Pengalaman Pertama Mendaki Gunung Andong

Pertama kali naik Gunung Andong

Pada suatu dini hari di hari Sabtu ada 5 orang remaja yang sedang naik salah satu gunung yang berada di Jawa Tengah yaitu Gunung Andong, nama mereka adalah Ghany, Adit, Rizky, Hamam, dan Adam atau saya sendiri. Perjalanan dimulai dari hari Jum’at malam setelah Isya kami berkumpul di rumah Adit sambil membahas tentang naik gunung karena memang ini merupakan pengalaman baru bagi saya dan beberapa teman saya yang lain. Kami makan malam bersama di rumah Adit lalu tidur sekitar 2 jam hingga jam 00.00 dan melalukan persiapan.

Pada pukul 00.30 kami berangkat dari Borobudur menuju Gunung Andong dengan mengendarai sepeda motor. Kami tidak membawa banyak barang karena memang berencana untuk tektok yaitu naik dan langsung turun lagi tanpa menginap ataupun mendirikan tenda di atas. Jalan yang kami lewati adalah jalan Borobudur-Magelang lalu belok menuju ke arah Kopeng. Kami berbelok ke kiri mengikuti arah dari Google Maps. Sesampainya di wilayah pendakian kami mencari tempat parkir yang nyaman dan aman. Kami membagi barang bawaan dan pergi ke loket untuk membeli tiket pendakian sekaligus membayar biaya parkir. Kami berjalan naik ke Gunung Andong via Sawit karena memang katanya rute ini adalah rute yang paling aman, nyaman, dan ramai.

Kami mulai mendaki pada sekitar pukul 02.00. Banyak sekali orang yang mendaki pada pagi dini hari itu, baik laki – laki maupun perempuan, baik dewasa, remaja, maupun anak – anak juga ada yang mendaki pada jam tersebut. Dari bawah sampai dengan POS 1 kami dapat mendaki dengan lancar dan masih banyak sekali orang yang mendaki bersama kami. Sebagian orang sudah mulai beristirahat di POS 1 sambil duduk dan minum, kami hanya duduk dan minum sebentar lalu langsung lanjut lagi untuk mendaki menuju ke POS 2. Pada perjalanan dari POS 1 menuju POS 2 orang yang mendaki bersama kami tidak sebanyak saat sebelum POS 1, kebanyakan dari mereka bergerak secara kelompok, ada kelompok yang bergerak lambat dan ada juga yang cepat, sedangkan kelompok kami bergerak lumayan lambat karena memang ada 2 orang dari kelompok kami yang baru pertama kali mendaki gunung dan sudah lumayan lelah karena pergerakan dari bawah hingga POS 1 yang terlalu cepat cepat. Jalanan rute dari POS 1 menuju ke POS 2 sudah lumayan gelap dan lumayan terjal, penggunaan senter sudah sangat dibutuhkan di sini. Ketika kami sampai di POS 2 sudah banyak orang yang beristirahat sambil minum, tetapi juga ada yang tetap meneruskan perjalanan menuju puncak atau POS 3. POS 2 ini merupakan titik tengah yang mana menandakan bahwa kita telah mencapai setengah perjalanan dari pendakian menuju puncak Gunung Andong. POS ini lumayan nyaman karena ada dua buah toilet yang cukup nyaman untuk digunakan dengan air bersih di dalamnya dan pintu yang dapat ditutup beserta lampu yang terang. Setelah beristirahat kurang lebih sekitar 15 menit kami melanjutkan pendakian untuk menuju POS 3 yaitu puncak dari Gunung Andong yang mana di sana ada yang namanya Puncak Alap – Alap. Medan yang harus ditempuh dari POS 3 sangat terjal dan gelap, udara yang sangat dingin mulai terasa mencekam menyelimuti seluruh tubuh. Dikarenakan rute ini merupakan rute terjauh yaitu dari POS 2 hingga ke puncak atau POS 3 maka banyak pendaki yang beristirahat di sepanjang rute pendakian, mereka duduk dan minum di samping – samping rute jalan sambil menikmati pemandangan yang sudah mulai tampak indah dan dapat dilihat dari atas. Perjalanan menuju puncak kami lakukan dengan santai karena kami saling menunggu apabila ada yang kelelahan kami langsung memutuskan untuk beristirahat sekelompok di pinggiran rute jalan. Ketika terus mendaki kami kaget ketika melihat ada banyak tenda dan ternyata kami sudah sampai di puncak Gunung Andong. Kami tiba di puncak pada pukul 04.15 dan langsung mencari POS peristirahatan lalu meletakkan barang sambil bersantai untuk merileks kan badan. Setelah beberapa saat beristirahat terdengar ada orang yang sedang melakukan salat subuh, kami lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan salat subuh juga. Setelah salat subuh kami berjalan menuju ke tepian dari puncak Gunung Telomoyo untuk mendapatkan tempat atau spot foto yang bagus. Matahari mulai terlihat dan orang – orang juga mulai pergi ke tepian untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise sambil mendokumentasikannya lewat foto maupun video.


Setelah sunrise habis atau hilang kami tidak pergi ke Puncak Alap – Alap karena sangat ramai dan sudah kelelahan, kami langsung turun pada pukul 07.00. Saat melakukan perjalanan turun terasa jauh lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan saat mendaki, rute yang pernah dilewati dan cahaya matahari yang menyinari membuat perjalanan turun terasa lebih mudah. Kami bertemu dengan banyak ibu – ibu dan anak muda yang sedang mendaki menuju puncak, kami saling bertegur sapa sambil memberikan semangat kepada mereka seperti, “Sedikit lagi sampai kok Mas/Mbak/Bu.” agar mereka tetap tetap semangat. Kami tiba di bawah sekitar pukul 08.00 dan berfoto dahulu di depan gerbang masuk pendakian.

Setelah itu kami langsung pergi menuju parkiran lalu langsung pergi menuju warung soto yang berada di daerah Kota Mungkid, tepatnya berada di antara SMAN 1 Kota Mungkid dan SMPN 1 Kota Mungkid. Setelah dari warung soto kami pergi ke rumah Adit beristirahat sebentar lalu tidur hingga sekitar pukul 13.00, kami pulang ke rumah masing – masing untuk mandi dan lalu melanjutkan aktivitas masing – masing.

Pengalaman ini tak akan pernah aku lupakan, aku belajar bahwa jika ingin sesuatu yang bagus maka perlu perjalanan yang panjang dan sulit, sedangkan untuk menghilangkan sesuatu yang bagus tersebut sangat mudah tidak sesulit saat ingin mendapatkannya. Pembelajaran lain adalah tentang pentingnya kebersamaan dalam setiap prosesnya, apabila tidak ada kebersamaan maka akan terasa sangat sulit apalagi bagi pemula, jadi hargailah temanmu dan saling respect satu sama lain. Pengalaman ini akan sangat membekas dan membuatku tidak sabar untuk melakukan pendakian menuju ke gunung – gunung yang lain bersama dengan teman – temanku untuk kembali menikmati keindahan alam yang sangat luar biasa.