Perbedaan Nomina Umum dan Nama Diri Beserta Contohnya

Nomina menurut Keraf (1991:55) merupakan sebuah kata benda yang secara filosofis dibatasi sebagai nama dan semua benda serta segala yang dibendakan. Sejalan dengan pendapat Keraf, Aarts dan Aarts (1982:23) juga mengemukakan pendapatnya bahwa nomina adalah suatu kata yang digunakan untuk menamai sebuah benda yang bersifat abstrak maupun konkrit, dihitung ataupun tidak, dan di dalam suatu kalimat nomina berfungsi sebagai subjek maupun objek dari klausa. Nomina dibedakan menjadi dua, yaitu nomina umum dan nama diri menurut jenis acuannya (Moeliono dkk, 2017:64). Penjelasan dari nomina umum dan nama diri akan diterangkan pada pernyataan di bawah ini.

1. Nomina Umum : merupakan jenis nomina atau kata benda yang digunakan dengan tidak mengkhususkan pada salah satu dari jenisnya.
Contoh:
(i) Adik sedang terdiam sembari memandangi lelaki itu.
(ii) Ayah menggendong kucing yang tergeletak lemas di pinggir jalan.

2. Nama Diri: merupakan jenis nomina yang digunakan untuk merujuk pada suatu hal yang sudah tentu tanpa adanya ikatan pada kondisi apa pun.
Contoh: Aku dan keluargaku mengunjungi Jerman ketika libur akhir tahun kemarin.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari nomina umum dan nama diri terletak pada sifat dari kata yang ditunjuk. Pada nomina umum menunjuk kata yang bersifat umum, sedangkan pada nama diri kata yang ditunjuk bersifat sudah tentu atau spesifik.

Referensi:

Rafkahanun, R., & Sofyan, A. N. (2021). Analisis Nama Diri Orang Berbahasa Arab di Indonesia: Kajian Morfo-Semantik. MABASAN ,
15 (1), 79-94.

TEDUMINGGIR, K. D. (2018). NOMINA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA TABARU. JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI , 2 (1).

Nomina merupakan kelas kata yang digunakan untuk menamai sebuah benda baik abstrak maupun konkrit, dihitung maupun tidak dalam suatu kalimat yang daoat berfungsi sebagai subjek dan objek dari klausa (Aarts dalam Teduminggir 2019: 3)

Nomina dibagi dalam 2 kelas kata yaitu Nomina Umum dan Nomina Nama Diri yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Nomina Umum
    Nomina umum adalah nomina yang bersifat umum atau kata benda yang memang menjelaskan tentang nama jenis bersifat umum.

Contoh:

  • Saya membutuhkan uang.
  • Kenapa baju itu terlihat sangat kotor?
  • Ada begitu banyak orang.
  1. Nomina Nama Diri
    Nomina nama diri merupakan nama benda baik hidup maupun benda mati tertentu yang dalam penulisannya diawali dengan huruf besar atau huruf kapital misalnya nama orang, nama kota, nama negara.

Contoh:

  • Ayu mempunyai seekor kucing.
  • Solo adalah tempat kelahiranku.
  • Mereka menikah pada hari Minggu.

Referensi:
Teduminggir, K. D. (2018). Nomina Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Tabaru. Jurnal Elektronik Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi , 2(1).

Ambiya, M. Z. (2018). Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa , 7 (1), 49-68.

Perbedaan Nomina Umum dan Nomina Nama Diri :

  • Nomina Umum

Nomina umum merupakan nomina yang menunjukkan benda secara umum. Artinya, nomina ini tidak bisa digunakan untuk spesifik atau jelas dalam mejelaskan suatu benda. Nomina umum ini jika di dalam kalimat tidak ditulis kapital pada kata pertamanya.

Contoh :
• Putri sudah sampai di sekolah pada pagi hari tadi.
• Sebagai seorang pelajar seharusnya saling menghormati.

  • Nomina Nama Diri

Nomina Nama Diri merupakan nomina yang digunakan untuk sesuatu yang spesifik atau jelas. Nomina nama diri ini awal penulisannya diawali dengan huruf kapital seperti nama orang, negara, tempat dan sebagainnya.

Contoh :
• Salsa gadis cantik dari Lampung.
• Masjid tersebut dibangun oleh Ridwan Kamil.
• Raffi Ahmad artis terkaya yang ada di Indonesia.

