauh dari Kota Magelang tempat saya tinggal, Kota Yogyakarta. Yogyakarta juga merupakan ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta di Jawa yang terkenal dengan Keraton Yogyakarta atau Keraton Yogyakarta, dimana keluarga sultan masih tinggal di keraton tersebut hingga saat ini. Istana ini juga terbuka untuk umum namun tidak semua bangunan melainkan beberapa bangunan terlihat untuk umum. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar karena memiliki banyak perguruan tinggi, termasuk universitas terkemuka yaitu Universitas Gadjah Mada. Hal ini menjadikan kota ini banyak dikunjungi pelajar yang datang tidak hanya dari daerah Jawa saja, namun juga dari luar Pulau Jawa, bahkan luar Indonesia, sehingga kota ini juga disebut sebagai salah satu kota heterogen di Indonesia.
Namun, bukan hanya karena hal tersebut yang membuat saya dan teman saya selalu ingin kembali ke Kota Yogyakarta. Banyak hal dan kenangan yang membuat kesan istimewa tersendiri ketika kita mendengar nama Jogja. Keistimewaan itulah yang selalu membuat kita selalu ingin kembali datang dan menikmati indahnya daerah istimewa tersebut.
Setelah lelah dengan perkuliahan di hari Jumat saya memutuskan untuk berangkat ke Kota Yogyakarta pada sore hari untuk sedikit melepas penat dan beban pikiran. Semua berjalan baik – baik saja dan tidak ada yang janggal.
Sejuknya hawa sore menemani saya dalam perjalanan saya. Setelah sampai di daerah istimewa saya langsung menjemput teman saya dikos tempai ia tinggal. Tanpa berlama – lama destinasi pertama yang saya datangi ialah pecel lele belakang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogayakarta. Tempat makan yang tidak pernah saya lewatkan ketika saya datang ke Jogja.
Setelah selesai dengan makan malam, kita memutuskan untuk mengitari kota Jogja. Indahnya kota Jogja selalu membuat hati tenang dan melupakan beban sejenak. Riuh berisik jalanan, senyum manis para warga lokal, dan banyak hal kecil dari Kota Jogja yang dapat membuat hati tenang. Banyak hal yang kita bicarakan saat dijalan dari hal paling berat sampai hal tidak penting. Gelak tawa saya dan teman saya kadang kala membuat pengendara lain terheran – heran. Setelah cukup sudah kita mengitari Kota Jogja kita memilih untuk kembali ke kos tempat teman saya tinggal. Sampai di kos pun kita tidak langsung beristirahat namun kita menyiapkan destinasi apa saja yang akan kita datangi keesokan hari.
Setelah banyaknya diskusi akhirnya kita membuat rencana yaitu mengawali pagi dengan membeli soto lamongan daerah Janti yang selalu menjadi hal yang tidak bisa dilewatkan, lalu kita akan ke Kaliurang untuk mencari udara segar dengan mencari cafe daerah Kaliurang, lalu kembali ke daerah yang sering disebut warga lokal sebagai SCBD yang memiliki arti Seturan, Codongcatur, Babarsari, Demangan. Di daerah tersebut terdapat banyak tempat yang menarik untuk didatangi. Cafe cosan salah satu contohnya. Setelah sepakat dengan rencana yang telah dibuat untuk hari esok, saya dan teman saya memilih untuk beristirahat.
Pagi harinya sesuai dengan yang sudah direncanakan, setelah terbangun dari lelap dan mimpi kita masing – masing saya dan teman saya memilih untuk bangun lalu mencuci muka dan gososk gigi. Dengan kepercayaan diri kita berdua, tanpa mandi sekalipun kita pergi ke daerah Janti untuk membeli soto lamongan yang sangat menggugah selera. Semua berjalan baik – baik saja, dengan cita rasa soto lamongan langganan yang tidak pernah berubah, berbagai macam makanan pelengkap yang menambah kenikmatan. ” Perut kenyang hatipun senang “ itulah kalimat yang menggambarkan saya dan teman saya setelah memakan soto lamongan andalan kita.
Seperti biasa dalam perjalanan menuju kembali ke kos tidak ada yang aneh sampai pada Jalan Janti Menuju flyover yang bertujuan ke babarsari. Dari jauh sudah terlihat adanya sekumpulan orang di jalur mobil yang membuat saya san teman saya befikiran bahwa adanya kecelakaan. Dengan kenekatan saya dan teman saya, kita melanggar aturan dengan memilih masuk ke jalur mobil. Rencana yang sudah dibuat pun menjadi berantakan. “ Peraturan dibuat untuk dilanggar “ itulah hal yang membuat teman saya nekad. Namun, ternyata dugaan kita salah, yang kita pikir adanya kecelakaan ternyata merupakan razia yang membuat saya dan teman saya ketilang. Dan lebih parahnya lagi saya lupa membawa STNK yang ditanyakan oleh petugas.
Hal tersebut merupakan hal baru yang sama sekali belum pernah saya rasakan. Dengan pengetahuan yang sangat minim SIM teman saya disita dan kita berdua pu kembali ke kos. Sesampainya di kos kita hanya bisa tertawa dan tidak tau harus bagaimana. Oleh karena itu, teman saya memutuskan untuk menelepon Ayahnya, lalu beliau berkata bahwa kita harus kembali ke tempat kita ketilang dan bertanya bisakah langsung diurus.
Dengan gerakan cepat saya dan teman saya langsung kembali ke tempat kejadian. Dan ya ternyata kita bisa langsung mengurus namun dengan dipungut biaya sebesar 200 ribu rupiah. Lalu saya dan teman saya memutuskan untuk membayar hal tersebut dengan metode virtual account, setelah selesai membayar petugas memerintahkan untuk mencetak bukti transaksi di fotocpopy terdekat. Sebelum kita mennggalkan tempat tersebut, petugas memperingatkan bahwa jika setelah selelsai mencetak bukti lalu kembali ke TKP sudah tidak ada petugas maka petugas sudah menunggu di pos polisi Teminal Giwangan.
Dan benar setelah saya mencetak bukti dan kembali ke tempat TKP sudah tidak ada petugas yang berjaga. Dengan berat hati kita pun memutuskan untuk pergi ke pos polisi Terminal Giwangan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, saya dan teman saya sampai di pos polisi Terminal Giwangan. Sesampainya disana ternyata barang yang disita sudah dibawa ke Polres Bantul. Dan ya akhirnya pun kita pergi ke Polres Bantul untuk mengambil sim yang telah ditahan.
Sesampainya disana kita langsung masuk ke ruangan khusus Lalu Lintas, lalu tanpa menunggu lama SIM milik teman saya pun dikembalikan. Tanpa berlama – lama saya dan teman saya langsung menuju kembali ke kota untuk beristirahat. Semua rencana yang sudah disusun pun akhirnya berantakan begitu saja. Namun, setelah sampai dikos kita berdua langsung memilih untuk mandi dan membersihkan diri, lalu kitapun memilih untuk berjalan – jalan ke Pakuwon mall. Yang tadinya kita pikir akan menjadi perjalanan kecil namun berakhir menjadi perjalanan yang buruk, yang tidak akan ingin kami ulang. Namun hal tersebut lah yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan pengalaman untuk kedepannya.