“Peran Guru Dalam Menerapkan Modifikasi Perilaku Untuk Membentuk Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa : Strategi Guru Melalui Modifikasi Perilaku dalam Membentuk Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa”
Zelika Warda Pratiwi
zelikanew411 @ gmail.com
ABSTRAK
Salah satu tujuan utama pendidikan dasar adalah membentuk karakter disiplin dan menanamkan tanggung jawab pada siswa. Dengan menggunakan pendekatan modifikasi perilaku, guru berperan strategis sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing dalam menanamkan nilai-nilai tersebut. Artikel ini membahas strategi guru dalam menerapkan modifikasi perilaku untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, termasuk memberikan penguatan positif, penerapan konsekuensi, pembiasaan, teladan, dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Diharapkan dengan strategi ini, siswa dapat membentuk karakter yang kuat dengan menginternalisasi perilaku positif secara teratur. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pendekatan modifikasi perilaku yang efektif meningkatkan kepatuhan siswa terhadap aturan, memberi mereka tanggung jawab yang lebih besar, dan meningkatkan lingkungan belajar mereka. Oleh karena itu, guru tidak hanya mengajar siswa tentang aspek kognitif, tetapi juga membentuk mereka secara pribadi untuk siap menghadapi tantangan sosial dan kehidupan yang akan datang.
PENDAHULUAN
Proses pembentukan karakter anak bergantung pada pendidikan dasar. Siswa berada di tahap perkembangan yang sangat penting dalam membangun nilai-nilai moral, sosial, dan emosional mereka di sekolah dasar. Di usia ini, anak-anak mulai memahami arti memiliki tanggung jawab terhadap teman, lingkungan, dan diri mereka sendiri, serta mengenali batasan antara perilaku yang dapat diterima dan tidak. Akibatnya, pendidikan di sekolah dasar tidak hanya mengajarkan siswa untuk menguasai kemampuan kognitif, tetapi juga mengajarkan mereka untuk membangun karakter yang didasarkan pada prinsip moral dan etika.
Disiplin dan tanggung jawab adalah sifat penting yang harus dikembangkan sejak kecil. Disipilin menunjukkan kemampuan siswa untuk mematuhi peraturan, menghargai waktu, dan berperilaku sesuai dengan standar. Namun, tanggung jawab menunjukkan bahwa siswa tahu bagaimana memenuhi kewajiban dan menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Dua karakter ini sangat penting bagi keberhasilan belajar anak dan kehidupan sosial mereka di masa depan. Tanpa kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, proses belajar akan terganggu, hubungan sosial menjadi tidak harmonis, dan pembentukan kepribadian anak menjadi kurang optimal.
Siswa sekolah dasar masih sering berperilaku tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab. Misalnya, tiba terlambat, mengabaikan tugas, berbicara saat guru menjelaskan, atau tidak menjaga kebersihan kelas. Tidak cukup menegur atau menghukum anak untuk menyelesaikan masalah ini; diperlukan pendekatan pendidikan yang tepat untuk mengarahkan perilaku anak secara positif. Di sinilah peran guru sebagai pengelola, pembimbing, dan teladan bagi siswa menjadi sangat penting.
Modifikasi perilaku juga dikenal sebagai modifikasi perilaku adalah strategi yang efektif yang dapat diterapkan oleh guru. Metode ini berasal dari teori behaviorisme, yang menekankan bahwa pembelajaran dan penguatan juga dikenal sebagai reinforcement dapat membentuk dan mengubah perilaku manusia. Modifikasi perilaku dalam pendidikan berarti upaya guru untuk mengubah perilaku siswa dengan memberi mereka stimulus atau konsekuensi, seperti penguatan positif (reward) atau hukuman (punishment), untuk perilaku yang baik dan perilaku yang tidak baik. Modifikasi perilaku dapat membantu siswa memahami hubungan antara tindakan dan akibatnya dengan menerapkannya secara sistematis. Ini akan mendorong mereka untuk mengadopsi perilaku positif.