Referensi :

Ali,2021. “Yuk Belajar Nomina, Topik yang Sering Muncul di Soal UTBK”, diakses melalui https://www.brainacademy.id/blog/memahami-nomina

Perbedaan nomina umum dan nama diri
Nomina merupakan kata yang secara umum menunjukkan benda. Samsuri (1983; Wasik, 2017) mendefinisikan nomina sebagai kata-kata yang menunjukkan pengertian tentang orang, hewan, dan barang atau hal-hal yang abstrak. Nomina sendiri bisa dikategorikan menjadi dua berdasarkan kelas entitasnya, yaitu nomina umum dan nama diri.

1. Nomina umum
Nomina umum merupakan nomina atau kata benda yang mencakup nama benda-benda pada umumnya (Munazar, 2016). Nomina ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan spesifikasi suatu benda.
Contoh: rumah, teluk, hari, planet, meja, kursi
Contoh dalam kalimat:

  • Ayahku membeli meja
  • Ani membersihkan rumah sejak tadi pagi

2. Nama diri
Nama diri adalah kata benda atau nomina yang dipakai untuk menamai orang, tempat, atau sesuatu, termasuk konsep atau gagasan (Junaiyah, 2018). Nomina ini digunakan untuk menyebutkan benda secara spesifik.
Contoh:

  • Nama diri tuhan/dewa → Yesus Kristus, Allah SWT., Sang Hyang Widi Wasa
  • Nama diri persona → Sandi, Nana, Rikka
  • Nama diri yang berhubungan dengan kalender → Januari, Maret, Orde Baru
  • Benda khas geografi → Danau Biru, Teluk Kuning, Planet Mars

Contoh dalam kalimat:

  • Muslim yang taat pada Allah SWT. akan dimudahkan urusannya
  • Rikka berlari menuju lapangan
  • Pada bulan Januari, sekolah mengadakan renovasi
  • Planet Mars letaknya berjauhan dengan Planet Bumi

Referensi:
Junaiyah, H. M. (2018). PENULISAN NAMA DIRI DAN NAMA JENIS DALAM PRODUK HUKUM INDONESIA. Jurnal Legislasi Indonesia, 6(4), 683-694.
Munazar, A. (2016). Penamaan “Lum” pada Kelompok Masyarakat Dinamisme di BangkaBagian Utara: Sebuah Tinjauan Semantik Pragmatik. Society, 4(2), 27-37.
Wasik, H. A., & Nusarini, N. (2017). Penggunaan Nomina Dalam Surat Kabar Harian Tribun. Caraka, 4(1), 77-90.

Pada tata bahasa Indonesia, Moeliono dkk. (2017: 264), mengungkapkan bahwa nomina berdasarkan acuannya terbagi menjadi dua jenis yaitu nomina umum dan nomina nama diri. Nomina umum adalah nomina yang acuannya bersifat umum dan dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung oleh pemakainya, waktu penggunaan dan tempat digunakannya. Huruf awal pada nomina ini tidak menggunakan kapital melainkan huruf kecil biasa. Jenis dari bentuk nomina ini adalah nama jenis dan bisa didahului oleh numeralia, misalnya: siswa, buku, baju, sekolah dsb. Contoh pemakaian dalam kalimatnya adalah:

  1. Dua siswa itu berjalan dengan pelan
  2. Adikku memiliki 10 buku tulis

Sedangkan nomina nama diri adalah nomina yang mengacu pada substansi yang bersifat khusus karena objek yang ditunjuk lebih tepat, jelas dan spesifik. Kategori dan contoh kata dari nomina ini misalnya adalah nama orang: Rahma, nama kota: Bandung, nama provinsi: Jawa Tengah, nama negara: Korea. Pa ss untukda umumnya penulisan huruf awal pada nomina nama diri menggunakan huruf Kapital. Contoh penggunaan dalam kalimat:

  1. Nama Pacarku adalah Rino
  2. Pacarku orang Korea

Sumber Referensi:

Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Setiawan, T. (2016). Konstruksi Posesif Bahasa Indonesia dalam Rubrik Surat Pembaca. LITERA, 15(1), 76-86.

TEDUMINGGIR, K. D. (2018). NOMINA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA TABARU. JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 2(1).

