Penggembala dan 3 ekor kambing

3 Ekor kambing dan Penggembala

Dipagi hari yang cerah, di sebuah pedesaan terdapat seorang penggembala yang gagah kekar dan tinggi yang memiliki tiga ekor kambing ternak. Kambing pertamannya ia berinama saunt, saunt ini merupakan kambing kesayangannya. Kambing yang ke dua ia berinama gembul karena kambing ini memiliki tubuh yang besar dan memiliki sifat pemalas, kambing ketigannya ia beri nama cimi karena kambing ini memiliki tubuh yang kecil dan imut. Setiap harinya ia hanya merawat tiga kambing itu mulai dari memberi makan, memberi minum, Dan memandikannya. Dari ketiga kambingnya penggembala itu sangat menyayangi saunt dan cimi.

Pada suatu hari penggembala ingin mengeluarkan kambing kambingnya dari kandangnya, ia melepaskan kambing kambingnya di sebuah lapangan yang disitu terdapat rumput yang segar dan hijau. Setelah dilepasnya saunt berlari kearah rumput yang segar itu ia memakan rumput hinga lahap. Penggembala pun mendekatinnya “Aku tidak akan menjualmu karena kamu sangat membawa keberuntungan kamu kambing yang cerdik dan pintar " ucap sang pengembala itu sambal mengelus kepala kambing itu.

Kemudian Gembul menyusul dari arah belakang ia berjalan lambat kearah rumput yang segar itu. Dengan tubuh yang besarnya Gembul tidak bisa berjalan dengan cepat tidak heran jika ia menjadi bulian teman temannya. Tidak hanya teman temannya bahkan penggembala pun kurang menyayanginnya karena gembul ini selalu merepotkanya.

Dari sisi lain cimi hanya bersantai-santai dibawah pohon sambail memakan rumput yang hijau, cimi ini merupakan kambing yang lincah, imut, dan lucu tak heran jika penggembala juga sangat menyayanginnya, ia melihat gembul yang berada disudut lapangan dan berkata :
Cimi : “Wahai gembul kesini, disini banyak rumput hijau dan tinggi tinggi”
Gembul : “Tidak cimi itu terlalu jauh saya tidak sanggup berjalan kesana”.
Cimi : “Tetapi disini rumputnya tinggi tinggi dan segar kamu pasti akan kenyang
: makan disini, mari saya bantu berjalan kesini “ (Cimi berlari kearah gembul
: dan membantunya menuju rumput yang tinggi dan hijau.)

Tak lama kemudian penggembala pun datang dengan membawa 2 ember berisi air untuk memberi minum kambing-kambingnya. Kedua ember tadi ia berikan kepada saunt dan cimi, penggembala itu tidak memberi air minum untuk gembul dan ia berkata : “Kamu tidak usah minum badanmu sudah besar nanti kalau kamu minum dan makan banyak kamu tidak muat masuk kandang!”

Mendengar perkataan penggembala, Gembul merasa sangat sedih dan matanya pun berkaca-kaca karena merasa dibedakan dengan saunt dan cimi. Gembul berbalik badan dan berjalan kearah kandang “Sungguh malang nasibku," ucapnya. Melihat nasib gembul, saunt pun tertawa mengejek dengan keras.
Saunt : “Hahaha, benar Nasibmu memang malang." saunt memperlihatkan gigi-
: giginya dan sangat puas melihat temannya yang sedih itu."
Cimi : “Stt, tak sepantasnya berkata seperti itu," cimi membela gembul."
Saunt : “Mengapa?, benar kan dia bertubuh besar jika ia minum banyak nanti tidak
: bisa masuk kandang hahahaha” Ucap saunt dengan tertawa keras."
Cimi : “sini gembul ini aku sisakan minumku untukmu”
Gembul : “Benarkah, Terimakasih cimi, gembul Berjalan kearah cimi dan meminumnya.”

Hari sudah petang, waktunya ketiga kambing masuk ke dalam kandang, Sang penggembala itu tampak menggiring kambing-kambingnya. Saunt berjalan mendahului Gembul lalu menyenggolnya. Kambing kedua pun memperlambat dan kemudian berhenti berjalan.
“Ayo jalan, dasar kambing gendut,setiap sore hanya membuat ku repot saja jalanmu seperti siput lelet sekali”. ucap Sang penggembala.
Sang penggembala pun mencari kayu dan memukulkan ke tubuh kambing kedua itu.
“Kambing pemalas, ayo jalan!" bentak Sang penggembala. Kambing kedua itu pun berjalan masuk ke dalam kandang dengan keadaan kaki yang sedikit terluka dan berdarah.

Keesokan harinya, Sang penggembala kedatangan pak febri, pak febri ini adalah sahabat lamannya yang tinggal di gunungkidul. mereka berbincang-bincang dengan cukup lama. Setelah berbincang bincang akhirnya pak febri menjelaskan maksud dan tujuan datang kerumahnya ia mencari seekor kambing yang akan ia buat kambing guling untuk merayakan ulang tahun istrinnya.
Pak febri : “Apakah kamu masih mempunyai seekor kambing pak?”
Penggembala : “Saya mempunyai 3 ekor kambing, mari saya tunjukkan saudara bisa
: memilihnya”
Pak febri : “Mari”. Mereka berjalan kearah kandang dan melihat kambing
: peliharaanya"
Pak febri : “Wahh ini dengan tubuh yang tidak terlalu besar pasti masih lunak k
: alau dimasak” Sambil menunjuk saunt."
Penggembala : “Mengapa tidak yang gemuk saja pak itu sigembul, ia memiliki daging
: yang banyak.”
Pak febri : “Saya tidak akan mengundang tamu banyak dalam acara itu saya
: rasa kalau itu kebesaran dan pasti nnti tidak akan habis.”
Penggembala : “Baiklah pak saya ambilkan.”

Dengan berat hati penggembala itu menjual kambing kesayangannya yang selama ini telah dianggap sebagai kambing keberuntungan. Ia terpaksa menjual saunt karena ia sangat membutuhkan uangnya untuk keperluanya saat ini yang cukup besar. kemudia penggembala membawa saunt keluar dari kandangnmya. Dengan rasa bangga saunt keluar dari kandangnya dan berkata “Selamat tinggal kambing-kambing bodoh aku akan pergi dengan tuan baruku, aku pasti akan diberi makan banyak oleh tuanku” ucap saunt.
Saunt tidak mengetahui kalau ia akan dijadikan santapan pesta ulang tahun istri pak febri. Saunt pun di bawa pak febri pulang. Sampai rumah pak febri saunt terkejut karena melihat orang banyak disana Tanpa basa basi saunt langsung digeletakkan dan disembelihnya, saunt tidak bisa berbuat apa apa ia hanya bisa pasrah. Sementara penggembala terus merasa sedih dirumahnya ketika ia melihat kandang kambingnnya ia selalu teringgat saunt kambing kesayangannya yang telah ia jual sejak saat itu penggembala merawat kambinggnya dengan adil tidak membeda-bedakannya. Dan kedua kambing itu hidup bahagia.
Selesai…