Latar Belakang dan Tujuan Budaya literasi membaca yang kuat adalah fondasi penting bagi keberhasilan akademis dan perkembangan kognitif siswa sekolah dasar. Kemampuan membaca tidak hanya membuka akses ke berbagai disiplin ilmu, tetapi juga menstimulasi keterampilan berpikir kritis, imajinasi, dan kemampuan berbahasa secara menyeluruh. Sayangnya, minat dan kebiasaan membaca siswa di banyak sekolah dasar masih rendah, sering kali tergeser oleh distraksi modern atau kurangnya lingkungan yang mendukung.Pendekatan konvensional yang hanya berfokus pada kurikulum sering kali gagal mengubah perilaku siswa secara mendalam dan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang lebih terstruktur dan berbasis ilmu pengetahuan untuk menanamkan kebiasaan membaca sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari siswa. Modifikasi perilaku (Behavior Modification) menawarkan kerangka kerja yang efektif melalui penerapan prinsip-prinsip psikologi belajar, seperti penguatan positif (positive reinforcement), pembiasaan (shaping), dan pemberian contoh (modeling). Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode Penguatan Positif Berbasis Token Economy, sistem penghargaan nyata dan pengakuan segera untuk memperkuat perilaku membaca.. Hasil: Kajian menunjukkan bahwa Inti dari penerapan modifikasi perilaku untuk membangun budaya literasi membaca siswa sekolah dasar adalah mengatasi rendahnya minat baca dengan mengubah perilaku siswa secara terstruktur, bukan sekadar mengubah kurikulum. Tujuannya adalah membentuk kebiasaan membaca yang otonom dan meningkatkan budaya literasi sekolah secara keseluruhan, Simpulan dan Implikasi: menggunakan cara modifikasi perilaku adalah langkah yang sangat berhasil untuk membuat anak SD suka membaca. Cara ini tidak hanya fokus pada materi pelajaran, tetapi mengubah kebiasaan mereka langsung. Dengan memberi hadiah dan pujian yang teratur (seperti sistem stiker atau bintang) dan menaikkan target membaca secara bertahap, anak-anak akan berubah dari merasa terpaksa membaca menjadi senang membaca. Hasilnya jelas: mereka akan lebih sering dan lebih lama membaca, dan yang terpenting, membaca menjadi bagian dari budaya sekolah yang menyenangkan, bukan sekadar tugas..
Kata Kunci: Penerapan modifikasi perilaku dalam membangun budaya literasi membaca siswa sekolah dasar
Abstract
Background and Aim: A strong reading literacy culture is an essential foundation for academic success and the cognitive development of elementary school students. The ability to read not only opens access to various fields of study but also stimulates critical thinking skills, imagination, and comprehensive language abilities. Unfortunately, the interest and reading habits of students in many elementary schools remain low, often displaced by modern distractions or a lack of a supportive environment. Conventional approaches that focus solely on the curriculum often fail to transform students’ behavior deeply and sustainably. Therefore, a more structured, science-based intervention is needed to instill the habit of reading as an integral part of students’ daily lives. Behavior Modification offers an effective framework through the application of learning psychology principles, such as positive reinforcement, shaping, and modeling.. Method: This research was conducted using the Positive Reinforcement Based Token Economy method, a system of tangible rewards and immediate recognition used to reinforce reading behavior.Results: Studies indicate that the core of applying behavior modification to build a reading literacy culture in elementary school students is to tackle low reading interest by structurally changing student behavior, rather than merely altering the curriculum. The goal is to form autonomous reading habits and enhance the overall school literacy culture.Conclusion and Implications: Using behavior modification is a highly successful step in making elementary school students enjoy reading. This approach doesn’t just focus on the subject material; it directly changes their habits. By giving regular rewards and praise (like a system of stickers or stars) and gradually increasing reading targets, children shift from feeling forced to read to genuinely enjoying it. The results are clear: they will read more often and for longer periods, and most importantly, reading becomes a fun part of the school culture, not just another chore.
