Kepenatan pikiran manusia mengenai permasalahan yang sedang mereka hadapi sering kali membuat manusia tersebut stres, jenuh bahkan depresi, oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkannya hiburan yang harapannya bisa membuat suasana hati seseorang untuk kembali ceria. Salah satu cara menghilangkan stres bisa dilakukan dengan menonton film keluaran terbaru. Namun, sekarang ini banyak film yang rilis menyajikan kisah yang menyeramkan, menantang adrenalin penonton dan bahkan bisa mempengaruhi individu yang menonton.
Terdapat banyak genre film saat ini,mulai dari drama, aksi, komedi, dokumenter, fantasi, horror, romantis, dan thriller. Berbicara mengenai film thriller ini ternyata banyak masyarakat yang antusias dan tertarik pada film yang bisa membawa ketegangan, memacu adrenalin dan membuat bergidik saat menontonya. Adegan- adegan yang ditawarkan pada genre ini tidak main-main terdapat pembunuhan sadis, pembantaian, gangguan kejiwaan, sampai teori konspirasi.
Film salah satu media komunikasi yang bisa menggiring pandangan publik, oleh karena itu adegan-adegan pada film thriller itu dapat mempengaruhi mental, pikiran penonton. Tujuan dari film thriller ini adalah agar penonton tegang dan terpacu adrenalinnya, namun di sisi lain jika kita perhatikan banyak kasus kekerasan yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang terinspirasi dari film thriller ini mulai dari adegan pada film tersebut hingga karakter film tersebut.
Baru- baru ini terjadi kasus kekerasan yang sangat brutal di Tokyo Jepang. Tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang pria yang berpenampilan menyerupai tokoh Arthur Fleck pada film yang berjudul “Joker”. Kekerasan yang dilakukan terjadi di kereta, pria tersebut juga memakai kostum menyerupai Joker, penusukan, dan pembakaran di kereta itu membuat banyak orang panik tidak karuan, terdapat banyak korban dari luka ringan hingga luka berat. Tindakan brutal itu disebutkan oleh tersangka diinspirasi dari adegan pada film Joker.
Film Joker itu sendiri menceritakan tentang seorang pria Arthur Fleck yang hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang sangat kental dengan kelas sosialnya, dimana pada saat itu orang kaya sangat diperhatikan oleh pemerintah dan media dan orang miskin tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah oleh karena, itu banyak terjadi bentrok dan kekerasan. Arthur Fleck pada film Joker memiliki gangguan mental yaitu pada saat suasana hatinya buruk Arthur Fleck malah tertawa lepas dan susah untuk dikendalikan, karena gangguan mental tersebut ia sering diremehkan dan ditindas, dari situlah ia berubah menjadi seorang psikopat yang jahat. Di dalam film Joker pun terdapat adegan penembakan yang terjadi di kereta, pada adegan tersebutlah tersangka kasus penusukan dan pembakaran kereta terinspirasi.
Dari kasus tersebut adegan pada film thriller bisa menghipnotis pikiran penonton, apalagi didukung dengan keadaan seseorang yang menonton film thriller tersebut, bisa jadi dengan dia menonton film thriller akan membuka pikirannya untuk meniru hal yang tidak baik pada film itu atau bahkan dengan menonton film itu hanya untuk melepas penat dan bersantai.
Film thriller ini memiliki dampak dan juga pengaruh pada kesehatan mental penonton antara lain sebagai berikut.
Film-film bergenre thriller ini menyuguhkan banyak adegan yang sadis, adegan tersebut jika ditonton oleh anak-anak akan memberikan stimulan yang tidak baik. Anak-anak akan berpikir hal-hal kekerasan pada film tersebut boleh ditiru, bahkan setiap tindakan pendukung pada film thriller seperti mencaci,membully,mengancam dan lain-lain bisa mereka anggap normal dan wajar.
Pengaruh film thriller pada penonton dewasa, dalam menonton film bergenre thriller ini jika tidak diimbangi dengan iman dan akal orang, dewasa juga bisa terpengaruh untuk meniru tidakan yang sadis tersebut. Adegan berdarah pada film tersebut akan menambahkan rasa cemas pada penonton yang sedang tidak memiliki suasana hati yang baik. Dengan begitu akan muncul gangguan kecemasan karena otak tidak mampu untuk mengontrol rasa takut dan emosi tadi. Seseorang yang memiliki gangguan kecemasan ini akan berdapak pada aktivitasnya sehari-hari.
Menonton film yang mengandung kekerasan yang sadis sangat berpengaruh pada psikologi penonton, oleh karena itu harus memiliki kesadaran akan aturan terkait klasifikasi usia dari Lembaga Sensor Film (LSF), film bergenre thriller sebaiknya dihindari bagi anak usia dibawah 17 tahun. Karena secara tidak langsung film-film tersebut dapat mempengaruhi perkembangan mental emosional anak tersebut. Perkembangan anak- anak ini didukung oleh stimulus dan rangsangan dari lingkungan sekitar, hal tersebut akan berpengaruh pada karakter anak, jika terlau banyak menonton film sadis.
Walaupun lebih banyak pengaruh yang diberikan untuk anak usia di bawah 17 tahun, namun bukan berarti orang dewasa tidak dapat terpengaruh karena sudah memiliki usia yang matang. Seseorang yang terlalu sering menonton film yang mengandung konten negatif, alam sadar mereka akan terbentuk suatu kepribadian tertentu misalnya kepribadian yang antisosial atau paranoid.
Film yang dijadikan alat untuk menghibur, akan menimbulkan suatu masalah mental yang serius, hal itu harus sangat diperhatikan, gangguan mental tidak bisa dianggap enteng, jika dianggap remeh banyak menimbulkan rasa yang tidak diinginkan hingga yang paling buruk yaitu bunuh diri. Karena manusia itu terdiri dari jiwa dan raga. Maka sebaiknya kesehatan mental juga turut dijaga agar dapat berfungsi sebagaimana manusia lainnya.
Sumber Gambar : id.depositphotos.com