Peran Preposisi dalam Kelas Kata Tugas serta Peran Semantis dan Sintaksis yang Dimilikinya

IMG_20210301_164217

Bahasa Indonesia memiliki kelas kata dengan ciri khusus yaitu kata tugas yang berbeda dengan kata verba, abjektiva, adverbial, dan nomina. Kata tugas hanya memiliki makna sebagai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Makna dari kata tugas tidak ditentukan oleh makna kata itu sendiri, tetapi ditentukan oleh kata lain yang berketerkaitan baik dalam frasa maupun kalimat. Contoh kata tugas yaitu dan ke, karena, dan dari hal tersebut dikemukakan oleh Moeliono, Lapoliwa, Alwi, Sasangka, & Sugiyono (2017:373).
Kata tugas didalamnya memiliki beberapa jenis, yaitu preposisi, konjungsi, interjeksi, artikula, dan partikel. Dalam artikel ini kita akan membahas preposisi sebagai salah satu jenis kata tugas. preposisi terbagi menjadi dua, yaitu preposisi tunggal dan preposisi gabungan. Dilihat dari perilaku semantic, preposisi dapat dinamai dengan kata depan yang merupakan kata tugas yang menandai bermacam-macam hubungan makna antara konstituen di depan dan dibelakang kata tersebut.
Preposisi tunggal dimaknai sebagai preposisi yang hanya berdiri dengan satu kata, baik berupa kata dasar seperti di, ke, dari, dan pada maupun kata berafiks, seperti selama, mengenai, bersama, beserta, bagaikan dan sepanjang. Perbedaan paling mencolok antara keduanya adalah jika kata dasar hanya terdiri sari satu morfem, sedangkan kata berafiks dibentuk dengan menambahkan afiks pada kata dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, maupun nomina baik dengan menambahkan prefix, sufiks, atau gabungan keduanya dengan terbatas.
Preposisi gabungan terdiri dari dua preposisi yang berdampingan serta dua preposisi yang berkolerasi. Preposisi yang berdampingan terdiri dari dua preposisi yang terletask secara berurutan. Contoh kata ini adalah daripada, kepada, (oleh) karena, (oleh) sebab, sampai dengan, sampai ked an selain (dari). Preposisi yang berkolerasi diartikan sebagai gabungan dari dua jenis unsur yang dipakai decara berpasangan, tetapi terletak terpisah oleh kata atau frasa lain diluar pasangan preposisi ini. Contoh preposisi ini adalah antara dan, dari hingga, dari sampai (dengan), dari sampai ke, dari sampai, sejak hingga, dan mulai sampai (dengan) . Terdapat satu jenis lagi dalam preposisi gabungan, yaitu berupa preposisi dan nomina lokatif. Sesuai namanya, preposisi ini dapat bergabung dengan dua nomina dengan syarat nomina tersebut memiliki ciri lokatif, seperti pada frasa preposisional di atas meja, ke dalam rumah, dan di luar kelas.
Preposisi memiliki peran dalam bidang semantik sebagai semantis preposisi. Preposisi memiliki manfaat sebagai penanda hubungan makna antara konstituen di depan preposisi dan konstituen dibelakangnya. Peran semantis preposisi adalah sebagai penanda hubungan tempat, peruntukan, sebab, kesertaan atau cara, pelaku, waktu, ihwal (peristiwa), dan asal (bahan).
Selain peran semantis, preposisi juga memiliki peran sebagai sintaksis preposisi. Frasa preposisi umumnya berperas sebagai keterangan dalam kalimat. Verba predikat yang memiliki peran gerak, seperti pergi, datang, dan kembali biasanya dapat diikuti oleh keterangan berupa frasa preposisional yang intinya preposisi ke bermakna arah atau tujuan atau preposisi dari yang bermakna asal. Dengan persamaan ciri tersebut, kalimat berpredikat frasa preposisional serta yang berpredikat verba cenderung memiliki perilaku sintaksis yang sama dan persamaan makna jika konteks ujarannya jelas. Selain itu kebeagaman perilaku sintaksis frasa preposisi yang menjadi predikat mampu dipahami karena preposisi dalam bahasa Indonesia ada yang berasal dari nomina, verba, adjektiva, atau kelas kata lain.

Referensi:
Moeliono, A. M., Lapoliwa, H., Alwi, H., Sasangka, S. S., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia (IV ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.