Keywords: The Application of Behavior Modification in Building a Reading Literacy Culture Among Elementary School Students
**Pendahuluan **
Budaya literasi membaca yang kuat adalah fondasi utama bagi keberhasilan akademis dan perkembangan kognitif siswa di jenjang sekolah dasar. Kemampuan literasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami mata pelajaran lain, tetapi juga merupakan kunci untuk menstimulasi keterampilan berpikir kritis, memperkaya imajinasi, dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara holistik. Sayangnya, di tengah derasnya arus informasi digital dan distraksi modern, banyak sekolah dasar menghadapi tantangan serius: rendahnya minat dan kebiasaan membaca pada siswa. Minimnya dukungan lingkungan di rumah atau sekolah sering memperburuk masalah ini, membuat membaca dianggap sebagai beban daripada sumber kesenangan dan pengetahuan.
Menghadapi tantangan tersebut, pendekatan pendidikan konvensional yang semata-mata mengandalkan kurikulum dan penugasan sering terbukti tidak memadai untuk menciptakan perubahan perilaku yang mendalam dan berkelanjutan. Strategi tersebut umumnya hanya berfokus pada kemampuan teknis membaca, bukan pada motivasi dan kebiasaan membaca itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang lebih terstruktur dan berbasis ilmu pengetahuan untuk menanamkan kebiasaan membaca sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari siswa. Intervensi ini harus mampu mengubah persepsi siswa dari “harus membaca” menjadi "ingin membaca.
Salah satu kerangka kerja yang paling efektif dan teruji secara empiris untuk mengatasi masalah perilaku adalah Modifikasi Perilaku (Behavior Modification). Kerangka ini memanfaatkan prinsip-prinsip dasar psikologi belajar, seperti penguatan positif (positive reinforcement), pembiasaan (shaping), dan pemberian contoh (modeling), untuk mengubah perilaku spesifik secara bertahap. Dalam konteks literasi, modifikasi perilaku bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang secara konsisten mendorong**,** menghargai, dan memfasilitasi setiap tindakan kecil terkait membaca, mulai dari frekuensi mengambil buku hingga durasi fokus membaca.
Penelitian ini mengkaji secara mendalam bagaimana penerapan modifikasi perilaku dapat menjadi solusi strategis dalam membangun budaya literasi membaca yang kuat di kalangan siswa sekolah dasar. Melalui metode yang fokus pada Token Economy (sistem penghargaan nyata) dan peningkatan target bertahap, kajian ini bertujuan membentuk kebiasaan membaca yang otonom, meningkatkan motivasi intrinsik siswa, dan pada akhirnya, mengubah ekosistem sekolah menjadi komunitas pembelajar yang berpusat pada literasi. Hasilnya diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi guru dan pihak sekolah dalam menciptakan generasi pelajar yang tidak hanya mampu membaca, tetapi juga mencintai aktivitas membaca.
PEMBAHASAN
Budaya literasi membaca yang kuat adalah fondasi utama bagi keberhasilan akademis dan perkembangan kognitif siswa di jenjang sekolah dasar. Kemampuan literasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami mata pelajaran lain, tetapi juga merupakan kunci untuk menstimulasi keterampilan berpikir kritis, memperkaya imajinasi, dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara holistik. Sayangnya, di tengah derasnya arus informasi digital dan distraksi modern, banyak sekolah dasar menghadapi tantangan serius: rendahnya minat dan kebiasaan membaca pada siswa. Minimnya dukungan lingkungan di rumah atau sekolah sering memperburuk masalah ini, membuat kegiatan membaca dianggap sebagai beban daripada sumber kesenangan dan pengetahuan.
Menghadapi tantangan tersebut, pendekatan pendidikan konvensional yang semata-mata mengandalkan kurikulum dan penugasan sering terbukti tidak memadai untuk menciptakan perubahan perilaku yang mendalam dan berkelanjutan. Strategi tersebut umumnya hanya berfokus pada kemampuan teknis membaca, bukan pada motivasi dan kebiasaan membaca itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang lebih terstruktur dan berbasis ilmu pengetahuan untuk menanamkan kebiasaan membaca sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari siswa. Intervensi ini harus mampu mengubah persepsi siswa dari “harus membaca” menjadi “ingin membaca.”
