Pengalaman yang melekat di pikiran

Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh

Hai hai pembaca sekalian , perkenalkan nama ku Dimas Agus Pambudi, panggil aja dimas . Bingung sih mau cerita apa , soalnya hampir tidak ada cerita yang menarik di hidup ku, tapi yah aku akan cerita satu cerita yang aku alamin dan ini dah lama banget sekitar aku masih tk dan di tempat buyutku yang ga terlalu jauh dari rumahku , tapi cerita ini masih melekat aja di pikiran sampe saat ini .

Aku deskripsikan dulu ajalah siapa aja yang tinggal di sana sama bentuk rumahnya. Jadi disana itu yang tinggal ada 5 orang , ada buyutku yang udah sakit keras , dan ada saudara kakek ku sebut aja Mbah B dan ada istrinya Mbah B yaitu Mbah S , dan ada dua orang anak dari Mbah B dan istrinya , dua duanya laki laki jadi sebut aja , Om C dan Om R.

Nah bentuk rumahnya tu memanjang ukurnya sekitar 15 x 7 meter jadi ya cukup besar dan panjang ya, nah di depan rumah itu ada kebun depan kebun ada sawah dan hutan , samping kiri rumahnya itu ada hutan sama sungai yang jaraknya ga sampai 20 meter, samping kanan ada pohon bambu yang lumayan banyak, dan ada sawah juga, belakang rumahnya ada jalan setapak yang muat untuk satu mobil , dan ada rumah juga yang jaraknya sekitar 30an meter . Jadi bisa di bilang rumahnya ini di ujung kampung dan di kelilingi hutan sama sawah.

Di rumah itu ada teras yang panjangnya sepanjang rumah tapi ga lebar lebar banget sekitar satu setengah meterlah lebarnya dan lantai rumah ini sudah terpasang keramik semua. Ada 3 pintu depan di teras itu dan menghadap ke kebun dan sawah serta hutan-hutan yang gelap , 2 pintu masuk yang langsung ke ruang tamu dan ruang keluarga , 1 pintu masuk ke dapur , dan di samping 1 pintu masuk ke ruang tamu ini ada beberapa jendela kaca yang ga ada gordennya, jadi jika kita duduk di ruang tamu atau ruang keluarga kita bisa liat langsung kegelapan di persawahan dan hutan itu , jadi yah dah berasa sih ngerinya. Di dalam ruang keluarga ini ada satu tv yang ukuranya ga terlalu besar . Ada juga kamar buyutku yang menghadap langsung ke ruang keluarga dan jendela , di kamar itu ada buyutku yang hanya bisa tidur karena sakitnya itu. Segitu aja ya deskripsinya , maaf jika tidak terlalu jelas. Oke aku mulai

Ini ceritaku di umur sekitar 4-5 tahun an atau masih tk , dan aku anaknya suka main ketempat buyutku walau malem sekalipun ,ya meskipun main kesana cuma buat nonton televisi aja sih haha , dan waktu itu di lingkungan rumahku masih jarang malah hampir ga ada yang punya televisi di rumahnya, jadi ya bisa di bilang buyutku ini dan Mbah B dan dua om ku disana itu orang yang berada , kalian taulah maksudku. Dan juga kedua orangtuaku mengelola angkringan yang masih kecil-kecilan jadi aku seperti di titipkan disana. Jadi rumahku hanya ada aku ,kakakku , dan kucingku. Jarak angkringan dari rumah sekitar 30 meter. Jarak rumahku dengan rumah buyutku ini sekitar 50 meter dari rumah jadi masih bisa jalan kaki, yang berarti jarak angkringan dan rumah buyutku sekitar 80 meter. Dan saat kejadian kakaku sedang ada acara di sekolahnya selama beberapa hari dan rumah menjadi sepi. Oke aku mulai

Waktu itu sekitar jam 6an aku nonton tv di sana sama satu salah satu tetangga disana sebut aja Mas T. Asik kami nonton tv disana tiba-tiba Mas T nyolek aku sambil nyuruh aku liat ke jendela" Dim liat di jendela ada apa " , " ada apa mas ? " Tanyaku sambil liat di jendela , kalian tau apa yang aku liat ? . Aku lihat di kaca jendela ada pocong melayang dengan darah dan tanah di kain kafannya. Aku lihat ke kamar buyutku mungki aja itu pantulan dari kamar itu tapi ternyata ga ada apa apa dan aku dengan polosnya keluar liat keluar di teras ada apa toleh kiri kanan , waktu aku noleh ke kanan ada sosok besar berbaju putih dengan rambut hitam panjang kusut berdiri di depan kebun bambu ,larilah aku ke dapur mencari om om ku untuk anterin aku pulang saat itu juga , beruntungnya ada Om R disana dan mau mengantar aku ke angkringan walau jalan kaki , keluar rumahlah aku dengan Om R dan berjalan pulang , saat baru beberapa meter keluar rumah menuju jalan aku dengan penasaran melihat kebelakang untuk lihat apa “sosok” itu masih ada atau tidak , dan ternyata masih ada dan sosok itu seperti lihat ke arahku , menangislah aku dan minta gendong Om R untuk lari ke angkringan orang tua ku, sampai di jalan belakang rumah aku masih nekat untuk lihat kebelakang dan “sosok” itu seperti tersenyum dan melihatku yang di gendong Om R lari ke angkringan , tambah menangislah aku saat itu . Sampai di angkringan aku cerita semuanya ke orang tuaku.

Beberapa minggu kemudian buyutku meninggal

Setelah kejadian itu entah kenapa aku jadi lebih sensitif dengan hal hal seperti itudan terkadang aku bisa lihat keberadaan mereka yang membuat aku jadi penakut dan tidak mau keluar rumah malam-malam dan harus di temani tetangga atau saudara di rumah jika kakak tidak ada di rumah. Aku tambahkan satu cerita singkat lagi

Saat itu aku sudah smp dan kakakku sudah berkerja di luar kota , rumahku ini menghadap bukit tidak terlalu tinggi dan dua rumah di bawah bukit itu. Waktu itu sekitar jam 8 malam aku bersantai di dekat pintu rumah yang terbuka . Entah kenapa aku merasa ingin menoleh dan melihat keluar rumah, dan saat melihat keluar rumah di depan pintu rumah tetanggaku itu ada sosok hitam besar seperti kerbau bertubuh manusia dengan mata merah melihatku, reflek aku memalingkan pandanganku dan menutup pintu. Aku shock dan seperti membeku , Alhamdulillah tidak lama ibuku pulang dari angkringan , aku memeluknya sambil dengan sedikit rasa takut . Ibu menenangkan ku dan saat tenang aku mulai menceritakan apa yang ku lihat.

Oke semua sekian cerita dari saya , bila ada kurangnya mohon maaf , karena, ini pertama kalinya saya menuliskan cerita saya dan dengan bahasa Indonesia karena biasanya cerita dengan bahasa jawa, jadi maaf bila banyak kekurangan kosa kata dan kalimat yang suliy dimengerti .

Saya Dimas pamit undur diri

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabbarakatuh