Pepz Journey (Akhir dari Sebuah Penantian)

Di suatu hari ada seorang anak yang sedang memikirkan masa depannya. Ia bingung bagaimana nasibnya nanti di tahun depan. Sekarang, ia duduk di bangku kelas 12 di sebuah SMA. Ia kebingungan setelah lulus dari SMA dia akan lanjut kemana, entah itu kuliah ataupun mencari pekerjaan di kota orang. Hari demi hari ia lalui dengan penuh rasa ketakutan, ia takut akan mengecewakan orang tuanya.

Cerita pun dimulai. Anak ini mulai mencari-cari info mengenai berbagai jalur masuk yang tersedia untuk masuk ke perguruan tinggi. Mulai dari mencarinya di internet, bertanya dengan teman sekolah, maupun berkonsultasi dengan guru. Setelah mendapatkan berbagai informasi yang dirasa dia sudah cukup, dia lalu memikirkan strategi yang tepat untuk ia gunakan di seleksinya nanti. Ia akhirnya menggunakan ide yang cukup gila yaitu menantang algoritma LTMPT. Dia berpikir bahwa dengan cara itu adalah cara terbaik yang dapat ia gunakan. Ia sadar bahwa nama sekolahnya di mata berbagai PTN memang bisa-biasa saja, tetapi ia memiliki ambisi untuk mematahkan hal itu dengan berbagai cara yang dia punya.

Tibalah pada saatnya pendaftaran SNMPTN. Anak ini termasuk salah satu siswa eligible di seklahnya. Dengan segala pertimbangan yang ada akhirnya dia menempatkan jurusan ilmu komputer UGM di pilihan pertamanya. Ia sadar bahwa pilihannya itu sangat berisiko, karena secara alumni pun dari SMAnya belum ada yang pernah lolos ke sana lewat jalur tersebut. Tetapi ia yakin kepada nilai rapornya dapat mengantarkan dia masuk ke UGM lewat jalur undangan ini. Dan singkat cerita hari pengumuman pun tiba. Hasil yang ia dapat sangat mengecewakan, terutama bagi dirinya sendiri. Ia dinyatakan tidak lolos pada seleksi SNMPTN ini. Seketika itu juga ia merasa sangat sedih dan kecewa. Anak ini kecewa karena perjuangannya belajar dan menjaga nilai selama 3 tahun gagal begitu saja.

Beberapa minggu kemudian ia dihadapkan dengan seleksi yang kedua yang ia akan ikuti, yaitu seleksi SBMPTN. Dengan persiapan yang dibilang hanya seadanya saja ia nekat menempatkan pilihan pertamanya di salah satu jurusan di UNDIP. Ia menggunakan strategi yang bisa dibilang berjudi dengan pihak LTMPT. Anak ini hanya belajar 1 subtes saja yaitu matematika saintek dan melepas 7 subtes lainnya. Ia sadar bahwa di jurusan yang ia pilih subtes matematika saintek lah yang kemungkinan mendapatkan bobot penilaian yang paling besar. Dan hari pengumuman pun tiba. Ia kembali lagi mendapatkan hasil yang tidak memuaskan. Ia dinyatakan tidak lolos dalam seleksi SBMPTN ini. Setelah semua yang ia alami, ia merasa sangat depresi dan kecewa pada dirinya sendiri. Bahkan ia sempat sampai di titik dimana ia berpikir bahwa tuhan tidak bersamanya dan mulai meragukan keberadaan-Nya.

Setelah semua yang terjadi akhirnya ia memutuskan untuk mendaftar berbagai jalur masuk perkuliahan yang masih dibuka. Ia mendaftar jalur seleksi mandiri di beberapa kampus, seperti UNS, UNY, UNNES, dan UB. Ia juga mencoba peruntungannya dengan mengikuti program beasiswa di dua kampus swasta, yaitu Telkom-University dan Universitas Pertamina. Selesi masuk sekolah kedinasan pun ia coba ikuti. Ia memberanika diri untuk seleksi Politeknik Statistika STIS. Ia melakukan itu semua dengan harapan salah satu diantaranya mendapatkan hasil yang memuaskan. Setidaknya ia mengikuti 12 macam seleksi tahun ini untuk bisa masuk ke perguruan tinggi.

Satu per satu hasil pengumuman pun keluar. Pada akhirnya anak ini bisa lolos seleksi mandiri di UNS, UNNES, dan UB. Total dari 12 seleksi yang ia ikuti ia mampu lolos di 3 seleksi tersebut. Setelah diskusi alot dengan berbagai pertimbangan yang ada, pada akhirnya anak ini membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan pendidikan matematika UNS. Ini akan menjadi sebuah perjalan baru yang akan untuk bebrapa tahun ke depan.

Akhirnya semua drama telah selesai. Idealisme dan egoisme akhirnya runtuh oleh realita yang tidak sesuai dengan ekspetasi awal. Jika ada orang yang mengatakan bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil, anak ini sudah tidak percaya lagi. Tekanan mental yang ia hadapi beberapa bulan kebelakang sudah usai. Lembar baru akan anak ini mulai. Semoga pilihan ini merupakan jalan yang terbaik baginya untuk meraih masa depan. Lalu bagaimana dengan tahun depan? Kita lihat saja nanti.

3 Likes

Akhir dari sebuah penantian dan awal mula dari sebuah perjalanan panjang…