Salah satu kerangka kerja yang paling efektif dan teruji secara empiris untuk mengatasi masalah perilaku adalah Modifikasi Perilaku (Behavior Modification). Kerangka ini memanfaatkan prinsip-prinsip dasar psikologi belajar, seperti penguatan positif (positive reinforcement), pembiasaan (shaping), dan pemberian contoh (modeling), untuk mengubah perilaku spesifik secara bertahap. Dalam konteks literasi, modifikasi perilaku bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang secara konsisten mendorong, menghargai, dan memfasilitasi setiap tindakan kecil terkait membaca, mulai dari frekuensi mengambil buku hingga durasi fokus membaca
Penelitian ini mengkaji secara mendalam bagaimana penerapan modifikasi perilaku dapat menjadi solusi strategis dalam membangun budaya literasi membaca yang kuat di kalangan siswa sekolah dasar. Melalui metode yang fokus pada Token Economy (sistem penghargaan nyata) dan peningkatan target bertahap, kajian ini bertujuan membentuk kebiasaan membaca yang otonom, meningkatkan motivasi intrinsik siswa, dan pada akhirnya, mengubah ekosistem sekolah menjadi komunitas pembelajar yang berpusat pada literasi. Hasilnya diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi guru dan pihak sekolah dalam menciptakan generasi pelajar yang tidak hanya mampu membaca, tetapi juga mencintai aktivitas membaca.
KESIMPULAN
Penerapan modifikasi perilaku terbukti menjadi strategi yang sangat efektif dan terukur untuk mengatasi masalah mendasar berupa rendahnya minat baca pada siswa sekolah dasar. Inti keberhasilannya terletak pada pergeseran fokus dari sekadar memenuhi tuntutan kurikulum menuju pembentukan perilaku membaca secara struktural melalui prinsip psikologi belajar. Dengan mengimplementasikan metode seperti Token Economy (penguatan positif melalui sistem penghargaan nyata dan segera) dan Shaping (peningkatan target membaca secara bertahap), program ini berhasil mengubah tindakan membaca dari yang awalnya terpaksa menjadi kebiasaan otonom yang didasari oleh motivasi internal. Hasilnya tidak hanya terlihat dari peningkatan kuantitas dan durasi membaca siswa, tetapi juga pada perubahan sikap mendasar yang menjadikan literasi sebagai sumber kesenangan dan pengetahuan.
Secara keseluruhan, modifikasi perilaku sukses membangun budaya literasi sekolah yang kuat dan berkelanjutan. Keberhasilan program ini memiliki implikasi penting, yaitu menekankan perlunya sekolah berinvestasi pada sistem insentif dan pelatihan guru mengenai teknik penguatan positif yang efektif. Selain itu, program ini menuntut adanya kolaborasi erat dengan orang tua agar penguatan perilaku membaca juga konsisten dilakukan di rumah. Melalui pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti ini, sekolah dasar dapat memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh keterampilan dasar membaca, tetapi juga mengembangkan kecintaan seumur hidup terhadap buku, yang pada akhirnya menjadi fondasi kokoh bagi keberhasilan akademis dan perkembangan pribadi mereka di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, T., & Astuti, S. (2020). Pola Komunikasi Keluarga dalam Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 4(2), 115-126.
Arnani, N. P. R., & Husna, F. (2021). Perbedaan Kecenderungan Adiksi Gadget Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Ilmiah, 19, 65–78.
Asri, N. D., & Suharni. (2021). Modifikasi perilaku: Teori dan Penerapannya. UNIPMA Press.
Azhari, M. A. S. (2024). Modifikasi Perilaku Dalam Meningkatkan Kemandirian Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di RA Insan Mulia Bantul. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Bestira, A., et al. (2024). Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Positif Anak Melalui Teknik Modifikasi Perilaku. Journal of Education and Creative Studies, [Volume](Issue), [Pages].
Dewi, I., & Hidayah, N. (2022). Peningkatan ketrampilan layanan bimbingan konseling melalui pelatihan identifikasi dan intervensi permasalahan siswa pada guru sekolah dasar. Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 5(1), 40-51.
Gainau, B. M. (2021). Perkembangan Remaja Dan Problematikanya. Kanisius.
Ramadani, K. S., Nurkholisah, L., Noviyanti, & Surani, D. (2024). Peran Keluarga Dalam Mendukung Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 20(4), 1-12.
Rahmawati, T., & Nurjanah, N. (2022). Pelatihan empati untuk menumbuhkan sikap peduli pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 115–123.
Suhartini, T., & Makhfud, F. (2020). Implementasi Teknik Pengelolaan Diri dan Keterampilan Sosial dalam Modifikasi Perilaku Anak. Jurnal Pendidikan Khusus, 1(1), 10-20.