Berdasarkan acuannya nomina dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu nomina umum dan nomina nama diri. Berikut penjelasannya

Nomina Umum

Menurut Moeliono dkk. (2017: 265) nomina umum dapat berupa nama jenis yang mempunyai acuan dan bersifat umum serta dapat berubah seiring berjalannya waktu tergantung siapa pemakainya, waktu dan tempatnya. Contohnya jika kalimat nanti Maryam akan pergi ke toko baju dicapkan di Klaten oleh rizal dan kalimat yang sama diucapkan di Semarang oleh verdi, maka toko baju yang dimaksud Rizal dan Verdi akan berbeda.

Nomina Nama Diri

Moeliono dkk. (2017:265) berpendapat nomina nama diri mempunyai acuan yang spesifik dan unik dalam pandangan pembicara. Contohnya adalah kata Bandung pada kalimat Resa besok akan pergi ke Bandung. Kemudian kata tersebut diucapkan Rizal yang sedang berada di Klaten maka kata Bandung pada kalimat tersebut akan tetap mengacu pada kota yang dimaksud terlepas dari kapan, dimana, dan siapa yang memakakinya.

Referensi

Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Nomina adalah golongan kata dalam bahasa Indonesia yang bercirikan tidak dapat digabungkan dengan kata “tidak”, sebagaimana dikutip dalam penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Misalnya, kata rumah dikategorikan sebagai kata benda karena tidak mungkin dikatakan bahwa itu bukan rumah.

  1. Nomina nama diri, yaitu kata benda yang mewakili satu kesatuan tertentu. Misalnya Bangka Belitung & Dinda.

  2. Nomina umum, yaitu kata benda yang menunjukkan jenis atau kelas satuan jamak secara umum dengan pengenal yang sama. Misalnya kabupaten dan bandara.

Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Berbicara mengenai nomina, menurut Kridalaksana (2008), nomina merupakan kelas kata yang berfungsi sebagai objek atau subjek dari suatu klausa, nomina biasanya bersesuaian dengan orang, benda, dan hal lain yang dibendakan. Nomina ini memiliki beberapa pengelompokan jenis, salah satunya berdasarkan acuannya. Menurut Alwi, H. dkk., (2017), nomina berdasarkan acuannya dibedakan menjadi dua, yakni nomina umum dan nama diri. Keduanya tentu memiliki perbedaan, perbedaan dari kedua pengelompokan tersebut akan saya jelaskan lebih lanjut pada pemaparan berikut:

Nomina Umum
Menurut Munazar (2016), nomina umum merupakan nomina yang mengacu pada nama benda yang umum. Nomina umum dapat juga berupa nama jenis karena acuannya bersifat umum dan berubah- ubah, tergantung pada kapan, di mana digunakan, dan siapa yang menggunakan (Alwi, H. dkk., 2017).
Contoh:

  1. Naya pergi ke perpustakaan.
  2. Rudi berangkat ke kota untuk merantau.

• Nama Diri
Menurut Alwi, H. dkk., (2017), nama diri memiliki acuan yang lebih spesifik. Hal tersebut selaras dengan pendapat Quirk (1985, dalam Munazar, 2016) yang mengatakan bahwa nama diri ini dikategorikan ke dalam kelas nomina khusus dan tentunya berbeda dengan nomina umum. Penulisan kata pada nama diri juga biasanya diawali dengan huruf kapital. Contohnya seperti nama orang, nama kota, tempat, dsb.
Contoh kalimat:

  1. Buah itu dimakan oleh Saski.
  2. Nenek baru kembali dari Surabaya.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa antara nomina umum dan nama diri itu memiliki perbedaan. Perbedaan keduanya terletak pada acuan dan cara penulisannya, nomina umum mengacu pada benda-benda yang umum, sedangkan nama diri mengacu pada benda yang lebih khusus.

Sumber Referensi:
Alwi, H., dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Munazar, A. (2016). Penamaan “Lum” pada Kelompok Masyarakat Dinamisme di Bangka Bagian Utara: Sebuah Tinjauan Semantik Pragmatik. Jurnal Society, 4(2), 27-37.

1 Like

Keraf (1991), memaparkan bahwa nomina merupakan kata benda yang dibatasi sebagai nama dan semua benda serta segala sesuatu yang dibendakan. Lebih lanjut, Moeliono dkk. (2017: 264) mengelompokkan nomina berdasarkan jenis acuannya, yakni (1) nomina umum dan (2) nama diri.

  1. Nomina umum, yakni nomina yang meliputi nama benda pada umumnya (common noun). Misalnya: kota, negara, hari, dan sebagainya.

Contoh:

  • Minggu depan keluargaku akan berlibur ke salah satu kota yang ada di Singapura.
  • ASEAN merupakan organisasi yang menyatukan berbagai negara di wilayah Asia Tenggara.
  • Acara pernikahan kakakku tinggal menghitung hari.
  1. Nama diri, atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah proper name ialah nomina yang merujuk pada suatu entitas tertentu (Bach: 2002). Sementara itu, Quirk (1985) menerangkan nama diri (proper noun) diidentifikasi sebagai kelas nomina (noun), terkhusus kelas nomina milik khusus (proper noun) yang dimana hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda dengan nomina umum (common noun). Berdasarkan pendapat Quirk, nomina milik khusus merujuk pada nomina yang diidentifikasikan sebagai nama, termasuk diantaranya yakni nama diri. Misalnya: Solo, Indonesia, Sabtu, dan sebagainya.

Contoh:

  • Sudah sebulan ini aku tinggal di Solo.
  • Presiden Indonesia adalah Joko Widodo.
  • Pada hari Sabtu, wilayah puncak dipadati oleh wisatawan.

Berdasarkan pemamapran diatas, dapat disimpulkan bahwa meskipun sama-nama berkategori nomina dan nama, leksikon Negara dengan Indonesia (nama sebuah negara) merupakan dua kata yang berada dan berada pada subkategori nomina yang berlainan. Leksikon Negara merupakan nomina umum sedangkan leksikon Indonesia merupakan nama diri sebuah negara.

Referensi
Keraf, G. (1991). Tata bahasa rujukan bahasa Indonesia: untuk tingkat pendidikan menengah. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munazar, A. (2016). Penamaan “Lum” pada Kelompok Masyarakat Dinamisme di Bangka Bagian Utara: Sebuah Tinjauan Semantik Pragmatik. Society, 4(2), 27-37.
Rafkahanun, R., & Sofyan, A. N. (2021). Analisis Nama Diri Orang Berbahasa Arab di Indonesia: Kajian Morfo-Semantik. MABASAN, 15(1), 79-94.

Menurut Kridalaksana (2009: 163), dalam Kamus Linguistik, mendefinisiskan nomina sebagai kelas kata yang umumnya bisa memiliki fungsi sebagai subyek atau obyek dari klausa, dimana kelas kata ini selalu bersepadanan dengan benda, orang atau hal lain di luar bahasa yang dalam alam dibendakan.

Berdasarkan jenis acuannya, nomina dibedakan atas nomina umum dan nama diri.

Nomina Umum
Nomina umum digunakan untuk kata benda yang tidak menyangkut yang khusus (tertentu) saja. Dengan kata lain digunakan untuk kata benda yang bersifat umum. Selain itu, nomina ini dapat mengalami perubahan dari masa ke masa, tergantung kapan, dimana, dan siapa yang menggunakannya. Kata benda yang tergolong nomina umum, dapat berupa nama jenis.
Contohnya:

  • Besok pagi, Ibuku akan pergi ke bandara.
  • Ali merupakan mahasiswa dari luar provinsi.

Nama Diri
Berbeda dengan nomina umum, nama diri mengacu pada kata benda yang lebih khusus atau spesifik.
Contohnya:

  • Nida berangkat ke Semarang menggunakan kereta api dari Stasiun Kiaracondong.
  • Kakak saya pergi bertugas di salah satu sekolah yang ada di Jawa Tengah.

Sumber Referensi:
Kridalaksana, H. (2009). Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Moeliono, Anton. M dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

  1. Nomina umum
    Adalah sebuah nomina dari suatu kelompok yang bersifat umum. Jenis nomina ini bergantung pada kondisi penuturnya (kapan, di mana, dan siapa yang memakainya). Oleh karena itu, nama jenis menjadi bagian dari nomina umum karena ia berubah-ubah.
    Contoh: stasiun, terminal, bandara
  2. Nomina nama diri
    Adalah sebuah nomina yang bertolak belakang dengan nomina umum. Jenis nomina ini tidak bergantung pada kondisi penuturnya karena memiliki rujukan yang spesifik dan khusus dalam persepsi pembicara dengan makna rujukannya biasanya cenderung tetap
    Contoh: Stasiun Jatinegara, Terminal Tirtonadi, Bandara Soekarno Hatta

Jadi, perbedaan paling mencolok dari nomina umum dan nama diri adalah aspek ketergantungan tergadap kondisi penuturnya. Nomina umum perlu diperjelas mengenai siapa, kapan, dan dimana pemakainya. Sedangkan nomina nama diri tidak perlu bergantung pada kondisi penutur karena telah memiliki makna yang relatif tetap.

