Perempuan kok ikut beladiri, mau jadi preman ya?

”Perempuan kok ikut beladiri, mau jadi preman ya?” banyak orang yang masih memliki mindset seperti itu. Biasanya dari kalangan ibu-ibu atau orang-orang yang masih berpikiran sempit. Olahraga beladiri kebanyakan dilakukan oleh kalangan pria, karena itu banyak yang beranggapan bahwa olahraga beladiri hanya cocok dilakukan oleh pria. Tapi berbeda dengan orang tuaku, saat berumur sembilan atau sepuluh tahun aku meminta kepada ayahku untuk mendaftarkanku di salah satu olahraga beladiri yaitu Karate. Karena saat itu aku terinspirasi oleh sebuah film yaitu ”The Karate Kid”. Sejak saat itu aku berlatih karate hingga saat ini.

Akhir tahun 2022 awalnya aku mengikuti POPDA Kota Magelang di cabor Karate. Mengingat bahwa tahun itu merupakan kesempatan terakhirku mengikuti POPDA, karena batasan usia serta batasan peraturan bahwa kelas 12 sudah tidak diperbolehkan mengikuti POPDA. Oh iya, saat itu aku masih duduk di kelas 11 SMK. Pada POPDA tingkat Kota Magelang, Alhamdulillah aku mendapat juara 1 di kelas Kumite -42kg Putri. Selang beberapa bulan, aku dipanggil ke bagian kesiswaan karena ada orang yang mencariku. Orang tersebut merupakan perwakilan dari Federasi Karate yang ada di Kota Magelang. Orang tersebut meminta dan mengundangku untuk menjadi salah satu perwakilan atlet untuk POPDA di Tingkat Karesidenan Kedu pada bulan Juni tahun 2023. Minggu selanjutnya aku mulai mengikuti TC atau latihan persiapan bersama atlet lain yang berasal dari sekolah yang berbeda. Latihan persiapan tersebut berlangsung sekitar satu bulan, dengan jadwal latihan setiap hari pada jam pulang sekolah hingga ba’da magrib.

Saat latihan persiapan itu berjalan aku juga sedang mengerjakan sebuah project untuk lomba yang berbeda. Yaitu mengerjakan sebuah game untuk lomba Kreasi Inovasi Masyarakat atau KRENOVA tingkat Kota Magelang. Mulai pukul 7 hingga 12 siang aku mengikuti pembelajaran di kelas, setelah itu aku lanjut mengerjakan project hingga pukul 15.30. Lalu aku mengikuti latihan persiapan. Kemudian melanjutkan pengerjaan project secara online dari rumah, dengan memonitoring perkembangan masing-masing anggota menggunakan call discord. Hal ini juga dilakukan hampir di setiap malam atau saat ada hal yang mendesak yang harus dibahas.

Satu minggu sebelum POPDA tingkat karesidenan Kedu dilaksanakan, aku bersama timku melakukan presentasi hasil project di depan juri Lomba KRENOVA yang bertempat di kantor BAPEDA kota Magelang. Hari POPDA pun datang, kakak dan orang tua ku datang ke tempat pertandingan untuk mendukungku. Alhamdulillah aku mendapat juara 2 dan bisa lolos ke tingkat Provinsi. Walaupun saat di pertandingan final aku sempat mengalami sedikit sesak napas karena kelelahan dan pelindung dada yang kupakai sedikit terlalu kencang. Esoknya aku kembali ke kelas untuk mengikuti persiapan ujian di salah satu mata pelajaran yaitu, Konsentrasi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak. Pada Ujian tersebut aku mendapat tugas untuk membuat sebuah website dari mulai design tampilan hingga memprogram sistem di dalamnya. Saat mengerjakannya, aku jatuh sakit. Berawal dari suaraku yang habis, badanku terasa sangat lemas dan pusing dikepalaku semakin parah. Akhirnya aku izin untuk tidak masuk sekolah dan pergi ke dokter.

Dokter mendiagnosis aku mengalami tifus dan juga asam lambung, karena itu aku harus mengkonsumsi banyak obat. Akhirnya aku izin tidak masuk sekolah selama satu minggu. Karena timku sudah melakukan presentasi dan sedang masuk ke penilaian juri, jadi kami menunda untuk melanjutkan project dan memilih untuk mengejar ketertinggalan pelajaran serta tugas. Kami berlima bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Setelah menilaikan website yang sudah kubuat sebelumnya, kami berlima mendapatkan kabar kalau di KRENOVA Tingkat Kota tim kami lolos, dan maju ke tingkat KRENOVA JATENG. Padahal saat presentasi kami sudah pesimis karena melihat lawan lawan kami yang berasal dari berbagai macam latar belakang, terutama beberapa lawan kami dari kalangan dosen.

Saat itu aku merasa sangat senang dan akan menjadi memori yang seru hingga saat ini. Jika aku tidak mengikuti kedua lomba itu mungkin aku belum mengenal banyak teman baru. Walaupun pada saat itu aku juga sering mengeluh lelah karena jadwalku yang sangat padat. Karena lomba itu juga aku dan timku lebih mengenal satu sama lain hingga menjadi teman baik sekarang. Dari ceritaku ini aku berpesan ke kalian jangan takut mencoba!! Asalkan hal itu baik. Bagi kaum perempuan tidak usah takut akan pandangan orang lain kalau ingin berlatih beladiri. Menurutku beladiri itu penting bagi kita kaum perempuan sebagai perisai perlindungan diri kita sendiri. Terimakasih sudah membaca ceritaku.

1 Like