Peninggalan Sejarah di Plosok Pulau Bangka

Bangka Belitung ini daerah yang tidak luput dari penjajahan pada zaman dahulu. Seperti yang kita ketahui pada penjajah zaman dahulu yang meninggalkan sejuta bekas di benteng tersebut. Bekas yang di tinggalkan para penjajah, ada yang berupa memori ada juga yang berupa peninggalan sejarah. Yaitu salah satu nya adalah benteng di Sungai Buluh. Benteng Sungai Buluh Terletak Di Kabupaten Bangka Barat Kecamatan Jebus Kepulauan Bangka Belitung.
Benteng ini dibangun sekitar tahun 1796 di Pangkal Sungaibuluh atas perintah Sultan Muhammad Baharuddin dari Kesultanan Palembang yang menguasai Pulau Bangka. Untuk melindungi Demang, Jenang, dan pemukim Melayu serta penambang timah Cina di Pangkal Sungai Buluh dari serangan Bajak Laut Lingga dan Bajak Laut yang dipimpin oleh Panglima Raman, yang merampok setiap pangkalan dan pemukiman di Pulau Bangka pada tahun 1790-1804. Berdirinya benteng pada masa Pangkal Sungaibuluh di bawah kekuasaan Tumenggung Mentok Ahang Ismail Tumenggung Kertawijaya.
Dinding Beateng Sungaibulah ini terbuat dari tanah yang dipadatkan. Bagian yang penting pada benteng ini adalah parit pertahanan yaitu ditch, dinding tanah atau Parapet dan bagian dalam benteng yaitu terrerin.
Pada masa Demang Minyak kepala Orang Laut muara Sungai dan Teluk Kampa yang dikenal dengan Demang Surantakka sebagai Demang di dasar Sungai buluh (1815-1822), benteng ini berfungsi sebagai tempat berlindung bagi pemukim dan penambang di dasar Sungaibuluh.Pada dinding terdapat tanah ,yang di atas tanah ini didirikan dinding yang terbuat dari kayu yang tinggi atau disebut juga Palisade.Sekarang benteng menjadi tempat wisata di Desa Sungai Buluh di Kecamatan Jebus kabupaten Bangka Barat.
Benteng Sungaibuluh yang disebut dengan istilah Stokade Sungaibuluh pada peta yang dibuat pada 1824 untuk Letnan Gubernur Stamford Raffles ini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.