Pentingnya Prinsip Kesantunan dalam Kehidupan Sehari-hari

Penulis: Jenia Siwi Ayu Kristianti dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

kesantunan adalah tatacara bertindak atau gerak-gerik ketika menghadapi sesuatu dalam situasi tertentu. Hal inilah yang perlu ada di masyarakat, yaitu adanya prinsip kesantunan dalam bertinda tutur. Kesantunan memperlihatkan sikap yang mengandung nilai sopan santun dalam berhubungan sosial. Ketika seseorang dikatakan santun, maka dalam diri seseorang itu tergambar nilai sopan santun yang berlaku secara baik di masyarakat. kesantunan, kesopanan atau etika merupakan tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam Masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu Masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh pemiliknya. Oleh karena itu, kesantunan biasanya disebut dengan tatakrama (Muslich: 2007).

Kajian pragmatik membahas sebuah penggunaan bahasa di dalam komunikasi yang pada dasarnya di tentukan oleh konteks. Pragmatik juga membahas prinsip kesantunan mengenai maksim kebijaksanaa, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim keserderhanaan, maksim permufakatan dan maksim kesimpatian. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi, tidak hanya lewat tanda verbal atau tata cara berbahasa, ketika berkomunikasi tidak hanya sekedar menyampaikan ide yang dipikirkan akan tetapi komunikasi yang terjadi perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip kesantunan berbahasa.

prinsip kesantunan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat dan kampus. Dalam berkomunikasi, kita harus memperhatikan prinsip kesantunan agar tidak menyinggung perasaan orang lain dan menjaga hubungan yang baik. Prinsip kesantunan juga dapat membantu kita dalam membangun citra diri yang baik dan memperluas jaringan sosial kita.

Prinsip-Prinsip Kesantunan

Prinsip-Prinsip Kesantunan dalam berbahasa terbagi menjadi 6. Yaitu Maksim Kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian.

  1. Maksim kebijaksanaan

Prinsip maksim kebijaksanaan ini merupakan satu diantara kajian pragmatik yang menelaah tentang prinsip kesantunan. Maksim kedermawanan meminimakan kerugian orang lain dan memaksimalkan kentungan orang lain

  1. Maksim Kedermawanan

Maksim kedermawanan adalah sebuah perlakuan yang dilakukan untuk membuat orang lain dapat menghormati orang dengan perlakuan penutur terhadap lawan tutur. Maksim kedermawanan meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri

  1. Maksim Penghargaan

Berbeda dengan maksim penghargaan, mengurangi cacian kepada orang lain dan menambah pujian kepada orang lain adalah bentuk penghargaan kepada orang lain. Berdasarkan pendapat Wijana (2011: 137) memaparkan bahwa “Maksim penerimaan minimalkan ketidakhormatan pada orang lain dan maksimal rasa hormat pada orang lain”.

  1. Maksim kesederhanaan

Berbeda dengan maskim kesederhanaan atau maksim hati adalah sebuah situasi tutur yang mengurangi pujian pada diri sendiri. Bersikap rendah hati dan tidak tinggi diri adlah wujud kesederhanaan diri. Wijana (Wijana 2011: 137) mengemukakan bahwa maksim kerendahan hati meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri dan meminimalkan rasa tidak hormat pada diri sendiri”

  1. Maksim Permufakatan

Pelanggaran terhadap maksim permufakatan itu sebagai akibat salah seorang partisipan tutur tidak mematuhi prinsip-prinsip yang dianjurkan dalam maksim permufakatan, yaitu meminimalkan kecocokan antara penutur dengan lawan tutur dan memaksimalkan ketidakcocokan antara penutur dengan lawan tutur (Wijana dan Rohmadi, 2009: 56)

  1. Maksim Kesimpatian

Pelanggaran pelaksanaan maksim kesimpatian terjadi jika peserta tutur melanggar prinsip yang terdapat pada maksim kesimpatian, yakni dengan menambah antipati antara diri sendiri dengan orang lain dan mengurangi kesimpatian antara diri sendiri dengan orang lain.

Refrensi:

Jayanti, M., & Subyantoro, S. (2019). Pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada teks di media sosial. Jurnal Sastra Indonesia, 8(2), 119-128.
Melia, M. (2019). Prinsip Kesantunan Berbahasa Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, 8(1), 110-123.
Nisa, F. (2016). Pelanggaran Prinsip Kesantunan Dalam Wacana Tutur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 1 (1), 19.