Tahun 2045 bangsa Indonesia akan mengalami momentum yang paling penting dalam perjalanan sejarah, karena pada saat itu Indonesia memasuki usianya yang ke-100 tahun kemerdekaan. Harapan besar bahwa pada tahun 2045 Indonesia akan diisi generasi yang memiliki usia produktif dalam jumlah mayoritas. Generasi tersebut dikenal dengan sebutan generasi emas 2045. Generasi emas 2045 adalah suatu gagasan dalam rangka mendorong kemajuan bangsa untuk menciptakan generasi muda yang dianggap sebagai generasi yang memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam berbagai bidang. Menghadapi situasi tersebut gerakan perubahan yang harus dilakukan salah satunya adalah melalui bidang pendidikan terutama pendidikan karakter. Gerakan pendidikan karakter merupakan gerakan pendidikan yang bertujuan untuk memperkuat karakter seseorang melalui hati, perasaan, dan pikiran.
Pendidikan karakter merupakan pondasi utama dalam membentuk generasi yang unggul, sehingga mereka tidak hanya memiliki kecerdasan akademis saja tetapi juga memiliki nilai moral yang kuat. Pentingnya pendidikan karakter tidak hanya mencakup lingkungan akademis, tetapi peran keluarga dan masyarakat juga dibutuhkan. Kolaborasi yang seimbang antara pendidikan formal dan informal menjadikan suatu individu dengan karakter yang kokoh. Hal ini penting dikarenakan generasi muda lah yang akan menentukan arah bangsa Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, sangat penting bahwasannya pendidikan karakter mulai diajarkan sejak anak usia dini agar terbentuk kepribadian yang lebih baik di masa mendatang. Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan, sehingga generasi muda bisa terus memperbaiki dirinya ke hal yang lebih baik.
Nilai-nilai dasar untuk membentuk suatu pondasi yang kuat bagi pengembangan karakter yaitu meliputi nilai religius, jujur, disiplin, kerja keras, cinta tanah air, dan peduli sosial.
- Religius
Merujuk pada penanaman dan pengembangan nilai-nilai keagamaan sesuai keyakinan setiap individu yang membantu untuk membedakan perihal yang benar dan salah. Membangun kesadaran akan pentingnya hidup damai dengan mengajarkan sikap toleransi terhadap perbedaan. - Jujur
Merujuk pada pengembangan sikap dan perilaku yang selalu berpegang pada kebenaran dalam segala aspek kehidupan, dimana selalu konsisten antara perkataan dan perbuatan. - Disiplin
Merujuk pada pengembangan kebiasaan mematuhi aturan dan mengendalikan diri untuk menacapai suatu tujuan dalam jangka yang panjang. Mengajarkan rasa tanggung jawab dan dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu. - Kerja Keras
Merujuk pada pengembangan kebiasaan untuk berusaha secara maksimal, tidak pantang menyerah dalam mencapai suatu tujuan. Meningkatkan ketahanan mental dalam menghadapi situasi yang sulit. - Cinta Tanah Air
Merujuk pada pengembangan rasa bangga terhadap budaya dan negara, serta memperkuat identitas nasional. Menumbuhkan semangat untuk memajukan dan membela kedaulatan negara. - Peduli Sosial
Mendorong sikap empati dan mengajarkan pentingnya memahami perasaan orang lain. Mendorong partisipasi dalam upaya memperjuangkan hak dan keadilan.
Tantangan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah kurangnya peran dari beberapa orang tua. Karena mereka mungkin belum sepenuhnya memahami pentingnya pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak kecil. Peran keluarga dalam hal ini tidak bisa diabaikan, karena orang tua adalah teladan untuk anak-anaknya yang mana segala perilaku orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak. Kolaborasi yang sesuai antara lingkungan akademis dan lingkungan keluarga menciptakan sinergi yang kuat, dimana nilai-nilai yang diajarkan di sekolah diperkuat dengan diterapkan di rumah.
Tantangan lainnya berupa pengaruh teknologi dan media sosial, meskipun media sosial memiliki dampak positif namun juga memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap pendidikan karakter. Salah satunya yaitu konten negatif yang dapat merusak perkembangan moral dan cyberbullying yang dapat mengakibatkan rasa percaya diri menurun. Gaya hidup juga membawa sejumlah pengaruh negatif, gaya hidup yang serba cepat dan instan bisa mengurangi kesabaran, ketekunan, dan kerja keras. Pemenuhan kebutuhan yang praktis dan mudah menjadikan kurangnya kesabaran dan cepat frustasi ketika menghadapi situasi yang membutuhkan proses yang lebih lama.
Upaya untuk mengatasi hambatan implementasi pendidikan karakter yaitu diperlukan kolaborasi yang melibatkan orang tua, guru, dan masyarakat. Melalui kolaborasi ini pendidikan karakter menjadi sebuah usaha kolektif di berbagai aspek kehidupan, sehingga lebih efektif untuk membentuk generasi yang berkarakter. Penggunaan teknologi dan media sosial dengan bijaksana, memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai positif di era digital. Melalui media sosial, pendidikan karakter dapat mencapai jangkauan yang luas untuk menyebarkan konten yang mendidik tentang nilai-nilai moral. Gaya hidup yang sederhana serta penting untuk mempraktikkan nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, disiplin, kerja keras, cinta tanah air, dan peduli sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang positif.