Hari itu, pagi yang sangat cerah menyelimuti kota kecil tempat tinggalku yaitu Kota Magelang. Aku sedang dalam perjalanan menuju kampus menggunakan sepeda motor CBR 150 R kesayanganku, yang selama ini selalu menjadi teman setia sekaligus motor kesayangan aku dalam menempuh perjalanan sehari-hari. Jalanan cukup lengang, hanya sesekali kendaraan melintas. Aku merasa percaya diri karena sudah terbiasa melewati jalan ini setiap hari. Namun, aku tidak menyangka bahwa hari itu akan menjadi salah satu pengalaman paling mendebarkan dalam hidupku.
Saat melintasi tikungan tajam di dekat pasar tidak jauh dari rumah, tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi. Aku terkejut melihatnya, tetapi masih berusaha mengendalikan sepeda motorku. Namun, nasib berkata lain. Pengendara itu tampak kehilangan kendali dan berkendara terlalu menengah di garis marka putih sehingga menyenggol stang sepeda motorku. Dalam hitungan detik, aku terpental dan terjatuh di pinggir jalan.
Aku merasakan rasa sakit yang luar biasa di lengan dan kedua kaki. Sepeda motorku tergeletak di tengah jalan dengan beberapa bagian yang rusak parah pada bagian body sebelah kiri. Orang-orang yang berada di sekitar pasar segera berlari mendekat untuk membantuku. Ada yang mengangkatku ke tepi jalan, sementara yang lain mencoba meminggirkan sepeda motorku agar tidak menghalangi lalu lintas.
Salah seorang pedagang pasar yang baik hati menawarkan air minum dan membersihkan luka di lutut dan lenganku yang mengeluarkan darah. Aku mulai merasa pusing, mungkin karena syok dan kelelahan. Untungnya, seorang bapak- bapak yang kebetulan adalah tetangga rumah lewat dengan mobilnya menawarkan untuk mengantarku ke klinik terdekat, sebelum diantarkan ke klinik aku mengamankan sepeda motor ku terlebih dahulu di sebuah bengkel yang berada tidak jauh dari kejadian kecelakaan yang menimpaku saat itu. Aku sangat berterima kasih atas bantuan dari tetanggaku.
Sesampainya di klinik, dokter segera memeriksa kondisiku. Tidak ada tulang yang patah, tetapi beberapa luka lecet cukup dalam dan memerlukan perawatan medis. Aku juga diberi obat penahan rasa sakit dari dokter klinik untuk mengurangi nyeri di bagian tubuhku yang memar. Sambil menunggu perawatan selesai, aku memikirkan kembali kejadian yang baru saja terjadi. Aku menyadari bahwa aku mungkin terlalu percaya diri dan kurang waspada saat berkendara di jalan.
Keesokan harinya, aku pergi ke bengkel untuk melihat kondisi sepeda motor kesayanganku. Hati terasa sangat sedih saat melihat beberapa bagian body motor yang hancur dan perlu diganti, dan biayanya yang cukup besar. Meski begitu, aku merasa bersyukur karena kecelakaan itu tidak berakibat fatal. Aku juga bertekad untuk lebih berhati-hati saat menggunakan sepeda motor di jalan raya, terutama di tikungan tajam yang sering menjadi lokasi rawan kecelakaan.
Pengalaman ini sangat mengajarkan aku akan banyak hal, terutama tentang pentingnya menjaga konsentrasi dan kewaspadaan saat berkendara di jalan. Jalan raya adalah tempat yang penuh dengan kemungkinan tak terduga, dan setiap pengendara harus bertanggung jawab dan berhati-hati terhadap keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain serta menggunakan atribut safety seperti helm, sim, stnk dan lainnya serta kelengkapan sepeda motor sesuai standar. Kini, setiap kali aku mengendarai sepeda motor, aku selalu memastikan bahwa kondisi fisik dan motorku dalam keadaan prima. Aku juga selalu di ingatkan oleh orang tua agar lebih berhati-hati saat berkendara di jalan raya, aku juga mengingatkan diriku untuk tidak terburu-buru dan selalu sabar saat berkendara, karena keselamatan lebih berharga daripada waktu.
Kecelakaan ini menjadi sebuah pelajaran hidup yang tidak akan pernah kulupakan sampai kapan pun itu. Meski seringkali merasa takut untuk kembali mengendarai sepeda motor, aku berhasil mengatasi rasa khawatir itu dengan meningkatkan kehati-hatian saat berkendara di jalan raya. Bagiku, pengalaman ini bukan sekadar musibah, melainkan sebuah pengingat untuk selalu menghargai hidup dan keselamatan.