Guru bertanggung jawab untuk membuat dan menerapkan strategi modifikasi perilaku dengan cermat dan konsisten. Strategi ini tidak hanya membantu mengendalikan perilaku negatif tetapi juga menumbuhkan kesadaran diri dan karakter yang kuat pada siswa. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang disiplin, tertib, dan penuh tanggung jawab melalui pembiasaan berulang, penghargaan, dan contoh kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, modifikasi perilaku berfungsi sebagai alat pengendali dan pembentukan karakter yang baik di sekolah dasar. Melalui kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan bermakna, pendekatan ini memungkinkan pendidik menerapkan prinsip kedisiplinan dan tanggung jawab secara konkret. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang cara guru dapat secara efektif membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab siswa sekolah dasar dengan menerapkan modifikasi perilaku.
PEMBAHASAN
-
Hakikat Modifikasi Prilaku dalam Pendidikan Dasar.
Berdasarkan teori behaviorisme—terutama yang dikembangkan oleh BF Skinner—modifikasi perilaku adalah teknik yang digunakan untuk mengubah atau membentuk perilaku seseorang. Menurut perspektif ini, perilaku manusia dapat dibentuk melalui proses belajar yang melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan kata lain, jika pendidik dapat memberikan stimulus yang tepat, seperti penguatan (reinforcement) untuk perilaku positif dan konsekuensi (punishment) untuk perilaku negatif, maka perilaku anak dapat diarahkan menuju arah yang diinginkan.
Metode ini masih relevan untuk digunakan di sekolah dasar karena anak-anak masih berada di tahap perkembangan konkret-operasional yang digariskan oleh teori Piaget. Pengalaman langsung, pembiasaan, dan contoh nyata membantu mereka belajar. Guru dapat mengajarkan prinsip-prinsip disiplin dan tanggung jawab kepada anak dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami melalui modifikasi perilaku. Mereka dapat melakukannya tanpa membuat anak takut atau tertekan. -
Peran Guru sebagai Agen Perubahan Perilaku.
Guru bukan hanya pendidik; mereka juga adalah mentor dan teladan yang sangat penting bagi perilaku siswa. Guru bertindak sebagai pengamat (observer), pengarah (director), dan penguat (reinforcer) dalam mengubah perilaku siswa. Cara guru merespon tindakan siswa sangat memengaruhi perilaku mereka di kelas.
Jika seorang guru hanya menegur siswa tanpa memberikan bimbingan, seperti memberikan pujian, senyuman, atau bintang untuk perilaku disiplin, siswa akan merasa dihargai dan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut.
Guru yang efektif akan mampu:
• Mengamati perilaku siswa secara objektif tanpa prasangka.
• Memberikan penguatan positif secara konsisten terhadap perilaku yang diharapkan.
• Menggunakan hukuman yang bersifat mendidik, bukan menghukum secara emosional.
• Menjadi contoh nyata dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab.
3. Strategi Penerapan Modifikasi Perilaku di Sekolah Dasar.
Dalam membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab, guru dapat menerapkan beberapa strategi modifikasi perilaku berikut:
a. Penguatan Positif (Positive Reinforcement)
Penghargaan diberikan untuk perilaku baik siswa. Misalnya, guru dapat memberikan bintang prestasi, sertifikat kecil, atau pujian lisan kepada siswa yang selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Terbukti bahwa penguatan positif mendorong anak untuk tetap berperilaku baik.
b. Penguatan Negatif (Negative Reinforcement)
Tidak seperti hukuman, penguatan negatif menghapus situasi yang tidak menyenangkan di mana siswa dapat menunjukkan perilaku yang diharapkan. Misalnya, siswa yang biasanya harus membersihkan papan tulis karena terlambat tidak perlu melakukannya lagi setelah mereka menjadi lebih disiplin.
c. Hukuman yang Mendidik (Punishment)
Meskipun harus bersifat edukatif, hukuman digunakan untuk menurunkan atau menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Siswa, contohnya, diberi tugas tambahan untuk membantu guru menata buku pelajaran dan diberi penjelasan tentang pentingnya tugas tersebut jika mereka tidak menyelesaikannya. Hukuman tidak boleh mempermalukan atau menyakiti fisik atau mental.
- Dampak Penerapan Modifikasi Perilaku terhadap Pembentukan Karakter.
Strategi modifikasi perilaku membantu mengubah sikap dan sifat siswa di sekolah dasar. Menurut hasil beberapa penelitian, siswa yang sering menerima dukungan positif cenderung:
• Lebih menuruti peraturan sekolah
• Menunjukan bahwa dia sangat bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya.
• Memiliki hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sekelas dan pendidik.
Modifikasi perilaku juga membantu menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan di mana siswa merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk bertindak. Guru tidak lagi perlu menggunakan ancaman atau hukuman keras. Sebaliknya, mereka harus menggunakan pengalaman dan pembiasaan untuk menumbuhkan kesadaran.
-
Tantangan dan Solusi dalam Penerapan
Meskipun modifikasi perilaku berhasil, ada beberapa masalah yang menghalanginya. Keterbatasan waktu untuk melacak perilaku siswa secara pribadi, kurangnya dukungan dari orang tua di rumah, dan guru seringkali mengalami kesulitan untuk tetap konsisten.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
• Membangun kolaborasi antara guru dan orang tua agar pembentukan karakter berjalan berkesinambungan di sekolah dan di rumah.
• Menyusun rencana pembelajaran berbasis karakter yang memasukkan unsur penguatan perilaku.
• Melakukan refleksi dan evaluasi berkala untuk melihat efektivitas strategi yang diterapkan.
• Mengikuti pelatihan profesional bagi guru terkait teknik modifikasi perilaku dan manajemen kelas berbasis karakter. -
Relevansi Modifikasi Perilaku dengan Pendidikan Karakter Nasional
Tujuan pendidikan nasional Indonesia, yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.” Dengan menerapkan strategi modifikasi perilaku, nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, kerja keras, dan kepedulian terhadap lingkungan dapat diajarkan secara langsung daripada hanya mendengarkan nasihat. Strategi ini mendukung peran guru dalam membentuk generasi yang matang secara moral dan sosial serta cerdas secara intelektual.
KESIMPULAN
Salah satu cara yang efektif untuk menentukan karakteristik disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah dasar adalah dengan menerapkan strategi guru yang melibatkan perubahan perilaku. Guru dapat menanamkan nilai-nilai karakter secara nyata dan berkelanjutan melalui penguatan positif, hukuman yang bersifat mendidik, pembiasaan, dan keteladanan. Berdasarkan teori behaviorisme B.F. Skinner, modifikasi perilaku memungkinkan pendidik mengarahkan perilaku siswa secara sistematis melalui hubungan antara stimulus dan respons.
Guru berfungsi sebagai pengamat, mentor, dan teladan dalam mengontrol dan mendorong perilaku positif siswa. Siswa dapat memperoleh kesadaran diri terhadap tanggung jawab dan kedisiplinan dengan menerapkan pendekatan yang konsisten dan bekerja sama antara guru dan orang tua. Selain itu, perubahan perilaku membantu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, tertib, dan produktif. Ini mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Oleh karena itu, pendekatan ini tidak hanya membantu mengelola kelas, tetapi juga membantu membangun karakter bangsa yang berharga.
DARTAR PUSTAKA
Afriani, D. (2022). Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(2), 134–145.
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Mulyasa, E. (2017). Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santrock, J. W. (2018). Psikologi Pendidikan (Edisi 6). Jakarta: Salemba Humanika.
Skinner, B. F. (1953). Science and Human Behavior. New York: Macmillan.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wibowo, A. (2016). Pendidikan Karakter di Sekolah: Strategi Implementasi dan Pengembangannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.