Referensi:
Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Utami, R. 2010. Studi tentang Sinonim Nomina dalam Bahasa Indonesia (disertasi Doktoral, UNS (Sebelas Maret University)).

Menurut Muslich (2007:121-122) nomina adalah kata yang bisa diterangkan serta diperluas dengan “yang + kata sifat”. Nomina dibagi menjadi dua, yaitu nomina umum dan nomina nama diri.

Nomina Umum

Nomina umum mengacu pada nomina yang mencakup nama benda-benda pada umumnya.

Contoh :

Adik berenang di sungai

Iman bernyanyi di kamar

Nomina Nama Diri

Nomina nama diri adalah nama benda baik hidup maupun benda mati yang penulisannya diawali dengan huruf kapital misalnya nama kota, nama negara, nama orang.

Contoh :

Faqih membeli pisang di kantin

Darmawan berlibur ke Papua

Referensi :

Setiawan, T. (2016). Konstruksi Posesif Bahasa Indonesia dalam Rubrik Surat Pembaca. LITERA, 15(1).

Pastika, I. W. (2012). Klitik–nya dalam Bahasa Indonesia. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 11(1), 120-141.strong text

Di dalam bahasa Indonesia terdapat kelas kata, salah satunya yakni nomina. Nomina adalah kelas kata yang merujuk pada benda, selain itu juga dapat mengacu pada manusia, binatang, maupun mengacu pada suatu konsep atau pengertian. Dalam nomina terdapat nomina umum dan nomina nama diri, berikut penjelasannya:

  1. Nomina Umum: Nomina umum merupakan nomina yang mengacu kepada kata yang digunakan secara umum yang dapat berubah tergantung pada kapan, dimana, dan siapa yang memakainya. Contohnya: Pasar, Kota.

  2. Nomina Nama Diri: Nomina yang digunakan untuk merujuk pada orang atau manusia, nama tempat, benda-benda luar angkasa, nama dewa, waktu, gejala geografi atau untuk menyebutkan badan tertentu.
    Contohnya: Karina (Nama orang), Surakarta (tempat).

referensi:
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 2017. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Nomina menurut Gorys Keraf (1984) adalah kata benda yang dapat diperjelas lagi dengan tambahan yang + kata sifat serta memiliki morfem terikat berupa afiks ke-an, pe-an, pe-, dan -en. Nomina bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  1. Nomina umum menurut Daniel (2018), adalah sebuah nomina dari sebuah kategori yang bersifat umum. Nomina yang termasuk kelompok nomina umum adalah nomina nama jenis, mempunyai acuan umum yang dapat berubah dari masa ke asa, tergantung pada siapa pemakainya, waktu dan tempatnya.
    Contoh : Bintang membawa laptop di dalam tas

  2. Nama diri menurut Daniel (2018) adalah nama dari benda tertentu yang awal penulisannya diawali dengan huruf kapital, seperti nama orang, nama kota, nama Negara, dan lain sebagainya. Nama diri ini memiliki acuan yang jelas dalam pendapat pembicara dengan acuannya yang bersifat tetap.
    Contoh : aku pergi ke kota Semarang

Referensi:
TEDUMINGGIR, K. D. (2018). NOMINA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA TABARU. JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 2(1).

Utami, R. (2010). Kajian sinonim nomina dalam bahasa Indonesia (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University).

Nomina Umum : merupakan nama dari suatu kelas kata sebuah nomina yang umum, bisa berupa nama jenis, dimana penggunaan kata nomina tersebut dapat berubah-ubah tergantung pemakaian kata dalam kalimat dan bersifat tidak spesifik.

Contoh:

  • John bermain bola di stadion

Nomina Nama Diri : merupakan suatu nama benda hidup maupun mati dengan penerapannya dibubuhi dengan huruf besar di awal, mempunyai acuan khusus yg unik pada pandangan pembicara menggunakan pengertian acuannya yang relatif tetap.

Contoh:
Aku dan John ingin diskusi bersama

Referensi:

Munazar, A. (2016). Penamaan “Lum” pada Kelompok Masyarakat Dinamisme di Bangka Bagian Utara: Sebuah Tinjauan Semantik Pragmatik. Society, 4(2), 27-37.

Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.